SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN DALAM PANDANGAN PSIKOLOGI

24 25 PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA Oleh karena itu, di tengah derasnya arus materialisme sebagai dampak dari pembangunan dewasa ini, diharapkan psikologi agama dapat memberikan sumbangan bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Psikologi agama akan dapat membantu menyadarkan keberagamaan seseorang yang barangkali jauh tertinggal dari kemajuan intelektual Di samping itu psikologi agama dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan kerukunan inter dan antar umat beragama di Indonesia, sehingga terjadinya konflik “sara” seperti terjadi di beberapa negara sejauh mungkin bisa dihindarkan. Mata kuliah Psikologi Agama mulai di ajarkan Zakiah Daradjat pada tahun 1967 di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta, serta Universitas Islam Indonesia Daradjat, 1989: vii. Di samping mengajarkan Psikologi Agama di perguruan tinggi, praktek Psiklogi berdasarkan ajaran agama pertama sekali di lakukan Zakiah Daradjat di rumah Jl Fatmawati No. 6 Jakarta Selatan mulai Agustus 1983 Djamal, 1999: 142-143

BAB III SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN

B erbagai pandang muncul tentang sumber keagamaan. Ada yang menyatakan bahwa sumber jiwa keberagamaan meru- pakan proses interaksi antara kebutuhan dalam kehidupan dengan potensi bawaan manusia. Ada yang menyatakan agama meru- pakan naluri yang timbul sebagai upaya penyelamatan diri manusia dari berbagai ketakutan. Ada juga yang menyatakan bahwa agama merupakan kebutuhan yang timbul sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan lainnya. Sumber jiwa beragama dalam tulisan ini dimaknai sebagai sumber asal jiwa keagamaan dalam diri manusia. Kajian ini akan dibagi ke dalam 3 bagian. Pertama sumber jiwa keagamaan dalam pandangan psikologi. Kedua sumber jiwa keagamaan dalam pandangan teori kecerdasan spiri- tual. Ketiga sumber jiwa keagamaan dalam ajaran agama Islam.

A. SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN DALAM PANDANGAN PSIKOLOGI

Pandangan psikologi terhadap sumber keagamaan dapat dikelom- pokkan menjadi dua kelompok yaitu: kelompok teori monistik dan kelompok teori fakulti. Kelompok teori monistik melihat sumber jiwa beragama manusia merupakan sebuah kesatuan dalam jiwa manusia. Sementara kelompok teori fakulti melihat sumber jiwa beragama manusia merupakan gabungan dari berbagai unsur kejiwaan dalam diri manusia. Kelompok teori monistik antara lain diwakili oleh Thomas van Aquino, Frederick Hegel, Frederick Schleimacher, Rudolf Otto, dan Frued. Menurut Thomas van Aquino yang menjadi sumber kejiwaan agama ialah: Berfikir. Manusia bertuhan karena manusia menggunakan kemampuan berfikirnya. Kehidupan beragama merupakan refleksi dari kehidupan 25 26 27 PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA berfikir manusia itu sendiri. Frederick Hegel menyatakan sumber jiwa beragama adalah pengalaman yang sungguh-sungguh benar dan tepat kebenaran abadi. Berdasarkan konsep itu maka agama semata-mata merupakan hal-hal atau persoalan yang berhubungan dengan pikiran. Menurut Frederick Schleimacher yang menjadi sumber keagamaan adalah rasa ketergantungan yang mutlak. Rasa ketergantugan yang mutlak itu menjadikan manusia merasakan dirinya lemah. Kelemahan itu menyebabkan manusia selalu menggantungkan hidupnya dengan suatu kekuasaan yang berada di luar dirinya. Dari rasa ketergantungan itulah timbul konsep tentang Tuhan. Rasa tidak berdaya untuk meng- hilangkan tantangan alam yang selalu dialaminya, lalu timbullah upacara untuk meminta perlindungan kepada kekuasaan yang diyakini dapat me- lindungi mereka. Itulah realitas dari upacara keagamaan. Rudolf Otto menyatakan sumber jiwa agama adalah rasa kagum yang berasal dari The Wholly Other yang sama sekali lain, jika seseorang dipengaruhi oleh rasa kagum terhadap sesuatu yang dianggapnya lain dari yang lain, maka keadaan mental seperti itu oleh Otto disebut “Numinous” merasakan kehadiran kekuasaan Tuhan. Perasaan tersebut menurut R. Otto sebagai sumber dari kejiwaan agama manusia. Sigmund Freud menyatakan yang menjadi sumber jiwa keaga-maan adalah lidido sexual naluri seksual. Berdasarkan lidido sexual timbulah ide tentang Tuhan dan upacara keagamaan, melalui proses: 1 Oedipus Complex, yaitu mitos Yunani kuno yang menceritakan bahwa karena perasaan cinta kepada ibunya, maka Oedipus membunuh ayahnya. Setelah ayahnya mati timbullah rasa bersalah pada diri sendiri. 2 Father Image cinta bapak: setelah membunuh bapaknya Oedipus dihantui rasa bersalah, lalu timbul rasa penyesalan. Perasaan itu menerbitkan ide untuk membuat suatu cara sebagai penebus kesalahan manusia yang mereka lakukan, mereka memuja alasannya karena dari pemujaan itulah menurut Freud sebagai asal dari upacara kea- gamaan. Agama muncul dari ilusi manusia. Kelompok teori fakulti diwakili oleh William Mc Dougall, G.M. Straton, W.H. Clark, Zakiah Daradjat, dan W.H. Thomas. Menurut William Mc Dougall, tidak ada instink khusus sebagai “sumber jiwa keagamaan”, tetapi dari beberapa instink yang ada pada diri manusia, maka agama timbul dari dorongan insting tersebut secara terintegrasi. Menurut Teori Fakulti perbuatan manusia yang bersifat keagamaan dipengaruhi oleh 3 tiga fungsi, yaitu: a. Fungsi Cipta, yaitu fungsi intelektual manusia. Melalui cipta orang dapat menilai dan membandingkan serta selanjutnya memutuskan sesuatu tindakan terhadap stimulus tertentu, termasuk dalam aspek agama. b. Fungsi Rasa, yaitu suatu tenaga dalam jiwa manusia yang banyak berperan dalam membentuk motivasi dalam corak tingkah laku seseorang melalui fungsi rasa dapat menimbulkan penghayatan dalam kehidupan beragama yang selanjutnya akan memberi makna pada kehidupan beragama. c. Karsa itu merupakan fungsi ekslusif dalam jiwa manusia. Karsa berfungsi mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serta ajaran agama berdasarkan fungsi kejiwaan. Menurut Straton, yang menjadi sumber jiwa keagamaan adalah adanya konflik dalam kejiwaan manusia. Konflik itu disebabkan oleh keadaan-keadaan yang berlawanan seperti: baik-buruk, moral-immoral, kepastian-kepasipan, rasa rendah diri-rasa harga diri. Berbagai dikotomi serba dua termasuk yang menimbulkan rasa agama dalam diri manusia. Jika konflik jiwa begitu mencekam manusia dan mempengaruhi keji- waannya, maka manusia akan mencari pertolongan kepada kekuasaan Tuhan. Berdasarkan pendapat Freud tentang keinginan dasar manusia, Clark berpendapat bahwa sumber jiwa beragama manusia, yaitu: 1 Life-urge: keinginan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari keadaan yang terdahulu agar terus berlanjut. 2 Death -urge: keinginan untuk kembali ke keadaan semua sebagai benda mati. Claek, 1969: 77 Menurut Clark, ekspresi dari pertentangan antara Death-urge dan life-urge merupakan sumber kejiwaan agama dalam diri manusia. Menurut Zakiah Daradjat, sumber jiwa keberagamaan pada manusia merupakan akumulasi dari 6 enam kebutuhan manusia, yaitu: 1 Kebutuhan akan rasa kasih sayang, 2 Kebutuhan akan rasa aman, 3 28 29 PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA Kebutuhan akan harga diri, 4 Kebutuhan akan rasa bebas, 5 Kebutuhan akan rasa sukses, dan 6 Kebutuhan akan rasa ingin tahu. Sementara menurut W.H Thomas sumber kejiwaan agama adalah akumulasi dari 4 empat macam keinginan dasar dalam jiwa manusia, yaitu: 1 Kei- nginan untuk keselamatan, 2 Keinginan untuk mendapat penghargaan, 3 Keinginan untuk ditanggapi, dan 4 Keinginan untuk pengetahuan atau pengalaman baru.

B. SUMBER JIWA KEAGAMAAN MENURUT TEORI KECERDASAN SPIRITUAL