124 125
PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA
BAB X ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS DALAM
IBADAH SHALAT DAN PUASA
A. PENGERTIAN DAN PERINTAH SHALAT DALAM AL-QUR’AN DAN HADIS
S
halat dalam pengertian bahasa adalah doa. Sebagaimana tersirat QS. At-Taubah: 103 sebagai berikut:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu mem- bersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguh-
nya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Secara terminologi, shalat adalah sebuah ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan gerakan yang sudah ditentukan aturannya yang
dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Rumusan ini didasarkan pada sabda Nabi SAW yang artinya: “Shalatlah kalian,
sebagaimana kalian melihat aku shalat”. Dengan demikian, dasar pelak- sanaan shalat adalah shalat sebagaimana yang sudah dicontohkan Nabi
SAW mulai bacaan hingga berbagai gerakan di dalamnya, sehingga tidak ada modifikasi dan inovasi dalam praktik shalat.
Ada banyak sekali perintah untuk menegakkan shalat di dalam Al- Quran. Paling tidak ada 12 duabelas perintah dalam Al-Quran dengan
lafaz “Aqim ash-shalata” dirikanlah shalat dengan khithab kepada orang banyak, antara lain pada surat: Al-Baqarah ayat 43, 83 dan110. Ada 5
12 4
lima perintah shalat dengan lafaz “Aqim ash-shalata” dengan khithab hanya kepada satu orang, antara lain pada Surat Huud ayat 114.
Menurut al-Qurthubi, aqimu terambil dari kata qama yang berarti “berdiri”. Tetapi kata itu lebih tepat jika diartikan “berkesinambungan
dan sempurna”. Maknanya, melaksanakan dengan baik, khusyu’ dan bersinam-bung sesuai dengan syarat-syaratnya. Sedangkan kata shalat
sendiri mem-punyai tiga makna, pertama, berarti curahan rahmat bila pelakunya adalah Allah. Kedua, berarti permohonan ampunan bila
pelakunya adalah para malaikat. Ketiga, berarti doa bila pelakunya adalah makhluk, seperti manusia Shihab: 122.
Shalat disebutkan dengan berbagai macam kata turunannya, sebanyak 99 kali dalam al-Qur’an. Jumlah ini sama banyaknya dengan jumlah
al-asma al-husna atau nama-nama indah Tuhan. Kata shalat sendiri ter-ulang sebanyak 67 kali. Hasil studi kelompok Fakir 60 Amerika
Serikat tahun 2003
Shalat telah lama diperkenalkan sejak zaman nabi-nabi sebelum Muhammad saw dengan cara masing-masing. Dalam al-Qur’an tercatat,
pertama kali permintaan untuk “mendirikan shalat” yaitu ketika Nabi Ibrahim as berdoa. la tidak meminta kekayaan dan kesehatan, tetapi sesuatu
agar turunannya tetap mendirikan shalat.
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku”.
Ibrahim 14: 40.
Dalam al-Qur’an, konfirmasi kewajiban shalat lima kali sehari terdapat seperti dalam surat-surat berikut: subuh an-Nur [24]: 58; subuh, zhuhur
dan isya’ al-Isra’ 17 : 78; ashar al-Baqarah 2 : 238; maghrib Hùd 11: 114; isya’ an-Nùr 24 : 58. Sedangkan kewajiban shalat Jum’at bagi
orang-orang beriman dicatat dalam Surat al-Jumu’ah ayat 9.
B. NILAI-NILAI PENDIDIKAN JIWA DALAM SHALAT