c. bagi seorang persero atau pemegang saham pada Perseroan Terbatas PT, tanggung jawabnya terbatas pada jumlah penuh dari saham-sahamnya Pasal 10
ayat 2 KUHD.
8. Firma Bukan Badan Hukum
Pendapat umum di Indonesia, bahwa Persekutuan Firma belumbukan badan hukum. Ada beberapa syaratunsur materil agar suatu badan dapat dinamakan badan
hukum, ialah: 1 Adanya harta kekayaan hak-hak dengan tujuan tertentu, terpisah dari kekayaan
para sekutu badan itu; 2 Ada kepentingan yang menjadi tujuan adalah kepentingan bersama yang bersifat
stabil,yakni dalam rangka mencari labakeuntungan. 3 Adanya beberapa orang sebagai pengurus dari badan itu.
Berdasarkan beberapa syaratunsur materil diatas, sebenarnya Persekutuan Firma sudah mencukupi untuk menjadi badan hukum.Tetapi bila menilik dari syaratunsur formil,
jelas Persekutuan Firma belum bisa dikatakan sebagai badan hukum. Unsur formil yang dimaksud adalah “pengakuan undang-undang dan pengesahan dari Pemerintah Mentri
Kehakiman, sekarang Mentri Hukum dan HAM”. Kalau syaratunsur formil ini dipenuhi maka Firma sudah bisa disebut badan hukum.
Walaupun Firma mempunyai modal yang terpisah dengan harta para sekutunya, namun karena Firma bukan merupakan badan hukum, maka Firma tidak dapat mengambil
bagian dalam lalu lintas hukum; Firma an sich tidak dapat mengadakan tidakan hukum dan tidak memiliki hak dan kewajiban seperti badan hukum padaumumnya. Karena bukan
badan hukum, maka Firma tidak mempunyai alat-alat seperti pengurus yang dapat melakukan tindakan hukum.
42
42
Achmad Ichsan, Op.Cit., hal. 122
Universitas Sumatera Utara
Berbeda dengan pandangan umum yang dianut di Indonesia, di Belgia, dianut ketentuan bahwa Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer adalah badan hukum. Di
Perancis, juga menganggap Persekutuan Firma sebagai badan hukum.
9. Bubarnya Persekutuan Firma
Mengenai bubarnya Persekutuan Firma berlaku ketentuan yang sama dengan Persekutuan Perdata Maatschap. Ini disebabkan karena Firma sesungguhnya juga
merupakan Persekutuan Perdata Pasal 16 KUHD. Ketentuan tersebut adalah Pasal 1646 sd 1652, Buku III KUHPerdata, ditambah dengan Pasal 31 sd 35 KUHD.
Menurut Pasal 1646 KUHPerdata, beberapa sebab bubarnya Persekutuan Firma adalah :
a. Lampaunya waktu untuk mana maatschap itu didirikan; b. Musnahnya barang atau telah diselesaikannya usaha yang menjadi tugas pokok
maatschap itu; c. Kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu; dan
d. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau dibawah pengampuan atau dinyatakan pailit.
Pasal 31 KUHD mengatur syarat pembubaran Firma khusus untuk kepentingan pihak ketiga, dengan bunyi sebagai berikut:
Ayat 1: Membubarkan Firma sebelum waktu yang ditentukan dalam perjanjian pendirian atau sebagai akibat pengunduran diri atau pemberhentian, begitu juga
memperpanjang waktu sehabis waktu yang telah ditentukan, dan mengadakan perubahan-perubahan dalam perjanjian semula yang penting bagi pihak ketiga,
semua itu harus dilakukan dengan akta otentik, didaftarkan seperti tersebut di atas dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI.
Ayat 2: Kelalaian dalam pendaftaran dan pengumuman tersebut, berakibat tidak
berlakunya pembubaran, pengunduran diri, pemberhentian atau perubahan tadi terhadap pihak ketiga
Ayat 3: Bila kelalaian itu mengenai “perpanjangan waktu”, maka berlakulah ketentuan- ketentuan Pasal 29 KUHD, yakni pihak ketiga dapat menganggap bahwa
persekutuan itu:
Universitas Sumatera Utara
a berlaku untuk jangka waktu yang tidak ditentukan; b mengenai semua jenis usaha perniagaan;
c tidak ada sekutu yang dikeluarkan dari kewenangan untuk bertindak keluar Menurut hukum, sebuah Firma dapat berakhir karena:
43
a. Waktunya sudah habis. b. Diputuskan oleh para anggotanya untuk dibubarkan.
c. Firma dan anggotanya jatuh pailit. d. Salah seorang anggota meninggal dunia, keluar atau berada di bawah pengampuan.
e. Tujuan dari Firma telah tercapai.
Dalam praktek hukum seringkali terjadi bahwa penggantian anggota dengan penerusan Firma itu dimungkinkan. Untuk ini para sekutu pengadakan perjanjian bahwa
Firma itu dapat terus berjalan apabila salah seorang sekutu meninggal dunia yang dapat diganti oleh ahliwarisnya atau apabila seorang sekutu mengundurkan diri dan diganti
dengan orang lain atau dapat diteruskan tanpa penggantian sama sekali setelah terlebih dahulu diadakan perhitungan dengan ahliwaris atau anggota yang keluar itu. Dengan
adanya perjanjian ini yang dalam hukum disebut verblijvensgeding menjamin tetap berlangsungnya persekutuan itu. Namun untuk ini perlu dipenuhi syarat pokok ialah
adanya pengumuman mengenai perubahan itu bagi pihak ketiga.
44
Perusahaan dengan bentuk Firma ini memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut:
Kelebihan: a Kemampuan manajemen lebih besar, karena ada pembagian kerja diantara para
anggota b Pendiriannya relatif mudah, baik dengan Akta atau tidak memerlukan Akta
Pendirian c Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi
43
Ibid., hal. 127
44
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Kekurangan: a Tanggungjawab pemilik tidak terbatas
b Kerugian yang disebabkan oleh seorang anggota, harus ditangung bersama anggota lainnya
c Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu
PERBEDAAN BURGELIJKE MAATSCHAP DAN VENNOOTSCHAP ONDER FIRMA NO.
MAATSCHAP NO.
FIRMA
1.
2.
3. 4.
5. Bertanggung jawab sendiri-sendiri
Masing-masing sekutu tidak bisa mengikat sekutu lain,kecuali ada
pemberian kuasa dari sekutu lain tersebut.
Tidak mempunyai kekayaan terpisah Didirikan dengan perjanjian, baik
dengan akta otentik ataupun akta dibawah tangan. Tetapi undang-
undang tidak ada menegaskan dengan akta otentik. Akta otentik sifatnya
sebagai alat bukti semata.
Tidak ada kewajiban pendaftaran dan pengumuman
1.
2.
3. 4.
5. Bertanggung jawan secara pribadi untuk
keseluruhan tanggung renteng atau seolider
Tiap sekutu bisa melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga dan
mengikat sekutu lainnya.
Mempunyai kekayaan terpisah Didirikan dengan perjanjian, yang harus
dilakukan dengan akta otentik. Namun, ketiadaan akta otentik ditak menjadi
alasan untuk merugikan pihak ketiga.Akta otentik menjadi salah satu
alat bukti yang sempurna
Ada kewajiban pendaftaran dan pengumuman.
D. PERSEKUTUAN KOMANDITER COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP 1. Pengertian
Persekutuan Komanditer Commanditaire Vennootschap selanjutnya disingkat CV adalah persekutuan firma yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu komanditer.
Yang dimaksud sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya menyerahkan uang atau barang sebagai pemasukan pada persekutuan, sedangkan dia tidak turut campur dalam
pengurusan atau penguasaan dalam persekutuan. Status seorang sekutu komanditer dapat
Universitas Sumatera Utara
disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari modal tersebut.
Bila Persekutuan Firma diatur dalam Pasal 16 sd 35 KUHD, maka tiga pasal diantaranya yakni Pasal 19, 20 dan 21 merupakan aturan mengenai CV. Hal itulah
sebabnya dalam Pasal 19 KUHD disebutkan bahwa Persekutuan Komanditer persekutuan pelepas uang sebagai bentuk lain dari Firma, yakni firma yang lebih sempurna dan
memiliki satu atau beberapa orang sekutu pelepas uangkomanditer. Dalam Firma biasa, sekutu komanditer ini tidak dikenal, tetapi masing-masing sekutu wajib memberikan
pemasukan inbreng dalam jumlah yang sama, sehingga kedudukan mereka dari segi modal dan tanggung jawab juga sama. Dalam CV ada pembedaan antara sekutu
komanditer sekutu diam; mitra pasif; sleeping patners dan sekutu komplementer sekutu kerja; mitra aktif; mitra biasa; pengurus. Adanya pembedaan sekutu-sekutu itu membawa
konsekuensi pada pembedaan tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing sekutu yang berbeda itu.
Dengan kata lain, terdapat dua macam sekutu dalam CV. Pertama, sekutu komanditer yakni sekutu yang tidak bertanggung jawab pada pengurusan persekutuan,
sekutu ini hanya mempunyai hak mengambil bagian dalam aset persekutuan bila ada untung sebesar nilai kontribusinya. Demikian juga, dia akan menanggung kerugian sebesar
nilai kontribusinya. Sedangkan kedua, sekutu komplementer yakni sekutu yang menjadi pengurus yang bertanggung jawab atas jalannya persekutuan, bahkan pertanggung
jawabannya sampai kepada harta pribadinya. Molengraaff melihat CV sebagai suatu perkumpulan vereeniging perjanjian kerja
sama, dimana satu atau lebih sekutu mengikatkan diri untuk memasukkan modal tertentu untuk perkiraan bersama oleh satu atau lebih sekutu lain menjalankan perusahaan niaga
handelsbedrijf.
45
Perumusan ini terlalu sederhana sehingga masih kurang mencakup unsur-unsur yang diperlukan oleh suatu CV seperti pencerminan adanya sekutu yang secara tanggung
45
M. Natzir Said, Op.Cit., hal. 188
Universitas Sumatera Utara
menanggung sepenuhnya bertanggung jawab bersama, disamping adanya sekutu yang bertanggung jawab terbatas, sekutu pengurus dan sekutu komanditer serta unsur
menjalankan perusahaan.
46
Rancangan BW Nederland Pasal 7.13.3.1 ayat 1 menetapkan bahwa CV adalah persekutuan terbuka terang-terangan yang menjalankan suatu perusahaan, dimana
disamping satu orang atau lebih sekutu biasa gewone vennoten, juga mempunyai satu orang atau lebih sekutu diam commanditaire vennoten.
47
Dalam KUHD sekutu komanditer disebut juga dengan sekutu pelepas uang geldschieter. Diantara penulis ada yang tidak setuju dengan penggunaan istilah “pelepas
uang” yang dipersamakan dengan istilah “sekutu komanditer”. Menurut Purwosujipto, pada “pelepas uang” geldschieter, uang atau benda yang telah diserahkan kepada orang
lain dapat dituntut kembali bila si debitur jatuh pailit. Tetapi uang atau modal yang diserahkan oleh sekutu komanditer kepada sebuah persekutuan, tidak dapat dituntut
kembali bila persekutuan itu jatuh pailit.
2. Komanditer Bukanlah Meminjamkan Uang Geldschieter
Istilah “geldschieter” dan “commanditaire” dalam Pasal 19 ayat 1 KUHD dapat menimbulkan salah paham. Pada dasarnya kedua istilah itu tidak bisa disamakan, seperti
apa yang dilakukan dalam bunyi undang-undang. Geldschieter memiliki maksud meminjamkan uang, dan pada saat tertentu ia bisa
berkedudukan sebagai penagih schuldeiser. Padahal sekutu komanditer bukanlah peminjam uang atau penagih, mereka adalah para peserta dalam persekutuan yang
memikul hak dan kewajiban untuk mendapatkan keuntunganlaba dan saldo dalam hal persekutuan dilikuider serta memikul kerugian menurut jumlah inbreng saham yang
dimasukkan . Bila hal itu dimaksudkan sebagai kreditur penagih schuldeiser, maka pembayaran tagihan dapat dilakukan selama masih ada uang di kas persekutuan,
46
Ibid.
47
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
sebaliknya bagi pemasukan uang yang dilakukan oleh sekutu komanditer tidaklah dapat dilakukan penagihan selama persekutuan berlangsung.
48
Dalam ketentuan pinjam meminjam uang Pasal 1759 dan 1760 KUHPerdata ditetapkan bahwa orang yang meminjamkan uang tidak dapat meminta uangnya kembali
sebelum lewat waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian, dan hakim dapat memberikan kelonggaran kepada si peminjam dalam pengembalian uang bila keadaan tidak
memungkinkan. Perbedaan yang paling jelas adalah bahwa sekutu komanditer dapat memikul resiko untung atau rugi, sedangkan peminjam uang atau penagih tidaklah
dibebani dengan kerugian. Modal yang dimasukkan oleh sekutu komanditer dapat merupakan modal tambahan
terhadap modal yang telah ada atau dijanjikan dimasukkan oleh para sekutu komplementer. Pada dasarnya mempunyai kedudukan yang sama dengan Persekutuan Firma yang
bertanggung jawab secara tanggung menanggung bersama. Sehingga dengan demikian maka sekutu sekutu komanditer hanya bertanggung jawab secara intern kepada sekutu
pengurus, untuk secara penuh memasukkan modal yang telah dijanjikan, dan uang yang dimasukkan itu dikuasai dan dipergunakan sepenuhnya oleh pengurus dalam rangka
pengurusan persekutuan guna mencapai tujuan.
49
Saat ini, dalam BW baru Belanda sudah tidak ditemukandikenal istilah “geldschieter” tetapi hanya menggunakan istilah “commanditaire vennoten” disatu pihak
dan “gewone vennoten” di pihak lain.
3. Jenis-jenis CV