2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai
kebutuhan anak didik masing-masing. 3.
Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetpi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan. 4.
Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua anak didik sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan. 6.
Guru sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesame guru, baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan. 8.
Guru secara hokum bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
2.1.8 Siswa
2.1.8.1 Anak Didik sebagai Pokok Persoalan
Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Anak didik bukan
binatang, tetapi ia adalah manusia yang mempunyai akal. Anak didik adalah unsure manusiawi yang penting dalam kegiatan interaksi edukatif. Ia dijadikan
sebagai pokok persoalan dalam semua gerak kegiatan pendidikan dan pengajaran. Sebagai pokok persoalan, anak didik memiliki kebutuan yang menempati posisi
yang menentukan dalam sebuah interaksi. Guru tidak mempunyai arti apa-apa tanpa kehadiran anak didik sebagai subjek pembinaan. Jadi, anak didik adalah
kunci yang menentukan untuk terjadinya interaksi edukatif Djamarah, 2010:51.
2.1.8.2 Perbedaan Individual Anak Didik
Uno 2012: 262 menyatakan beberapa karakteristik anak sekolah dasar yaitu antara lain:
a. Perbedaan Individual Anak Usia SD
Pada dasarnya setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan merupakan variasi yang terjadi, baik pada aspek fisik maupun psikologis. Seorang
guru dapat mengetahui perbedaan individual dengan mengamati ciri fisik, seperti tinggi atau bentuk badan. Ciri lain yang adalah dari tingkah laku masing-masing
siswa. b.
Perbedaan pada Perkembangan Intelektual Seorang anak umumnya memasuki jenjang pendidikan SD pada usia 6
tahun, dimana diperkirakan sudah siap menerima pelajaran dan dapat mengalami kemajuan belajar secara teratur dalam tugas sekolah. Walaupun demikian ada
siswa yang pada usia tersebut belum mampu mengikuti pelajaran yang diberikan secara teratur dan kadang-kadang ketidakmampuan siswa yang keluar dalam
bentuk tidak bisa mengerjakan tugas sekolah dianggap guru sebagai suatu kemalasan. Semestinya hal tersebut dipandang sebagai suatu perbedaan dalam
kemampuan intelektualnya.
c. Perbedaan pada Perkembangan Moral
Perbedaan yang dapat terjadi pada aspek perkembangan moral pada individu tergantung dari lingkungan bukan bawaan lahir. Lingkungan keluarga, teman
sebaya dan sekolah dan guru membuat perbedaan pada perkembangan moral anak. d.
Perbedaan Kemampuan Setiap anak SD mempunyai kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, atau
kemampuan kognitif yang berbeda-beda. Kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh oleh faktor intelektual dan lingkungan, selain faktor fisik juga
organ berbicara seseorang.
2.1.8.3 Karakteristik Siswa