Policy Analysis Matrix Lahan

dimana: SER t = nilai tukar bayangan tahun t RpUS SCF t = standard conversion factor faktor konversi standar tahun t X t = nilai ekspor Indonesia tahun t Rp M t = nilai impor Indonesia tahun t Rp TM t = pajak impor dan bea masuk tahun t Rp

3.4.5. Policy Analysis Matrix

Untuk menganalisis dampak kebijakan pemerintah dalam pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak terhadap dayasaing dan analisis sensitivitas terhadap berbagai perubahan harga-harga input sarana produksi maupun harga output digunakan PAM. Kriteria analisis dampak kebijakan: 1. Keuntungan Privat Private Profitability; D= A-B-C Keuntungan privat merupakan indikator dayasaing competitiveness dari sistem pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak berdasarkan teknologi, nilai output, biaya input dan tansfer keijakan yang ada. D 0 maka pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak itu memperoleh profit diatas normal yang mempunyai implikasi bahwa pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak itu mampu berekspansi, kecuali apabila sumberdaya terbatas atau adanya komoditi alternatif yang lebih menguntungkan. 2. Keuntungan Sosial Sosial Profitability; H = E-F-G Keuntungan sosial merupakan indikator keunggulan komparatif comparative advantage atau efisiensi dari pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak pada kondisi tidak ada divergensi dan penerapan kebijakan efisien. H 0 dan nilai makin besar, berarti pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak makin efisien dan mempunyai keunggulan komparatif yang tinggi. H 0 berarti pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak tidak mampu hidup tanpa bantuan atau inervensi pemerintah. Untuk komoditi tertentu, daerah yang mempunyai keuntungan sosial lebih besar akan memperoleh prioritas lebih tinggi untuk pengembangan komoditi tersebut. 3. Rasio Biaya Privat Private Cost Ratio = CA – B Rasio biaya privat adalah rasio biaya domestik terhadap nilai tambah dalam harga privat. Nilai PCR menunjukkan berapa banyak sistem produksi usahatani jeruk Siam Pontianak dapat menghasilkan untuk membayar semua faktor domestik yang digunakannya, dan tetap dalam kondisi kompetitif. Keuntungan maksimal akan diperoleh manakala sistem produksi usahatani jeruk siam mampu meminimumkan nilai PCR, dengan cara meminimumkan biaya faktor domestik. Apabila nilai PCR 1 dan nilainya makin kecil, berarti sistem produksi usahatani jeruk Siam Pontianak mampu membiayai faktor domestiknya pada harga privat dan kemampuannya tersebut akan meningkat. 4. Rasio Biaya Sumberdaya Domestik Domestic Resources Cost = GE – F Merupakan rasio biaya sumberdaya domestik terhadap nilai tambah pada harga sosialnya, dalam mata uang asing US. Nilai DRC merupakan salah satu kriteria kemampuan sistem usahatani jeruk Siam Pontianak dalam membiayai faktor domestik pada harga sosialnya atau kriteria dari efisiensi ekonomi relatif dari suatu sistem produksi. Nilai DRC merupakan kriteria keunggulan komparatif dari usahatani jeruk Siam Pontianak. DRC 1 sistem produksi usahatani jeruk Siam Pontianak dinilai tidak mampu bertahan tanpa subsidi pemerintah, sehingga lebih baik melakukan impor saja daripada memproduksi sendiri, karena sistem produksi usahatani dinilai akan memboroskan sumberdaya yang langka. DRC 1 dan nilainya makin kecil, berarti sistem produksi usahatani jeruk Siam Pontianak makin efisien dan memiliki dayasaing di pasar dunia, sehingga dinilai memiliki peluang ekspor yang makin besar.

3.4.6. Analisis Sensitivitas Kebijakan Pemerintah