memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.
Berdasarkan definisi Perseroan Terbatas di atas, terdapat beberapa unsur dari Perseroan Terbatas, sebagai berikut:
a Perseroan Terbatas merupakan badan hukum; b Perseroan Terbatas merupakan persekutuan modal;
c Didirikan berdasarkan perjanjian; d Melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang terbagi dalam saham-saham.
2. Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum
Dalam KUHD, tidak satu pasal pun yang menyatakan Perseroan Terbatas sebagai badan hukum. Pernyataan Perseroan Terbatas sebagai badan hukum baru ditemukan dalam
rumusan pengertian Perseroan Terbatas yang diatur dalam Pasal 1 butir 1 UU PT 1995. Demikian juga, hal yang sama diatur dalam ketentuan Pasal 1 butir 1 UU PT 2007.
Dengan demikian,sebagai badan hukum jelas bahwa Perseroan Terbatas merupakan pendukung hak dan kewajiban atau subjek hukum recht persoon.
Badan hukum menurut Meijers adalah sesuatu yang menjadi pendukung hak dan kewajiban. Menurutnya, badan hukum itu merupakan suatu realitaskenyataan yuridis
yuridische realiteit, konkrit, dan riil, walaupun tidak bisa diraba, Sedangkan R.Subekti mengatakan bahwa badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan
yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau menggugat di depan hakim.
Sebagai sebuah badan hukum, Perseroan Terbatas telah memenuhi unsur-unsur sebagai badan hukum sebagaimana telah diatur dalam UU PT. Unsur-unsur tersebut adalah
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Memiliki pengurus dan organisasi teratur b. Dapat melakukan perbuatan hukum recht handeling dalam hubungan-hubungan
hukum rechts betrekking, termasuk dalam hal ini dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan
c. Mempunyai harta kekayaan sendiri d. Mempunyai hak dan kewajiban
e. Memiliki tujuan sendiri Menurut Pasal 9 ayat 1 UU PT baik UU PT 1995 maupun UU PT 2007 status
badan hukum diperoleh sejak akta pendirian perseroan disahkan oleh Mentri yang berwenang Mentri Kehakiman bagi UU PT 1995 dan Mentri Hukum dan HAM bagi UU
PT 2007. Ketentuan yang sama tetapi tidak memiliki makna yang sama ditemukan dalam Pasal 36 ayat 2 KUHD yang menyatakan: “Sebelum suatu perseroan terbatas bisa
berdiri dengan sah, maka akta pendiriannya atau naskah dari akta tersebut harus disampaikan terlebih dahulu kepada Mentri Kehakiman untuk mendapat pengesahannya”.
Dari bunyi Pasal 36 ayat 2 KUHD di atas jelas bahwa pengesahan itu diperlukan agar PT dinyatakan sah berdiri-bukan dinyatakan sah sebagai badan hukum. Sebagian
besar penulis berpendapat bahwa ketentuan tentang pengesahan PT sebagai badan hukum ditafsirkan dari bunyi Pasal 38 ayat 2 dan Pasal 39 KUHD, bahwa sebuah PT dinyatakan
sah sebagai badan hukum apabila telah diumumkan dalam Berita Negara. Selama pengumuman demikian juga pendaftaran belum dilakukan, maka seluruh pengurusnya
bertanggung jawab untuk seluruhnya atas tindakan mereka terhadap pihak ketiga. Kalaupun memang harus demikian tafsirannya, tetap saja ada perbedaan antara ketentuan
KUHD dengan ketentuan dalam UUPT. Ketentuan KUHD menentukan bahwa status badan hukum perseroan diperoleh sejak diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia.Sedangkan menurut UU PT,status badan hukum PT diperoleh sejak dikeluarkannya Keputusan Mentri tentang pengesahan badan hukum PT. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa KUHD lebih menekankan pada asas publisitas, sedangkan UU PT menekankan pada asas pengesahan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pendirian Perseroan Terbatas