D i r e k s i

2. D i r e k s i

Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Pasal 1 butir 5 UU PT 2007. Dari definisi di atas tampak bahwa istilah tugas, wewenang, dan tanggung jawab Direksi hampir memiliki arah dan maksud yang sama, yakni melakukan pengurusan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan dalam anggaran dasar perseroan dan mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Direksi perseroan terdiri atas satu orang Direksi atau lebih. Tetapi untuk perseroan yang tertentu wajib mempunyai paling sedikit dua orang anggota Direksi. Perseroan tertentu tersebut adalah: a. Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun dan atau mengelola dana masyarakat; b. Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang; dan c. Perseroan Terbuka. Ada dua syarat untuk menjadi anggota Direksi, yaitu: 1 Syarat utama, bahwa yang menjadi anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum. Tetapi orang perseorangan tersebut diatas tidak termasuk didalamnya orang perseorangan yang dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatannya pernah: a dinyatakan pailit; b menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit; atau c dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan atau yang berkaitan dengan sektor keuangan. Universitas Sumatera Utara 2 Syarat tambahan, yakni syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh instansi teknis yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pengangkatan anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan di atas batal karena hukum, sejak saat anggota Direksi lainnya atau Dewan Komisaris mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. Pengangkatan anggota Direksi dilakukan oleh RUPS. Untuk pertamakalinya, pengangkatan anggota direksi dilakukan oleh pendiri dalam akta pendirian. Anggota Direksi diangkat untuk jangka waktu tertentu dan dapat diangkat kembali untuk jangka waktu tertentu berikutnya. Perseroan terbatas sebagai abstraksi hukum memerlukan pengurus perseroan untuk menjalankan operasionalnya. Pengurus perseroan tersebut dalam ketentuan UU PT disebut Direksi. Oleh karena itu, keberhasilan dan atau kegagalan operasional suatu PT tersebut sangat tergantung pada kepengurusan Direksi. 84 Tanggung jawab Direksi bersumber pada ketergantungan PT pada Direksi sebagai salah satu organ PT. Dalam system hokum Indonesia hal tersebut diatur dalam Pasal 1 ayat 2 UU PT. Ketergantungan PT terhadap Direksi tersebut diwujudkan dalam bentuk pendelegasian PT kepada Direksi untuk dikelola atas dasar kepercayaan tanggung jawab fiduciary duty. Oleh karena itu keberadaan PT dengan Direksi adalah saling mendukung, dalam arti adanya PT adalah sebab keberadaan Direksi dan keberadaan Direksi adalah sebab adanya PT, karena mustahil ada PT tanpa ada Direksi. Disnilah letak hubungan antara PT dan Direksi bersifat hubungan fiduciary. 85 Ada tiga macam tanggung jawab anggota Direksi yang diatur dalam Pasal 97 UU PT 2007, yaitu: a. Bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan dengan itikad baik; b. Bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya; 84 Try Widiyono, Direksi Perseroan Terbatas, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, hal. 63 85 Ibid. Universitas Sumatera Utara c. Bertanggung jawab secara renteng dalam hal direksi terdiri atas dua orang atau lebih atas kerugian yang sama seperti pada poin 2 diatas. Terhadap kerugian-kerugian tertentu, anggota Direksi tidak bisa dimintai pertanggung jawaban apabila dapat membuktikan: a kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalainnya; b telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan; c tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan d telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Bila ada indikasi anggota Direksi melakukan kesalahan atau lalai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga menimbulkan kerugian pada perseroan, maka atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui pengadilan negeri terhadap anggota Direksi. Dalam kaitannya dengan kepailitan perseroan, anggota Direksi juga bisa dibebaskan dari tanggung jawab apabila dapat membuktikan: 86 a kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; b telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian, dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan; c tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan; dan d telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan. Disamping berwenang melakukan pengurusan perseroan, anggota Direksi juga berwenang mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari 1 satu orang, maka yang berwenang mewakili perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar. Pada dasarnya UU PT menganut sistem perwakilan kolegial, yang berarti tiap-tiap anggota Direksi berwenang mewakili perseroan. Namun demikian, untuk kepentingan 86 Periksa Pasal 104 ayat 4 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara perseroan, tidak tertutup kemungkinan dalam anggaran dasar ditetapkan bahwa hak mewakili perseroan tersebut dibatasi hanya oleh anggota Direksi tertentu saja. Adakalanya wewenang mewakili perseroan oleh Direksi hilang tidak berwenang, apabila terjadi perkara di pengadilan antara perseroan dengan anggota Direksi yang bersangkutan; atau anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan. Bila terdapat keadaan seperti ini, maka yang berwenang mewakili perseroan adalah: a Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan; b Dewan Komisari dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan; atau c Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan. d Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada 1 satu orang karyawan Perseroan atau lebih atau kepada orang lain untuk dan atas nama Perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam surat kuasa. 87 Ada beberapa kewajiban Direksi yang ditetapkan oleh UU PT, antara lain: 1 Direksi wajib: 88 a. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rapat Direksi; b. Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan perseroan c. Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan perseroan. 2 Anggota Direksi wajib melaporkan kepada perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota Direksi yang bersangkutan dan atau keluarganya dalam perseroan dan perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus. Anggota Direksi yang tidak melaksanakan kewajiban dimaksud dan menimbulkan kerugian bagi Perseroan, bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan tersebut. 89 3 Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan kekayaan perseroan atau menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan, yang merupakan lebih dari 50 lima puluh persen jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. 90 87 Periksa Pasal 103 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 88 Periksa Pasal 100 ayat 1 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 89 Periksa Pasal 101 ayat 1 dan 2 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 90 Periksa Pasal 102 ayat 1 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara 4 Direksi wajib mendaftarkan dalam Daftar Perusahaan, antara lain: a. Akta Pendirian beserta surat pengesahan Mentri Hukum dan HAM; b. Akta Perubahan Anggaran Dasar beserta surat persetujuan Mentri Hukum dan HAM untuk perubahan yang bersifat mendasar; c. Akta Perubahan Anggaran Dasar beserta pemberitahuan kepada Mentri Hukum dan Ham untuk perubahan lainnya. Anggota Direksi dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya. Keputusan RUPS untuk memberhentikan anggota Direksi dapat dilakukan dengan alasan yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini, antara lain melakukan tindakan yang merugikan Perseroan atau karena alasan lain yang dinilai tepat oleh RUPS. Keputusan untuk memberhentikan anggota Direksi diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dalam RUPS. Dalam hal keputusan untuk memberhentikan anggota Direksi dilakukan dengan keputusan di luar RUPS sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91, 91 anggota Direksi yang bersangkutan diberi tahu terlebih dahulu tentang rencana pemberhentian dan diberikan kesempatan untuk membela diri sebelum diambil keputusan pemberhentian. Pemberian kesempatan untuk membela diri tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut.

3. Dewan Komisaris