Motivasi untuk Mengatasi Rasa Frustrasi

36 37 PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA Lima tingkatan kebutuhan menurut Maslow terdiri dari kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan memiliki dan cinta, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan fisik terdiri dari makan, minum, dan tempat tinggal. Kebutuhan rasa aman terdiri dari keamanan, stabilitas, dan terbebas dari ketakutan. Kebutuhan memiliki dan cinta meliputi kebutuhan persahabatan, keluarga, cinta, dan dukungan. Kebutuhan dihargai mencakup kebutuhan berprestasi, pengakuan, peng- hormatan, dan keahlian. Kebutuhan aktualisasi diri mencakup kebutuhan mengembangkan bakat dan kreativitas. Menurut Herzberg 1966, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene faktor ekstrinsik dan faktor motivator faktor intrinsik. Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk di dalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya. Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk di dalamnya adalah prestasi, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan. Teori kognitif tentang motivasi cognitive theory of motivation dari Vroom 1964 menjelaskan alasan seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan 3 tiga komponen, yaitu: 1 Ekspektasi harapan keberhasilan pada suatu tugas, 2 Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam mela-kukan suatu tugas keberhasilan tugas untuk mendapatkan hasil tertentu, dan 3 Valensi, yaitu respon terhadap hasil seperti perasaan positif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan. Mc Clelland 1961, menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan atau motivasi manusia, yaitu: 1 Need for achievement kebutuhan berprestasi, 2 Need for afiliation kebutuhan akan hubungan sosial, dan 3 Need for Power dorongan untuk mengatur. Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG singkatan dari Exist- ence keberadaan, Relatedness hubungan, dan Growth pertum- buhan. Teori ini sedikit berbeda dengan teori Maslow. Alderferr mengemu- kakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi. Berbagai penjelasan di atas menunjukkan bahwa motivasi adalah energi dasar yang menjadikan seseorang melakukan sesuatu. Dalam beragama manusia juga memiliki motivasi tertentu. Motivasi beragama selalu juga diartikan sebagai sesuatu yang mendorong orang untuk beragama yang secara spontan terjadi pada manusia.

B. MACAM-MACAM MOTIVASI BERAGAMA

Menurut Psikologi Agama, motivasi beragama bukanlah motivasi yang berdiri sendiri seperti motivasi makan, minum, dan sejenisnya. Motivasi beragama adalah bagian dari motivasi lain seperti motivasi akan rasa aman, motivasi dicintai, dan motivasi pernyataan diri dan sejenisnya. Menurut Dister ada 4 empat macam motivasi beragama pada manusia yaitu:

1. Motivasi untuk Mengatasi Rasa Frustrasi

Pandangan ini berasal dari Frued yang memandang agama meru- pakan jawaban manusia terhadap frustrasi yang dialaminya dalam ber- bagai bidang kehidupannya. Manusia bertindak religius karena dia meng- 38 39 PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI AGAMA alami frustrasi dan untuk mengatasi frustrasi tersebut. Penyebab frustrasi dalam kehidupan ada 4 macam: a. frustrasi karena alam b. frustrasi karena sosial c. frustrasi karena moral d. frustrasi karena maut Dister, 1982: 80 Bukan hanya Frued yang berpendapat bahwa penyebab manusia beragama adalah frustrasi, Jung juga berpendapat hampir senada dengan Frued. Jung menyatakan bahwa agama menjadi sarana yang ampuh dan obat yang manjur untuk menyembuhkan penyakit neurosis pada manusia Manuhin, 1994: 26. Pandangan ini muncul disebabkan pengalaman keduanya sebagai psikiater. Orang-orang yang mengalami gangguan jiwa yang datang ke klinik mereka yang dijadikan objek penelitian. Bagi pasien tersebut agama ternyata menjadi salah satu terapi yang ampuh dalam penyem- buhan penyakitnya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa frustrasi dapat meningkat- kan aktivitas-aktivitas keagamaan pada seseorang. Namun banyak juga frustrasi yang menyebabkan seseorang jauh dari agama. Jika demikian kelompok tertentu mungkin akan lebih giat beragama ketika frustrasi, sementara kelompok lain akan semakin jauh dari agama pada saat mengalami frustrasi. Oleh sebab itu terlalu sederhana dan apriori jika disimpulkan bahwa frustrasi merupakan penyebab seseorang beragama. Sebab dua kemungkinan menjauh dan mendekat terhadap ajaran agama dapat disebabkan frustrasi. Kehidupan yang bahagia menjauhkan seseorang dari rasa frustrasi. Penelitian Beit-Hallahmi and Argyle 1997 menunjukkan bahwa sese- orang lepas dari rasa tertekan dan merasa bahagia ketika dia melaksa- nakan ajaran agama, khususnya ketika seseorang melakukan ibadah. Kondisi ini lebih menguat pada orang-orang yang berusia lebih tua.

2. Motivasi Agama Sebagai Sarana untuk Menjaga Kesusilaan dan Tata Tertib Masyarakat