62 63
PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA
anak, antara lain: 1 lemah lembut dan kasih sayang adalah dasa pem- benahan anak, 2 menjaga tabiat anak yang salah dalam menggunakan
hukuman, dan 3 dilakukan secara bertahap dari yang teringan hingga yang paling keras.
Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi di atas kendaraan, beliau berkata kepadaku: “Wahai anak, aku akan mengajari
engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika
engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah. kalaupun seluruh umat jin dan
manusia berkumpul untuk memberikan satu pemberian yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah
ditetapkan Allah akan bermanfaat bagimu. Ketahuilah. kalaupun seluruh umat jin dan manusiaberkumpul untuk mencelakakan kamu, tidak akan
mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah akan sampai dan mencelakakanmu. Pena telah diangkat, dan telah kering
lembaran-lembaran”.
3. Pendidikan Agama dengan Metode Nasehat
Nasehat adalah sebuah keutamaan dalam beragama. Nasehat juga menjadi ciri keberuntungan seorang sebagaimana tersirat dalam al-
Qur’an surah Al Ashr ayat 3. Menurut Nashih Ulwan, dalam menyajikan nasehat dan pengajaran, al Qur’an mempunyai 3 ciri utama, sebagai berikut:
1 Seruan yang menyenangkan seraya diikuti dengan kelembutan atau upaya penolakan, 2 Metode cerita disertai perumpamaan yang
mengandung nasehat dan pelajaran, 3 Metode wasiat, dan 4 nasehat.
4. Pendidikan Agama dengan Metode hukuman
Syariat Islam yang adil dan lurus memiliki peran dalam melindungi kebutuhan-kebutuhan utama yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan
umat manusia. Pendidikan dengan menggunakan hukuman adalah cara paling akhir yang ditempuh dalam proses pendidikan. Dalam pendidikan
anak, hukuman juga diarahkan untuk membentuk disiplin. Pangkal disiplin adalah keteraturan dalam hidup yang bisa mulai diajarkan pada bayi
sekalipun. Orang tua dan guru hendaknya bijaksana dalam mengguna- kan hukuman. Rasulullah menyuruh orang tua mengajarkan anaknya
shalat pada usia tujuh tahun dan menghukum jika masih tidak shalat pada usia 10 tahun.
Beberapa prinsip Islam dalam penerapan metode hukuman kepada
6 4 65
PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA
pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini berbeda dengan remaja yang menyadari dan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
dirinya dengan perasaan takut, senang, dan kagum.
Masa remaja selalu disebut sebagai masa peralihan atau perubahan. Perubahan yang terjadi mencakup perubahan emosi, minat, peran, serta
pola perilaku. Masa ini disebut juga dengan masa bermasalah, sebab perubahan yang terjadi kadang-kadang menimbulkan permasalahan
pada diri anak. Masa ini selalu juga disebut masa mencari identitas diri yang selalu menimbulkan ketakutan pada remaja yang bersangkutan
karena harapan-harapan yang kadang tidak realistik.
Masa remaja awal selalu ditandai dengan ciri-ciri khas seperti: ·
ketidakstabilan perasaan dan emosi, ·
perbenturan sikap dan moral dengan orangtua atau orang lain, ·
perkembangan kecerdasan ke arah kesempurnaan, ·
kebingungan terhadap status yang berada di antara posisi anak- anak dan orang dewasa,
· pertentangan sosial, dan
· masa memecahkan masalah yang dihadapi Mappiare, 1982: 32
Masa remaja akhir selalu ditandai dengan ciri-ciri seperti: ·
stabilitas perasaan, ·
pertumbuhan fisik telah sempurna, ·
citra diri yang realistis, ·
pandangan yang realistis terhadap orang lain, ·
lebih dapat menyesuaikan diri, dan ·
emosinya lebih tenang Mappiare, 1982: 36 Perubahan yang terjadi pada masa remaja meliputi perubahan fisik,
perubahan emosi, perubahan sosial, dan perubahan minat. Perubahan fisik yang bersifat internal meliputi perubahan sistem pencernaan, sistem
peredaran darah, sistem pernafasan, sistem endoktrin, dan sistem jaringan tubuh. Perubahan fisik yang bersifat eksternal mencakup perubahan tinggi
badan, berat badan, proporsi tubuh, organ seks, dan ciri-ciri seks skunder.
Perubahan emosi terjadi pada pola perubahan pengungkapan pada masa anak-anak. Emosi seperti emosi marah, takut, cemburu, ingin tahu,
iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang diungkapkan dengan cara yang
BAB VI PERKEMBANGAN JIWA BERAGAMA
PADA REMAJA
A. PENGERTIAN MASA REMAJA
R
emaja disebut juga “adolescence” yang berasal dari bahasa latin “adolescere.” Kata bendanya adolescentia yang berarti
remaja atau yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Bangsa
primitif cenderung memandang remaja tidak berbeda dengan masa dewasa.
Masa remaja secara umum dibagi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai 1213 tahun sampai usia
1617 tahun. Remaja akhir terentang dari usia 1617 tahun sampai 18 tahun Hurlock, 1991: 206. Akhir masa remaja tidak sama pada setiap
ahli psikologi, sebab masa remaja berakhir sesuai dengan tuntutan men- jadi dewasa dari suatu masyarakat. Masyarakat dengan tingkat kebudayaan
yang tinggi memiliki masa remaja yang lebih panjang, sebab tuntutan menjadi orang dewasa lebih tinggi, sehingga usia untuk mencapai ke-
dewasaan menjadi lebih panjang. Para ahli Psikologi Agama bahkan memandang masa remaja berakhir pada usia 24 tahun.
Masa remaja selalu disebut sebagai periode yang penting dalam perkembangan fisik dan psikhis. Tanner mengatakan: “Bagi sebagian
besar anak muda, usia antara dua belas dan enam belas tahun merupakan usia kehidupan yang penuh dengan kejadian yang berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan.” Tanner, 1978: 156 Memang tidak dapat disangkal kehidupan janin dan tahun pertama atau kedua setelah
kelahiran perkembangan manusia berlangsung sangat cepat, lingkungan yang baik sangat menentukan pada saat tersebut, tetapi pada waktu itu
manusia yang sedang berkembang tersebut belum dapat memperhatikan
64