Ditinjau dari Respon Siswa

4.2.6 Ditinjau dari Respon Siswa

Piaget dalam Rifa’i dan Anni, 2010: 27-30membagi tahap perkembangan kognitif ke dalam empat tahap, antara lain: 1 tahap sensorimotor; 2 tahap pra- operasional; 3 tahap konkret operasional; dan 4 tahap formal operasional. Siswa usia SD 7-11 tahunberada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini siswa sudah mulai memahami aspek-aspek komulatif materi serta mempunyai kemampuan memahami cara mengombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatanya selain itu, siswa sudah mampu berfikir secara sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret. Oleh karena itu, guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa. Hal ini dilakukan karena perhatian anak pada tingkat usia tersebut masih mudah beralih, artinya dalam jangka waktu tertentu perhatian anak dapat tertarik kepada banyak hal, tetapi waktu tertentu pula perhatian anak berpindah-pindah. Dalam pembelajaran, peran siswa juga termasuk hal yang perlu diperhatikan. Siswa harus aktif dalam melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari. Guru harusnya dapat memberikan peluang optimal bagi terjadinya proses belajar. Namun, yang menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa sendiri. Paradigma konstruktivistik memandang siswa sudah memilik kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut adalah menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu, meskipun kemampuan awal tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendepat guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan. Berdasarkan penelitian di 5 SD kecamatan Ngaliyan menunjukkan bahwa siswa akan lebih memahami materi dan aktif apabila cara mengajar guru yang menyenangkan dengan menggunakan beberapa model pembelajaran dan menggunakan alat peraga atau benda-benda yang konkret. Adanya media pembelajaran membuat siswa lebih memahami materi dan meningkatkan motivasi belajar serta aktivitas siswa. Kebanyakan siswa juga sudah senang dalam mengikuti pembelajaran dan faham dengan pelajaran yang diberikan oleh guru. Walaupun masih ada beberapa murid disalah satu SD yang mengikuti pembelajaran dengan malas dan tidak semangat dikarenakan cara mengajar guru yang membosankan. Hal ini menjadikan siswa tidak aktif dan materi yang dipelajari tidak bisa ditangkap sehingga tujuan pembelajaran tidak bisa tercapai. Kebanyakan siswa kelas rendah akan bersemangat bila guru memberikan sesuatu hal yang baru kepada siswa, misal belajar menggunakan Proyektor dan LCD, siswa akan serius dan semangat dalam belajar, sehingga hal ini bisa menimbulkan rasa percaya diri siswa untuk meyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. 211 BAB V PENUTUP

5.1. SIMPULAN