Marjin Pemasaran Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam Pontianak

5.4.6. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam Pontianak

Marjin pemasaran merupakan perbedaan harga yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayar oleh konsumen. Marjin pemasaran ditentukan oleh besarnya biaya yang dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh oleh lembaga pemasaran. Besarnya marjin pemasaran dan penyebaran untuk pola-pola saluran pemasaran pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 12 sampai dengan 19.

5.4.6.1. Marjin Pemasaran

Pada lokasi penelitian memiliki tiga pola pemasaran yang terdiri dari delapan saluran pemasaran. Berdasarkan pola pemasaran yang terjadi total marjin pemasaran yang terbesar terjadi pada pola pemasaran ketiga yaitu saluran pemasaran kedelapan yaitu sebesar Rp 4 546 per Kilogram atau 75.76 persen dan marjin pemasaran yang terkecil terjadi pada pola pemasaran kesatu pada saluran kesatu yaitu sebesar Rp 2 360 per Kilogram atau 61.87 persen. Tingginya marjin pemasaran yang terjadi pada pola pemasaran ketiga saluran pemasaran kedelapan disebabkan karena tahapan lembaga pemasaran yang panjang atau karena jarak dari produsen ke konsumen yang jauh sehingga fungsi resiko yang akan diterima juga jauh lebih besar pada waktu pengiriman dibandingkan pada pola pemasaran yang lainnya sehingga marjin pemasarannya besar, demikian juga sebaliknya untuk marjin pemasaran yang kecil yaitu karena jarak yang pendek dan fungsi resiko yang diterima lebih kecil. Pada kasus pola pemasaran kedua pada saluran kedua yaitu petaniÆ pedagang pengumpul Sambas Æ pedagang distributor Sambas Æ Pedagang pengecer Sei PinyuhÆ konsumen Pinyuh total marjin sebesar Rp 2 935 per Kilogram atau 66.87 persen sedangkan saluran pemasaran keenam yaitu petani Æ pedagang pengumpul Sambas Æ pedagang distributor Sambas Æ pengecer Kota Pontianak Æ konsumen Kota Pontianak total marjin pemasaran sebesar Rp 2 566 per Kilogram atau 63.82 persen apabila dilihat dari jarak untuk saluran pemasaran kedua adalah lebih dekat dibanding saluran pemasaran keenam. Hal ini disebabkan biaya pemasaran pada saluran kedua lebih besar karena pada tahapan pedagang pengecer di saluran pemasaran kedua penjualan jeruk ke konsumen dilakukan dengan cara keliling kampung menggunakan kendaraan sepeda motor.

5.4.6.2. Farmer’s Share