Agar koperasi mempunyai kedudukan sebagai badan hukum, Akta Pendirian yang didalamnya termuat Anggaran Dasar perlu disahkan oleh Pemerintah. Hal ini sesuai
dengan ketentuan Pasal 9 Undang-Undang Perkoperasian.
151
Pengesahan koperasi sebagai badan hukum akan diperoleh setelah para pendiri mengajukan permintaan secara tertulis
disertai dengan Akta Pendirian Koperasi. Pengesahan Akta Pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga bulan setelah diterimanya permintaan pengesahan. Bila
pengesahan sudah diberikan maka selanjutnya Akta Pendirian wajib diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
152
Dalam hal permintaan pengesahan Akta Pendirian ditolak, alasan penolakan harus diberitahukan kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 tiga bulan
setelah diterimanya permintaan. Bila hal ini yang terjadi, maka terhadap penolakan dimaksud para pendiri diberi hak untuk mengajukan permintaan ulang dalam waktu paling
lama 1 satu bulan sejak diterimanya penolakan, dan keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu paling lama 1 satu bulan sejak
diterimanya pengajuan permintaan ulang.
153
7. Perangkat Organisasi Koperasi
Menurut Pasal 21 Undang-Undang Perkoperasian, perangkat organisasi koperasi terdiri dari:
a. Rapat Anggota; b. Pengurus; dan
c. Pengawas.
a. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan koperasi. Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai
mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan
151
Periksa Pasal 9 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
152
Periksa Pasal 10 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
153
Periksa Pasal 11 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Universitas Sumatera Utara
keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak, dimana setiap anggota mempunyai hak satu suara.
Hak suara dalam Koperasi Sekunder dapat diatur dalam Anggaran Dasar dengan mempertimbangkan jumlah anggota dan jasa usaha koperasi-koperasi secara berimbang.
Rapat Anggota sebagai kekuasaan tertinggi dalam koperasi mempunyai hak dalam menetapkan:
154
a Anggaran Dasar; b Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi;
c Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas; d Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta
pengesahan laporan keuangan; e Meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas mengenai
pengelolaan koperasi.
155
f Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya; g Pembagian sisa hasil usaha;
h Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi;
Rapat Anggota diadakan paling sedikit sekali dalam setahun. Rapat Anggota untuk mengesahkan pertanggungjawaban pengurus diselenggarakan paling lambat 6 enam
bulan setelah tahun buku lampau. Selain Rapat Anggota, dikenal pula Rapat Anggota Luar Biasa apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada
pada Rapat Anggota. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan sejumlah anggota
koperasi atau atas keputusan pengurus yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar. Demikian juga dengan persyaratan, tata cara, dan tempat penyelenggaraan Rapat Anggota
dan Rapat Anggota Luar Biasa diatur dalam Anggaran Dasar.
b. Pengurus
Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota untuk masa jabatan paling lama 5 lima
tahun. Untuk pertama kali, susunan dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam Akta
154
Periksa Pasal 23 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
155
Periksa Pasal 25 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Universitas Sumatera Utara
Pendirian. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota pengurus ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
Pengurus sebagai pemegang kuasa Rapat Anggota mempunyai tugas sebagai berikut:
156
a Mengelola koperasi dan usahanya; b Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan dencana nggaran pendapatan
dan belanja koperasi; c Menyelenggarakan Rapat Anggota;
d Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; e Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.
Disamping tugas-tugas sebagaimana disebutkan di atas, pengurus juga memiliki beberapa wewenang, yaitu:
157
a Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan; b Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota
sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar; c Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai
dengan tanggungjawabnya dan keputusan Rapat Anggota Pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan kuasa
untuk mengelola usaha koperasi. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mewujudkan profesionalisme dalam pengelolaan usaha koperasi. Karenanya, pengurus dapat
mengangkat tenaga pengelola yang ahli untuk mengelola usaha koperasi yang bersangkutan. Penggunaan istilah pengelola dimaksudkan untuk dapat mencakup
pengertian yang lebih luas dan member alternative bagi koperasi. Dengan demikian, sesuai dengan kepentingannya, koperasi dapat mengangkat pengelola sebagai manajer atau
direksi. Sedangkan maksud dari kata “diberi wewenang dan kuasa” adalah pelimpahan wewenang dan kuasa yang dimiliki oleh pengurus. Dengan demikian, pengurus tidak lagi
melaksanakan sendiri wewenang dan kuasa yang telahj dilimpahkan kepada pengelola dan tugas pengurus beralih menjadi mengawasi pelaksanaan wewenang dan kuasa yang
156
Periksa Pasal 30 1 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
157
Periksa Pasal 30 2 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh pengelola. Adapun besarnya wewenang dan kuasa yang dilimpahkan ditentukan sesuai dengan kepentingan koperasi.
Dalam hal pengurus koperasi bermaksud untuk mengangkat pengelola, maka rencana pengangkatan tersebut diajukan dalam Rapat Anggota untuk mendapat
persetujuan. Pengelola dalam menjalankan tugasnya mengelola usaha koperasi bertanggung jawab kepada pengurus dan pengelolaan usaha oleh pengelola tidak
mengurangi tanggung jawab pengurus koperasi. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 31 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang menyebutkan bahwa
“pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada Rapat Anggota atau Rapat Anggota Luar Biasa.
Pengurus, baik bersama-sama, maupun sendiri-sendiri, menanggung kerugian yang diderita koperasi, karena tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan atau kelalaiannya.
Disamping penggantian kerugian tersebut, apabila tindakan itu dilakukan dengan kesengajaan, tidak menutup kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan
penuntutan. Setelah tahun buku koperasi ditutup, paling lambat 1 satu bulan sebelum
diselenggarakan Rapat Anggota Tahunan, pengurus menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya:
158
a Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta penjelasan atas
dokumen tersebut; b Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai.
Laporan tahunan sebagaimana dimaksud di atas ditanda-tangani oleh semua anggota Pengurus. Apabila salah seorang anggota Pengurus tidak menandatangani laporan
tahunan tersebut, anggota yang bersangkutan menjelaskan alasannya secara tertulis. Persetujuan terhadap laporan tahunan, termasuk pengesahan perhitungan tahunan,
merupakan penerimaan pertanggungjawaban Pengurus oleh Rapat Anggota. Penerimaan
158
Periksa Pasal 35 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Universitas Sumatera Utara
pertanggungjawaban Pengurus oleh Rapat Anggota berarti membebaskan Pengurus dari tanggung jawabnya pada tahun buku yang bersangkutan.
c. Pengawas
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Persyaratan untuk dipilih dan diangkat sebagai
anggota pengawasan ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Dalam hal Koperasi mengangkat pengelola, engawas dapat diadakan secara tetap
atau diadakan pada waktu diperlukan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Hal ini tidak mengurangi arti engawas sebagai perangkat organisasi dan memberi kesempatan
kepada koperasi untuk memilih engawas secara tetap atau pada waktu diperlukan sesuai dengan keperluannya. Pengawas yang diadakan pada waktu diperlukan tersebut melakukan
pengawasan sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh Rapat Anggota. Pengawas memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
159
a Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi;
b Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya; c Meneliti catatan yang ada pada koperasi;
d Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dalam rangka menjalankan tugas
pengawasannya. Dalam rangka peningkatan efisiensi, pengelolaan yang bersifat terbuka, dan
melindungi pihak yang berkepentingan, koperasi dapat meminta jasa audit kepada akuntan publik. Dengan ketentuan ini pengurus dapat meminta jasa audit kepada akuntan publik,
dan tidak menutup kemungkinan permintaan tersebut dilakukan oleh pengawas. Untuk terlaksananya audit sebagaimana mestinya, Rapat Anggota dapat menetapkan untuk itu.
Yang dimaksud dengan jasa audit adalah audit terhadap laporan keuangan dan audit lainnya sesuai keperluan koperasi. Disamping itu koperasi dapat meminta jasa lainnya dari
akuntan publik antara lain konsultansi dan pelatihan.
159
Periksa Pasal 39 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Universitas Sumatera Utara
8. Modal Koperasi