Indikator Pemberian Ilustrasi Indikator Pengorganisasian Materi

Indikator Membuka Pelajaran Diagram 4.6 Persentase pada Indikator Membuka Pelajaran Berdasarkan tabel 4.6 dan diagram 4.6 dapat diperoleh data bahwa SDN Ngaliyan 05 memiliki persentase tinggi pada indicator membuka pelajaran yaitu 97,2 , SDN Bringin 01 91,6, SDN Purwoyoso 02 dan SDN Podorejo 01 memiliki persentase yang sama yaitu 88,8. Sedangkan SDN Kalipancur 02 memiliki persentase yang rendah yaitu 77,7. Kendalanya yang dialami saat guru membuka pelajaran yaitu tujuan pembelajaran yang disampaikan guru kadang tidak sesuai dengan hasil dikarenakan kondisi siswa saat pembelajaran.

4.1.3.1.3 Indikator Pemberian Ilustrasi

Indikator kemampuan guru menjelaskan yang ketiga yaitu pemberian ilustrasi. Indikator ini mencakup empat deskriptor yaitu guru menggunakan contoh benda nyata, membawa benda nyata, guru mengajak siswa ke lingkungan dan guru kreatif dan tidak terpaku pada buku. Adapun hasil pencapaian kemampuan guru menjelaskan di SD Kecamatan Ngaliyan pada indikator pemberian ilustrasi dapat dilihat dari hasil penelitian sebagai berikut: Tabel 4.7 Persentase Indikator Pemberian Ilustrasi Nama Sekolah Kelas Pertemuan Jumlah Jumlah Skor Persentase Kriteria 1 2 3 SDN Purwoyoso 02 1 1 2 3 21 58,3 Cukup Baik 2 3 3 3 9 3 3 3 3 9 SDN Bringin 01 1 1 1 1 3 9 25 Sangat Tidak Baik 2 1 1 1 3 3 1 1 1 3 SDN Kalipancur 02 1 1 1 1 3 15 41,6 Kurang Baik 2 1 1 3 5 3 3 3 1 7 SDN Podorejo 01 1 1 1 1 3 8 22,2 SangatTidak Baik 2 1 1 1 3 3 1 1 2 SDN Ngaliyan 05 1 3 3 1 7 13 36,1 SangatTidak Baik 2 1 1 1 3 3 1 1 1 3 Indikator Pemberian Ilustrasi Diagram 4.7 Persentase pada Indikator Pemberian Ilustrasi Berdasarkan tabel 4.7 dan diagram 4.7 dapat diperoleh data bahwa SDN Purwoyoso 02 memiliki tingkat pesentase tinggi pada indicator pemberian ilustrasi sebanyak 58,3, SDN Kalipancur 02 sebanyak 41,2, SDN Ngaliyan 05 sebanyak 36,1, SDN Bringin 01 sebanyak 25 dan SDN Podorejo 01 memiliki persentase terendah yaitu 22,2. Permasalahan yang dialami guru yaitu guru belum bisa menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Jadi pembelajaran hanya terfokus pada buku dan penjelasan saja.

4.1.3.1.4 Indikator Pengorganisasian Materi

Indikator kemampuan guru menjelaskan yang keempat yaitu pengorganisasian materi. Indikator ini mencakup empat deskriptor yaitu menata perurutan yang logis dan sistematis, melakukan pengaitan dengan materimata pelajaran lain, melakukan penyederhanaan yang dapat ditempuh dengan membatasi penggunaan kata-kata dan istilah yang asing dan memperbanyak contoh dan ilustrasi yang lebih realisitik, sederhana, dan dekat dengan kehidupan siswa. Adapun hasil pencapaian kemampuan guru menjelaskan di SD Kecamatan Ngaliyan pada indikator pengorganisasian materi dapat dilihat dari hasil penelitian sebagai berikut: Tabel 4.8 Persentase Indikator Pengorganisasian Materi Nama Sekolah Kelas Pertemuan Jumlah Jumlah Skor Persentase Kriteria 1 2 3 SDN Purwoyoso 02 1 2 3 3 8 28 77,7 Baik 2 3 4 3 10 3 4 3 3 10 SDN Bringin 01 1 3 1 1 5 21 58,3 Cukup Baik 2 3 2 2 7 3 3 4 2 9 SDN Kalipancur 02 1 3 2 2 7 24 66,6 Cukup Baik 2 3 2 4 9 3 3 3 2 8 SDN Podorejo 01 1 4 4 4 12 29 80,5 Baik 2 3 2 3 8 3 4 3 2 9 SDN Ngaliyan 05 1 4 4 4 12 29 80,5 Baik 2 3 4 1 8 3 2 4 3 9 Indikator Pengorganisasian Materi Diagram 4.8 Persentase pada Indikator Pengorganisasian Materi Berdasarkan tabel 4.8 dan diagram 4.8 dapat diperoleh data bahwa ada 2 SD yang memperoleh persentase tinggi yaitu SDN Podorejo 01 dan SDN Ngaliyan 05 masing-masing 80,5. Sedangkan SDN Purwoyoso 02 memiliki persentase sebanyak 77,7, SDN Kalipancur 02 sebanyak 66,6 dan SDN Bringin 01 memiliki persentase terendah sebanyak 58,3. Permasalahan yang dialami guru adalah guru kurang memberikan contoh ilustrasi yang lebih nyata pada anak, jadi terkadang anak menjadi bingung mengingat cara berfikir anak SD kelas rendah masih bersifat konkret.

4.1.3.1.5 Indikator Penekanan pada Intonasi Suara