Modal dan Saham PERUSAHAAN BADAN HUKUM

Menurut Pasal 30 ayat 1 UU PT 2007, setelah semua proses pendaftaran selesai dilakukan, Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia selanjutnya akan mengumumkannya dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia, yang terdiri dari: a. Akta pendirian Perseroan beserta Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 4; b. Akta perubahan anggaran dasar Perseroan beserta Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 1; c. Akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri. 79 Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh Menteri dalam waktu paling lambat 14 empat belas hari terhitung sejak tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada Pasal 30 ayat 1 huruf a dan huruf b di atas atau sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 30 ayat 1 huruf c.

6. Modal dan Saham

Modal dasar Perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham. Namun tidak menutup kemungkinan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal mengatur modal Perseroan terdiri atas saham tanpa nilai nominal. UU PT 1995 mengatur besarnya modal saham yaitu minimal Rp. 20 juta. Sedangkan melalui UU PT 2007, Pasal 32 ayat 1 mengatur bahwa Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp 50 juta lima puluh juta rupiah. Tetapi mengenai jumlah ini ternyata bukan ketentuan yang pasti, karena Undang-Undang yang mengatur “kegiatan usaha tertentu” dapat menentukan jumlah minimum modal Perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar sebagaimana dimaksud pada Pasal 32 ayat 1. Yang dimaksud dengan “kegiatan usaha tertentu”, antara lain usaha perbankan, asuransi, atau freight forwarding. 79 Periksa Pasal 30 ayat 1 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara Menurut UU PT 1995, pada waktu dilakukan pendirian perseroan terbatas, sekurang-kurangnya 25 dari modal dasar sudah harus ditempatkan. Artinya, sudah diambil oleh orang atau badan hokum tertentu yang menjadi pendiri, serta harus sudah disetor sekurang-kurangnya 50 dari modal yang ditempatkan itu. Sedangkan menurut UU PT 2007 dikatakan bahwa paling sedikit 25 dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat 1 harus ditempatkan dan disetor penuh. Artinya, modal yang disetor adalah 100 dari modal yang ditempatkan. Yang paling penting adalah bahwa seluruh saham sudah harus disetor penuh pada saat pengesahanperseroan bersangkutan dilakukan oleh Mentri. Perlu diperhatikan pada saat penempatan dan penyetoran penuh saham, harus dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah. Yang dimaksud dengan “bukti penyetoran yang sah”, antara lain bukti setoran pemegang saham ke dalam rekening bank atas nama Perseroan, data dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan, atau neraca Perseroan yang ditandatangani oleh Direksi dan Dewan Komisaris. Jika dilakukan pengeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap kali untuk menambah modal yang ditempatkan harus disetor penuh Pasal 33 ayat 3. Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang danatau dalam bentuk lainnya. Dalam hal penyetoran modal saham dilakukan dalam bentuk lain, penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli yang tidak terafiliasi dengan Perseroan. Penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak harus diumumkan dalam 1 satu Surat Kabar atau lebih, dalam jangka waktu 14 empat belas hari setelah akta pendirian ditandatangani atau setelah RUPS memutuskan penyetoran saham tersebut. Pemegang saham dan kreditor lainnya yang mempunyai tagihan terhadap Perseroan tidak dapat menggunakan hak tagihnya sebagai kompensasi kewajiban penyetoran atas harga saham yang telah diambilnya, kecuali disetujui oleh RUPS. Hak tagih terhadap Universitas Sumatera Utara Perseroan sebagaimana dimaksud diatas yang dapat dikompensasi dengan setoran saham adalah hak tagih atas tagihan terhadap Perseroan yang timbul karena: 80 a. Perseroan telah menerima uang atau penyerahan benda berwujud atau benda tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang; b. Pihak yang menjadi penanggung atau penjamin utang Perseroan telah membayar lunas utang Perseroan sebesar yang ditanggung atau dijamin; atau dengan kata lain pihak yang menjadi penanggung atau penjamin utang Perseroan telah membayar lunas utang Perseroan sehingga mempunyai hak tagih terhadap Perseroan; c. Perseroan menjadi penanggung atau penjamin utang dari pihak ketiga dan Perseroan telah menerima manfaat berupa uang atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang langsung atau tidak langsung secara nyata telah diterima Perseroan. Yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah kewajiban pembayaran utang oleh Perseroan dalam kedudukannya sebagai penanggung atau penjamin menjadi hapus hak tagih kreditor dikompensasi dengan setoran saham yang dikeluarkan oleh Perseroan.

7. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan