Analisis Pendapatan Usahatani HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Pendapatan Usahatani

Hasil analisis pendapatan usahatani pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, secara rinci seperti pada Tabel 11. Tabel 11. Analisis Pendapatan Usahatani Pengembangan Sentra Jeruk Siam Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat Hektar Umur Produksi Kilogram Harga Rp Penerimaan Rp Biaya Rp Pendapatan Rp Discaunt Faktor 13 11 788 725 -11 788 726 - 11 788 725 1 6 607 675 -6 607 675 -5 847 500 2 1 275 2 660 3 614 550 7 479 894 -3 865 344 -3 027 131 3 2 375 2 660 7 252 350 7 989 524 - 737 174 -510 898 4 3 400 2 660 12 359 574 7 972 715 4 386 859 2 690 543 5 4 230 2 660 15 377 064 7 582 583 7 7 94 482 4 230 532 6 5 980 2 660 21 738 456 9 358 095 12 380 361 5 946 517 7 7 450 2 660 27 081 846 8 294 483 18 787 364 7 7985 769 8 9 650 2 660 35 078 952 9 349 903 25 729 050 9 678 236 9 12 430 2 660 45 185 100 10 208 703 34 976 398 11 643 112 10 13 760 2 660 50 016 364 10 254 750 39 763 614 11 713 897 11 13 250 2 660 48 165 510 9 572 513 38 592 998 10 061 104 12 12 450 2 660 45 257 574 10 786 133 34 471 442 7 952 765 13 9 750 2 660 35 447 904 8 801 288 26 646 617 5 440 293 14 7 650 2 660 27 808 830 8 909 203 18 899 628 3 414 720 374 386 074 134 956 183 239 429 892 59 583 233 Rata-rata pendapatan pertahun 15 961 993 3 972 216 Sumber : Analisis data primer, 2007 Berdasarkan hasil analisis pendapatan usahatani pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak layak untuk dikembangkan. Hal ini ditunjukkan dengan pendapatan usahatani Tabel 11 dan Lampiran 4 yaitu sebesar rata-rata Rp 15.961 juta per tahun per Hektar sampai dengan umur tanaman 15 tahun. Biaya total yang diperlukan petani jeruk Siam Pontianak sampai pada tahun ke lima belas mencakup biaya investasi adalah sebesar Rp 134.956 juta yang terdiri dari tradable inputs Rp 35.152 juta yaitu pupuk sebesar 18.000 juta, pestisida sebesar Rp 12.487 juta dan alat-alat pertanian Rp 4.665 juta. Faktor domestik yaitu tenaga kerja Rp 56.336 juta modal Rp 15.525 juta, lahan Rp 15.225 juta dan sarana lainnya Rp 12.716 juta. Total pendapatan Rp 374.386 juta Biaya operasional pada tahun pertama penanaman jeruk dan selanjutnya sampai pada umur ke lima belas berkisar Rp 6.607 juta – Rp 11.788 juta dengan biaya rata-rata per tahun sebesar Rp 8.997 juta. Tingginya biaya operasional ini salah satu diantaranya disebabkan tingginya harga faktor domestik terutama upah tenaga kerja, modal kerja, sewa lahan, dan sarana alat pertanian dan faktor tradable inputs meliputi harga pupuk NPK plus, pestisida dan sarana pertanian lainya bibit, keranjang buah dan pupuk kandang Hasil analisis penerimaan usahatani dalam kurun waktu lima belas tahun adalah total produksi 103 604 Kilogram dengan harga rata-rata Rp 2 660 per Kilogram total penerimaan petani per Hektar sebesar Rp 374.386 juta dikurangi total biaya pengeluaran sebesar Rp 134.956 juta, maka total pendapatan petani jeruk adalah sebesar Rp 239.430 juta dengan rata-rata pendapatan pertahun sebesar Rp 15.962 juta dan rata-rata produksi pertahun sebanyak 7 400 Kilogram. Pada lokasi penelitian umur tanaman 6-10 tahun sebanyak 43.33 persen, umur 0-5 tahun sebanyak 40 persen dan umur diatas 10 tahun sebanyak 16.67 persen, berdasarkan analisis pendapatan usahataninya per Hektar pada umur tanaman 6-10 tahun adalah total penerimaan sebesar Rp 17.957 juta, total pengeluaran input tradable sebesar Rp 2.152 juta, domestik sebesar Rp 6.587 juta maka pendapatan petani per Hektar adalah sebesar Rp 9.217 juta. Total produksi adalah sebanyak 9 650 Kilogram dengan harga rata-rata sebesar Rp 1 446 per Kilogram, dengan kepemilikan luas lahan antara 0.5-5 Hektar dengan rata-rata seluas 1.35 Hektar dengan jumlah keluarga 3-4 orang per KK, maka pengembangan jeruk Siam Pontianak layak untuk dikembangkan hal ini ditunjukkan dengan tingkat pendapatan per bulan sebesar Rp 768 ribu per Hektar atau sebesar Rp 1.036 juta per 1.35 Hektar sehingga pendapatan per kapita per bulan sebesar Rp 259 ribu, bila dibandingkan tingkat upah minimum regional Provinsi Kalimantan Barat tahun 2006-2007 sebesar Rp 750 ribu per bulan . Rendahnya pendapatan pada saat penelitian apabila dibanding dengan proyeksi umur tanaman 15 tahun, hal ini disebabkan karena pada saat penelitian harga jeruk mengalami penurunan harga sebesar 40 persen bila dibanding harga musim panen 2003-2006 sebelumnya. Berdasarkan analisis usahatani pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak mencapai masa produksi optimum yaitu pada saat tanaman berumur sebelas tahun dengan produksi berkisar 13 760 Kilogram, sehingga tanaman sejak mulai berumur sebelas tahun ke atas diharapkan petani mampu memperbaiki sistem budidayaagronominya agar supaya dapat mempertahankan hasil produksinya kembali dan petani tidak mengalami kerugian yang cukup besar.

5.2. Analisis Kelayakan Finansial dan Ekonomi