Hakikat Pembelajaran Prinsip Pembelajaran

2.1.4 Pembelajaran

2.1.4.1 Hakikat Pembelajaran

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa , “Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Dalam pengertian tersebut terkandung lima konsep, yakni interaksi siswa, guru, sumber belajar dan lingkungan belajar. Dalam kata pembelajaran terkandung dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar. Ini berarti bahwa pembelajaran menuntut terjadinya komunikasi antara dua arah atau dua pihak yaitu pihak yang mengajar yaitu guru sebagai guru dengan pihak yang belajar yaitu siswa sebagai siswa. Menurut Sri Anitah 2009:1.18 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsure tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan.

2.1.4.2 Prinsip Pembelajaran

Menur ut Sukamto dalam Rifa’I dan Anni 2011:197-199 menyatakan bahwa prinsip belajar menurut teori belajar tertentu, teori tingkah laku dan prinsip-prinsip pengajaran dalam implementasinya akan berintegrasi menjadi prinsip-prinsip pembelajaran. a. Prinsip pembelajaran bersumber dari teori behavioristik Pembelajaran yang dapat menimbulkan proses belajar dengan baik apabila : a Peserta didik berpartisipasi secara aktif. b Materi disusun dalam bentuk unit-unit kecil dan diorganisir secara sistematis dan logis. c Tiap respon peserta didik diberi balikan dan disertai penguatan. b. Prinsip pembelajaran bersumber dari teori kognitif. Delapan prinsip pembelajaran yang digali dari teori kognitif Bruner dan Ausuble yaitu bahwa pembelajaran akan lebih bermakna apabila : a Menekankan akan makna dan pemahaman, b Mempelajari materi tidak hanya proses pengulangan, tetapi perlu disertai proses transfer secara lebih luas, c Menekankan adanya pola hubungan, seperti bahan dan arti, atau bahan yang telah diketahui dengan struktur kognitif, d Menekankan pembelajaran prinsip dan konsep, e Menekankan struktur disiplin ilmu dan struktur kognitif, f Obyek pembelajaran seperti apa adanya dan tidak disederhanakan dalam bentuk eksperimen dalam situasi laboratories. g Menekankan pentingnya bahasa sebagai dasar pikiran dan komunikasi, dan h Perlunya memanfaatkan pengajaran perbaikan yang lebih bermakna. c. Prinsip pembelajaran dari teori humanism Belajar adalah bertujuan memanusiakan manusia. Anak yang berhasil dalam belajar apabila dapat mengaktualisasi dirinya dengan lingkungan maka pengalaman dan aktivitas peserta didik merupakan prinsip penting dalam pembelajaran humanistic. d. Prinsip pembelajaran dalam rangka pencapaian ranah tujuan. Ranah tujuan pembelajaran dapat dibedakan atas ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran ranah tertentu, diperlukan prinsip pembelajaran yang tidak sama, terutama prinsip yang mengatur prosedur dan pendekatan pembelajaran itu sendiri. e. Prinsip pembelajaran konstruktivisme Prinsip yang Nampak dalam pembelajaran ini adalah : a Pertanyaan dan konstruksi jawaban peserta didik adalah penting, b Berlandasan beragam sumber informasi materi dapat dimanipulasi para peserta didik, c Pendidik lebih bersikap interaktif dan berperan sebagai fasilitator dan mediator bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar, d Program pembelajaran dibuat bersama peserta didik agar mereka benar-benar terlibat dan bertanggung jawab kontrak pembelajaran, dan e Strategi pembelajaran, student-centered learning, dilakukan dengan belajar aktif, belajar mandiri, koperatif dan kolaboratif. f. Prinsip pembelajaran bersumber dari azas mengajar. Bertolak dari pengertian bahwa keberhasilan mengajar perlu diukur dari bagaimana partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar den seberapa hasil yang dicapai. Dalam menjawab dua permasalahan tersebut ahli-ahli didaktik mengarahkan perhatian kepada tingkah laku pendidik sebagai organisator proses belajar mengajar. Maka timbullah azas-azas mengajar, yaitu suatu kaidah bagi pendidik-pendidik dalam bertingkah laku mengajar agar lebih berhasil.

2.1.4.3 Tujuan Pembelajaran