PENGERTIAN MASA DEWASA PERKEMBANGAN JIWA BERAGAMA

8 0 8 1 PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA

BAB VII PERKEMBANGAN JIWA BERAGAMA

PADA ORANG DEWASA

A. PENGERTIAN MASA DEWASA

S etelah melewati masa pranatal, bayi, anak-anak, dan remaja, maka manusia akan memasuki masa dewasa. Orang dewasa adalah individu yang siap menerima kedudukan dalam masya- rakat bersama dengan orang dewasa lainnya Hurlock, 1992: 246. Masa dewasa biasanya dimulai pada usia 18 atau 21 tahun. Ketidak- seragaman permulaan dewasa, karena berbeda pendapat tentang rentang masa remaja. Bahkan kalau menurut ahli Psikologi Agama agama per- kembangan jiwa beragama pada dewasa baru dimulai pada usia 24 tahun. Masa dewasa dibedakan kepada tiga masa yaitu: 1. masa dewasa dini dari usia 1821-40 tahun 2. masa dewasa madya dari usia 40-60 tahun 3. masa usia lanjut dari usia 60 ke atas. Masa dewasa dini dikenal dengan istilah-istilah lain seperti masa pengaturan, karena pada saat ini individu mulai mengatur hidupnya sendiri. Usia produktif, karena umumnya mereka telah menikah dan segera mempunyai anak. Masa bermasalah, karena mereka akan dihadapkan dengan ber- bagai masalah yang berkaitan dengan peran barunya sebagai orang dewasa. Masa penyesuaian diri, karena mereka akan memiliki peran-peran baru yang belum pernah mereka jalanin sebelumnya, mereka harus menye- suaikan diri dengan kondisi baru tersebut. Masa ketegangan emosional, karena pada saat ini persoalan yang mereka hadapi semakin banyak, hal ini dapat memicu ketegangan emosi Metode lain yang bisa digunakan pendidik dalam menanamkan bahwa kedudukan semua manusia adalah sama kecuali takwanya adalah metode kisah. Seorang pendidik bisa menjelaskan kepada anak didiknya bahwa Nabi Muhammad saw tidak pernah membedakan kedudukan seseorang berdasarkan warna kulit, kedudukan maupun status sosial- nya. Seperti yang diketahui bahwa Bilal adalah seorang sahabat yang berkulit hitam, namun ia mendapatkan kehormatan untuk mengu- mandangkan azdan. Padahal pada saat itu masih ada orang lain yang secara fisik lebih baik dari Bilal, hal ini menandakan bahwa Rasulullah Saw tidak pernah membedakan seseorang berdasarkan status sosial maupun warna kulitnya. Rasulullah Saw tidak lantas memandangnya sebagai orang yang rendah melihat kondisi warna kulit yang dimiliki Bilal r.a Al-Maraghi, 1993: 236. Dengan demikian metode yang dapat digunakan oleh pendidik dalam upaya menanamkan sikap egaliter per- samaan derajat, adalah metode ceramah, metode nasehat, metode kete- ladanan, dan metode kisah. 81 8 2 8 3 PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA pemberontak yang lebih muda dan generasi yang lebih tua dan senior. Ke- enam, masa berprestasi. Orang dewasa madya yang telah bekerja keras untuk sukses pada usia dewasa dininya akan mencapai puncak karier pada usia ini. Ketujuh, masa evaluasi. Archer 1968 mengatakan: “selama akhir tiga puluhan dan awal empat puluhan adalah umum bagi pria untuk me- lihat kembali keterikatan-keterikatan masa awal tersebut.” Kedelapan, masa standar ganda. Artinya pada saat ini ada standar ganda untuk laki- laki dan perempuan. Kesembilan, masa sepi. Orang dewasa madya pada umumnya sudah berpisah dari orangtuanya atau anak-anaknya sudah meninggalkan mereka. Kesepuluh, masa jenuh. Orang dewasa madya kadang-kadang sudah merasa jenuh dengan pekerjaannya, atau seorang ibu kadang merasa jenuh dengan urusan rumah tangganya.

B. PERKEMBANGAN JIWA BERAGAMA PADA MASA DEWASA AWAL