Pengurusan dan Pengawasan BUMN

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Hal ini dilakukan dengan tujuan mempermudah memonitor dan penatausahaan kekayaan negara yang tertanam pada BUMN dan perseroan terbatas. Namun demikian, bagi penambahan penyertaan modal negara yang berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya tidak perlu ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, melainkan cukup melalui Keputusan RUPS bagi Perusahaan Perseroan PERSERO dan atau Menteri bagi Perusahaan Umum PERUM dan dilaporkan kepada Menteri Keuangan karena pada prinsipnya kekayaan negara tersebut telah terpisah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

6. Pengurusan dan Pengawasan BUMN

Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi. Direksi ini bertanggung jawab penuh atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip good corporate governance. Pasal 2 Keputusan Mentri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-117M-MBU2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara BUMN menyebutkan bahwa: Ayat 1: BUMN wajib menerapkan good corporate governance secara konsisten dan atau menjadikan good corporate governance sebagai landasan operasionalnya. Ayat 2: Penerapan good corporate governance pada BUMN dilaksanakan berdasarkan Keputusan ini dengan tetap memperhatikan ketentuan dan norma yang berlaku dan anggaran dasar BUMN. Prinsip-prinsip good corporate governance ini teridiri dari prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran. 194 Corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan 194 Periksa Pasal 5 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Universitas Sumatera Utara stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika 195 . Prinsip- prinsip dimaksud meliputi : 196 a. transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan; b. kemandirian, yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profsional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; c. akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif; d. pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; e. kewajaran, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Sedangkan penerapan good corporate governance pada BUMN, bertujuan untuk : 197 a. memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional; b. mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ; c. mendorong agar Organ dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggungjawab sosial BUMN terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN; d. meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional; e. meningkatkan iklim investasi nasional; f. mensukseskan program privatisasi. Pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas. Komisaris dan Dewan Pengawas bertanggung jawab penuh atas pengawasan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN. Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris dan Dewan Pengawas harus mematuhi Anggaran Dasar BUMN dan ketentuan peraturan 195 Periksa Pasal 1 huruf a Keputusan Mentri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-117M- MBU2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara BUMN 196 Baca Penjelasan Pasal 5 ayat 3 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara 197 Periksa Pasal 4 Keputusan Mentri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-117M-MBU2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara BUMN Universitas Sumatera Utara perundangundangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran . Para anggota Direksi, Komisaris dan Dewan Pengawas dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan BUMN selain penghasilan yang sah. Anggota Direksi, Komisaris, dan Dewan Pengawas tidak berwenang mewakili BUMN, apabila: a terjadi perkara di depan pengadilan antara BUMN dan anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang bersangkutan; atau b anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan BUMN. 198 Maksud dari ketentuan ini adalah untuk menghindari benturan kepentingan antara anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas dan BUMN yang diurusdiawasi. Untuk memperjelas kewenangan tersebut, dalam anggaran dasar bisa ditetapkan yang berhak mewakili BUMN apabila terdapat keadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1. Apabila dalam anggaran dasar tidak ditetapkan ketentuan yang berhak mewakili BUMN sebagaimana dimaksud di atas, RUPS mengangkat 1 satu orang atau lebih pemegang saham untuk mewakili Persero, dan Menteri mengangkat 1 satu orang atau lebih untuk mewakili Perum.

7. Perusahaan Perseroan Persero 1 Pendirian Persero