berarti bahwa para sekutu pengurus secara bersama-sama bertanggung jawab sepenuhnya secara tanggung menanggung kepada pihak ketiga.
Molengraaff melihat bahwa tindakan mewakili persekutuan keluar kepada pihak ketiga dalam kenyataannya tidaklah benar-benar terjadi. Bila seorang sekutu pengurus
menjalankan persekutuan maka dia sendirilah yang bertanggungjawab sepenuhnya kepada pihak ketiga. Demikian juga, bila beberapa sekutu pengurus bersama-sama bertindak
mewakili persekutuan keluar maka mereka secara tanggung menanggung bertanggungjawab kepada pihak ketiga seperti dalam Firma,dan harta bersama
persekutuan yang terpisah menjadi jaminan bagi pihak ketiga. Dengan kata lain, siapa yang berbuat maka dialah yang bertanggung jawab kepada pihak ketiga.
6. Kedudukan Hukum CV
Persekutuan Komanditer CV tidak diatur secara khusus oleh undang-undang, baik di dalam KUHPerdata maupun KUHD, akan tetapi pengaturannya mengacu pada
ketentuan-ketentuan Maatschap dalam KUHPerdata dan Persekutuan Firma, antara lain Pasal 19, 20, 21, 30 ayat 2 dan 32 KUHD. Ketentuan-ketentuan Maatschap diberlakukan
tentu saja sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan khusus dalam KUHD seperti disebutkan di atas.
Kedudukan hukum CV dikenal dalam keadaan statis – tunduk sepenuhnya pada hukum Perdata KUHPerdata dan KUHD. Demikian juga dalam keadaan bergerak –
tunduk sepenuhnya pada hukum Perdata KUHPerdata dan KUHD. Kedudukan hukum CV dalam keadaan statis dimaksudkan semua perbuatan dan
perhubungan hukum intern CV, seperti perbuatan hukum pendirian yang dilakukan dihadapan Notaris Pasal 22 ayat 1 KUHD. Demikian juga dengan perhubungan hukum
intern CV dengan para sekutu pengurus maupun sekutu komanditer, dan sebagainya. Kedudukan hukum CV dalam keadaan bergeraknya dimaksudkan setiap perbuatan dan
perhubungan hukum keluar extern dengan pihak ketiga.
Universitas Sumatera Utara
Khusus terhadap CV Atas Saham, maka ketentuan tentang pengaturan kedudukan saham-saham dan pemegang saham mirip dengan ketentuan yang mengatur saham pada
Perseroan Terbatas PT. Sedangkan perbedaannyaterletak antara lain dalam hal-hal sebagai berikut:
51
a. Anggota pesero dalam CV atas saham yang melakukan tindak pengurusan pengelolaan daden van beheer ialah para komplementaris yang mempunyai
tanggung jawab yang tidak terbatas sampai dengan semua harta milik pribadinya. Sebaliknya anggota pengurus PT hanya bertanggung jawab terbatas terhadap tugas
yang dibebankan kepadanya; mereka tidak terikat pada pihak ketiga dengan adanya perjanjian yang diadakan untuk kepentingan PT.
b. Para komplementaris tersebut mempunyai kedudukan yang sangat berbeda dengan para pengurus PT.
Di Belanda, dalam rancangan BW barunya, kedudukan CV telah diatur tersendiri dalam Buku ke 7, titel 13, afdeling 3. Dalam Pasal 1 ayat 1 dan Pasal 2 ayat 2, CV
telah dinyatakan sebagai badan hukum. Di Indonesia, ada kecendrungan para sarjana melihat Firma dan CV sebagai badan hukum, tetapi undang-undang belum mengakuinya
demikian, Sistem BW baru Belanda, memperlakukan CV Terang-terangan Terbuka dan CV
Atas Saham sebagai badan hukum, akan tetapi CV Diam-diam tidak dianggap sebagai badan hukum.
Pada abad ke 17, dikenal Persekutuan Komanditer sebagai suatu perusahaan yang memiliki kekayaan yang terpisah. Pada abad ke 18, kemudian meningkat statusnya
sehingga dipandang sebagai perusahaan berbadan hukum. Dalam ketentuan hukum lama Belanda, sudah lama diketahui bahwa harta
kekayaan CV terpisah dari kekayaan para sekutu pengurusnya. Dalam sebuah undang- undang di Belgia, terhadap CV diam-diam maupun CV atas saham secara tegas dinyatakan
sebagai badan hukum.Sedangkan di Perancis, baik Firma maupun CV dipandang sebagai badan hukum. Para ahli hukum dan jurisprudensi cendrung menganggap Firma dan CV
51
Achmad Ichsan, Dunia Usaha Indonesia, Jakarta : Pradnya Paramita, 1986, hal. 311
Universitas Sumatera Utara
sebagai badan hukum dan hal ini diperlakukan agar pihak ketiga lebih terjamin kepentingannya.
7. Bubarnya CV