PENGERTIAN KONVERSI AGAMA KONVERSI AGAMA

90 9 1 PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA

BAB VIII KONVERSI AGAMA

A. PENGERTIAN KONVERSI AGAMA

D alam dunia yang semakin global dimana batas-batas wilayah sudah semakin menyempit, manusia cenderung mengalami keterasingan alienasi. Alienasi muncul dari cara pandang dualisme, antara pemisahan jiwa-badan, makhluk-Tuhan, aku-dia, kapitalis-proletar, materi-ide, dan lain sebagainya. Akibat dari dualisme muncul pembedaan antar sisi dari dualitas tersebut. Pembedaan ini selalu memunculkan objektivikasi, yaitu manusia memandang dirinya sebagai objek, seperti layaknya sebuah benda. Perkembangan yang pesat pada aliran filsafat materialisme, mem- perkuat gejala alienasi keterasingan diderita umat manusia. Pada masya- rakat dunia Barat penderitaan akibat materialisme yang berkembang sangat subur telah menyebabkan keterasingan yang sangat parah pada tiap individu. Jika keterasingan tersebut masih berkaitan dengan orang lain, mungkin seseorang bisa mengalihkannya dengan sibuk dengan diri sendiri. Tetapi, bagaimana jika Anda terasing dengan diri Anda sendiri? Seiring dengan keterasingan tersebut berbagai cara ditempuh sese- orang untuk melepaskan dari sepi berkepanjangan. Salah satu akibatnya adalah degradasi moral yang dianggap sebagai sebuah pelarian. Misalnya penggunaan narkotika, seks bebas, bahkan bunuh diri. Kondisi ini tidak menolong mereka lepas dari kesepian, bahkan menimbulkan penderitaan baru seperti terkena HIVAIDS, sakit jantung, dan penyakit fisik serta psikhis lainnya. Sebagian mereka yang merasa kesepian mencari pertolongan dari keyakinan baru atau memperteguh keyakinan yang telah ada dengan pola beragama yang lebih mapan. Mereka yang tertolong atau segera menemukan pencerahan dari kekelaman jiwa ini akan bangkit dan memeluk suatu keyakinan yang baru. Suatu keyakinan yang akan membuat hi- dupnya terasa lebih berarti, hidup yang bertujuan, yaitu kembali kepada Tuhannya. Terjadilah pembalikan arah, atau konversi dalam beragama. Dalam Islam dapat juga disebut taubat kembali kepada ajaran agama atau disebut murtad keluar dari agama. Secara bahasa etimologi kata konversi berasal dari kata Latin “conversio” yang berarti tobat, pindah, berubah agama. Selan- jutnya kata tersebut dipakai dalam kata Inggris “ conversion” yang mengandung pengertian: berubah dari suatu keadaan, atau dari suatu agama ke agama lain change from one state, or from one religion, to another. Berdasarkan arti kata-kata tersebut dapat di simpulkan bahwa konversi agama mengandung pengertian: bertobat, berubah agama, berbalik pendirian berlawanan arah terhadap ajaran agama atau masuk ke dalam agama baru. Ada beberapa pendapat tentang pengertian konversi agama antara lain: Menurut Thouless 1992 dalam bukunya yang berjudul The Psycholgy of Religion konversi agama adalah istilah yang pada umumnya diberikan untuk proses yang menjurus kepada penerimaan suatu sikap keagamaan, proses itu bisa terjadi secara berangsur-angsur atau secara tiba-tiba. William James dalam buku The Varieties of Religious of Experience mengatakan konversi agama adalah: To be converted, to be regenerated, to recive grace, to experience religion, to gain an assurance, are so many phrases which denote to the process, gradual or sudden, by which a self hitherro divide, and consciously wrong inferior and unhappy, becomes unified and consciously right superior and happy, in consequence of its firmer hold upon religious realities. Berubah, membangkitkan, menerima rahmat, mengalami pengalaman keagamaan, mencapai ketenangan, merupakan keragaman ungkapan yang digunakan pada proses tersebut, baik terjadi secara berangsur-angsur atau tiba- tiba, dimana perasaan seseorang terbagi antara menyadari kesalahan dan merasa tidak bahagia menjadi perasaan perasaan benar dan bahagia. Konsekuensi akhirnya seseorang memegangkan keyakinan agama dengan kokoh. Clark dalam bukunya The Psychology of Religion mendefinisikan 90 92 93 PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA mengalami kepahitan hidup tetapi masih tetap yakin dengan ajaran agamanya. Salah satu contoh dalam Islam adalah kisah Sa’labah yang pada awalnya seorang yang sangat alim terhadap ajaran agama tetapi setelah kaya dia lupa terhadap ajaran agama. Ketika Allah mengambil kembali kekayaannya dia kembali taat kepada Allah. Kisah konversi eksternal pada sahabat Rasul yang paling menarik adalah Kisah Umar bin Khattab. Umar pada awalnya adalah orang yang paling benci terhadap Rasulullah dan Islam. Umar bahkan pernah ingin membunuh Rasul karena Muhammad dianggap telah menghina keper- cayaan nenek moyangnya. Satu hari, Umar pernah berjalan dengan pedang terhunus untuk segera menghabisi Rasulullah SAW. Namun di tengah jalan, beliau di- hadang oleh Abdullah an-Nahham al-‘Adawi seraya bertanya: “Hendak kemana engkau ya Umar?” “Aku hendak membunuh Muhammad”, jawabnya. “Apakah engkau akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhroh jika engkau membunuh Muhammad ?”, “Jangan-jangan engkau sudah murtad dan meninggalkan agama asal- mu?”. Tanya Umar. “Maukah engkau kutunjukkan yang lebih mengagetkan dari itu wahai Umar, sesungguhnya saudara perempuanmu dan iparmu telah murtad dan telah meninggalkan agamamu”, kata Abdullah. Setelah mendengar hal tersebut, Umar langsung menuju ke rumah adiknya. Saat itu di dalam rumah ada Khabbab yang sedang mengajarkan al-Quran kepada Fatimah, saudara perempuan Umar dan suaminya. Namun ketika Khabbab merasakan kedatangan Umar, dia segera ber- sembunyi di balik rumah. Sementara Fatimah, segera menutupi lembaran al-Quran. Sebelum masuk rumah, rupanya Umar telah mendengar bacaan Khabbab, lalu dia bertanya: “Suara apakah yang tadi saya dengar dari kalian?”, “Tidak ada suara apa-apa kecuali obrolan kami berdua saja”, jawab mereka “Pasti kalian telah murtad”, kata Umar dengan geram. “Wahai Umar, bagaimana pendapatmu jika kebenaran bukan berada pada agamamu ?”, jawab ipar Umar. konversi agama sebagai suatu macam pertumbuhan atau perkembangan spiritual yang mengandung perubahan arah yang cukup berarti, dalam sikap terhadap ajaran dan tindak agama. Lebih jelas dan lebih tegas lagi, konversi agama menunjukan bahwa suatu perubahan emosi yang tiba- tiba ke arah mendapat hidayah Allah SWT secara mendadak, telah terjadi, yang mungkin saja sangat mendalam atau dangkal, dan mungkin pula terjadi perubahan tersebut secara berangsur-angsur. Heirich sebagaimana dikutip Ramayulis 2002 mengatakan bahwa konversi agama adalah merupakan suatu tindakan dimana seseorang atau sekelompok orang masuk atau berpindah kesuatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya. Berdasakan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa konversi agama adalah perubahan keyakinan seseorang terhadap agama yang dianutnya, perubahan tersebut dapat bersifat intern seperti tetap dalam agama yang telah dianutnya tetapi dengan ketaatan yang lebih baik atau pindah ke agama lain dengan keyakinan yang lebih baik. Proses perubahan sikap beragama tersebut dapat terjadi secara mendadak atau melalui proses yang bertahap. Konversi agama dapat terjadi dalam berbagai usia. Dimulai dari usia 14 tahun sampai seumur hidup. Menurut Spilka konversi agama yang terjadi dalam satu agama selalu terjadi pada usia remaja dan usia lanjut, sedangkan konversi agama dalam bentuk pindah agama cenderung terjadi pada masa dewasa awal.

B. JENIS KONVERSI AGAMA