8 6 8 7
PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA
sebelumnya. Hurlock mengatakan mereka yang pada masa lalunya memiliki kesulitan dalam penyesuaian diri cenderung semakin jahat dan sulit
ketimbang mereka yang dapat menyesuaikan diri dengan mudah dan menyenangkan pada masa lalunya Hurlock, 1992: 384.
Ciri lain adalah orang usia lanjut kembali ingin kembali menjadi muda. Mereka merasakan kemunduran fisik dan psikhis membuat mereka kurang
dihargai. Banyak kewenangan yang mereka miliki ketika masih muda harus dilepaskan, karena kondisi mereka dianggap sudah tidak mengizin-
kan. Sehingga mereka bisa menjadi pelanggan obat “awet muda.” Sue memberi komentar sebagai berikut: “zaman sekarang banyak orang men-
cari cara-cara memperlambat menua dengan usaha membatasi makanan atau vitamin. Sedang yang lain melakukan operasi plastik untuk meng-
hilangkan tanda-tanda ketuaan, kemudian menggunakan alat-alat ke- cantikan untuk menutupi kerut-kerut di kulitnya Sue, 1976: 100.
Pernyataan ini mengisyaratkan betapa kemudaan menjadi kebutuhan.
Perubahan kondisi fisik orang usia lanjut erat kaitannya dengan per- ubahan kondisi psikhisnya. Kemunduran fisik membuat mereka lebih
membutuhkan bantuan orang lain. Mereka menjadi lebih tergantung kepada orang lain. Mereka cenderung mencari kawan atau pasangan
hidup baru bila pasangan hidupnya telah meninggal dunia. Di Eropa kecen- derungan mencari pasangan hidup baru itu semakin kuat, karena kese-
diaan anak mengurus orangtuanya sudah langka. Namun di Timur kecenderungan seperti ini masih rendah apalagi bagi para wanita lanjut
usia. Hal ini disebabkan pandangan bahwa mengurus orangtua adalah bakti dan kewajiban anak.
Minat-minat usia lanjut juga mengalami perubahan. Mereka umum- nya kurang berminat terhadap uang. Uang bagi mereka sekedar untuk
mencukupi kebutuhan makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Minat yang cenderung meningkat pada usia lanjut adalah minat beragama.
Minat agama pada usia lanjut selalu dipengaruhi cara beragama dan pengetahuan agama yang mereka terima pada usia sebelumnya. Mereka
yang memiliki dasar-dasar pengetahuan agama yang baik pada masa muda cenderung memiliki minat agama yang besar pada usia lanjut.
Kesadaran akan kematian dianggap sebagai salah satu pemicu orang usia lanjut berminat terhadap agama dan pengamalannya. Umumnya
mereka menyadari bahwa kematian telah dekat dibandingkan ketika dalam kehidupan sebelum kematian. Kepercayaan ini memotivasi mereka
lebih giat mengamalkan ajaran agamanya. Hasil penelitian di Universitas Colorado tahun 2005 menunjukkan
bahwa 40 penduduk Amerika yang berusia lebih dari 45 menjalankan ibadah dengan rutin, 19 menjadi anggota tetap organisasi keagamaan,
20 menyatakan sama sekali tidak pernah beribadah, dan 10 menyatakan diri atheis. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang dewasa
madya aktif melaksanakan ajaran agama.
James menyatakan bahwa umur keagamaan yang sangat luar biasa tampaknya justru terdapat pada usia dewasa madya, ketika gejolak kehi-
dupan seksual sudah mulai menurun. Tetapi menurut Thoules, dari hasil temuan Gofer, memang menunjukkan bahwa kegiatan beragama orang
yang belum berumah tangga sedikit lebih banyak dari mereka yang telah berumah tangga, sedangkan kegiatan keagamaan orang yang sudah
bercerai jauh lebih banyak dari keduanya. Menurut Thoules hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan keagamaan berkorelasi terbalik dengan
tingkat pemenuhan seksual sebagai sesuatu yang diharapkan bila penyim- pangan seksual itu benar-banar merupakan salah satu faktor yang men-
dorong di balik perilaku keagamaan itu.
D. PERKEMBANGAN JIWA BERAGAMA PADA MASA USIA LANJUT
Usia lanjut adalah bagian akhir dari masa dewasa. Usia lanjut terentang dari usia 61 tahun sampai akhir hayat. Sama dengan masa-masa kehidupan
lainnya, usia lanjut memiliki karakteristik tersendiri. Ahli psikologi mem- bagi usia lanjut kepada dua fase: usia lanjut dini dan usia lanjut. Usia
lanjut dini dimulai dari usia 60-70 tahun. Usia lanjut dimulai dari usia 70 tahun ke atas.
Pada usia lanjut terjadi perubahan fisik dan psikhis. Perubahan fisik dan psikhis ini membawa pengaruh pada penyesuaian diri yang dapat
terjadi dalam bentuk penyesuaian diri yang baik atau buruk. Hal ini ter- gantung pada bagaimana orang usia lanjut mensikapi keadaannya. Ciri
yang paling menarik pada usia lanjut adalah penyesuaian diri yang cenderung memburuk. Baik buruknya penyesuaian diri pada usia lanjut tidak sepe-
nuhnya tergantung pada faktor usia, tetapi lebih ditentukan sikap hidup
8 8 8 9
PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA
dewasa, kemudian orang dewasa bertanggung jawab terhadap pendidikan agama anak-anaknya. Allah berfirman dalam Q.S. at-Tahrim ayat 6
tentang tanggung jawab pendidikan agama sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan
Dalam ajaran Islam memelihara diri dari api neraka adalah tanggung -jawab setiap orang dewasa. Pemeliharaan diri dari api neraka hanya
dapat dilakukan dengan terus menerus menjadi orang yang belajar agama. Belajar ilmu-ilmu agama dalam Islam adalah fardhu ‘ain, sedangkan
belajar ilmu-ilmu lain adalah fardhu kifayah. Oleh sebab itu pendidikan agama menjadi sangat penting bagi orang dewasa dibandingkan masa-
masa sebelumnya.
Orang dewasa belajar agama dengan upaya sendiri. Berbeda dengan anak-anak yang wajib mengajari adalah orang tuanya. Pendidikan agama
pada orang dewasa sebaiknya mengikuti prinsip pendidikan orang dewasa androgogi.
Prinsip pembelajaran andragogi adalah pembelajaran yang dila- kukan dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki peserta
didik sebelumnya, mendorong peserta untuk melakukan pembelajaran mandiri baik dalam posisi belajar atau mengajar, dan menggunakan
aktivitas pembelajaran yang beragam. Rasulullah mendorong orang dewasa belajar dan mengajar agama. Sabda Rasulullah mengenai
anjuran mengajar dan belajar agama ini, artinya:”Jadilah kamu orang yang mengajar atau belajar atau pendengar orang mengaji, atau pecinta
mencintai ilmu dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima artinya tidak mengajar, tidak belajar, tidak suka mendengarkan pengajian, dan
tidak mencintai ilmu, maka kamu akan hancur”. H.R. Baihaqi usia muda. Kondisi ini membuat mereka lebih tertarik untuk mempelajari
agama dan menghadiri kegiatan-kegiatan agama untuk menambah penge- tahuan agamanya. Semua ini dimaksudkan untuk memperbaiki bekalnya
menghadapi kematian.
Penyebab lain meningkatnya minat beragama pada usia lanjut, karena mereka sudah merasa tidak dipedulikan oleh lingkungannya.
Kondisi sepi ini membuat mereka perlu mencari teman. Dengan mengikuti pengajian-pengajian keagamaan atau menjadi jamaah gereja membuat
mereka lebih mudah mendapatkan teman. Pada usia 70 tahun ke atas sebagian mereka yang memiliki kesehatan yang kurang baik tidak dapat
lagi mengikuti kegiatan-kegiatan pengajian atau misa meskipun minat mereka terhadap kegiatan tersebut masih tinggi. Mereka akan lebih selalu
melakukan ibadah keagamaan di rumah secara maksimal.
Walaupun belum ada penelitian berapa besar hubungan antara usia dengan pengamalan agama, namun semakin tua umumnya orang semakin
peduli dengan agama dengan berbagai alasan. Namun kondisi kesehatan fisik juga mendukung minat beragama. Di samping itu minat beragama
secara umum ditentukan dari usia-usia sebelumnya, meskipun kadang- kadang terjadi perubahan sikap beragama yang drastis pada diri seseorang.
E. PENDIDIKAN AGAMA PADA MASA DEWASA