101
3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuas yaitu pada tanggal 10 dan 11 Oktober 2016. Pemberian tindakan diberikan dengan alokasi
waktu 7x35 menit.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukakan beberapa tindakan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik dari siklus
I. Beberapa tindakan yang dilakukan oleh peneliti antara lain adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Peneliti
kemudian menyiapkan kartu bintang sebagai solusi agar siswa lebih aktif dalam menggunakan kartu bicaranya saat berdiskusi. Peneliti juga
tetap mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa. Selain itu peneliti juga mempersiapkan lembar
penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Berikut adalah uraian mengenai tahapan tindakan dalam pembelajaran.
1 Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan padatanggal 10 Oktober 2016 dengan alokasi waktu 7x35 menit. Tema yang dipelajari
masih sama, yaitu “Perubahan di Alam” dengan subtema “Perubahan Musim” pembelajaran 3.
102
Siswa bersama guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, dan dilanjutkan dengan menyanyikan
lagu wajib secara bersama-sama. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru bertanya kepada siswa “Apakah ada musim lain selain musim penghujan
dan musim kemarau? Di negara mana sajakah musim-musim tersebut ada?” Beberapa siswa mampu menjawab pertanyaan
tersebut. Mereka menyebutkan musim yang mereka ketahui, meliputi musim dingin, musim panas, musim gugur, dan musim
semi. Mereka juga menyebutkan beberapa negara yang memiliki musim tersebut, antara lain Jepang, Australia, dan Amerika. Dalam
kegiatan ini guru memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa yang pada siklus sebelumnya pasif untuk melatih
keberanian siswa. Kemudian siswa menerima informasi dari guru terkait
materi yang akan dipelajari yaitu “perubahan di alam” dengan sub tema “perubahan musim”. Siswa juga menerima informasi
mengenai tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian motivasi kepada siswa dengan
mengajak siswa untuk melakukan „tepuk fokus‟. Kegiatan
sederhana ini bertujuan agar siswa dapat menjaga konsentrasinya selama pembelajaran berlangsung.
103
Kegiatan inti pada proses pembelajaran diawali dengan mengamati video yang berisi tentang perubahan musim. Siswa
diminta untuk duduk membentuk setengah lingkaran agar setiap siswa dapat melihat video dengan baik. Kemudian siswa menerima
penjelasan lebih lanjut mengenai isi video agar dapat memperdalam pengetahuan siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan
siswa membaca secara klasikal sebuah mengenai negara yang memiliki empat musim. Kemudian siswa diminra untuk
mengemukakan perasaannya apabila berada di negara yang memiliki empat musim.
Siswa mendapatkan penjelasan dari guru tentang langkah- langkah kegiatan yang akan dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing. Siswa dengan bimbingan guru membentuk lima kelompok secara heterogen
dengan nama kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4, dan kelompok 5. Setiap kelompok terdiri dari enam orang siswa.
Siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompoknya. Kemudian masing-masing siswa mendapatkan dua kancing bicara
yang dibagikan oleh guru yang akan digunakan untuk mengemukakan pendapat dalam diskusi. Setiap kelompok
mendapatkan lembar kerja siswa yang harus dikerjakan secara berkelompok. Selain itu, setiap kelompok juga mendapatkan
sebuah amplop berisi sepuluh kata yang berhubungan dengan
104
negara empat musim. Setiap kelompok nantinya akan berlomba untuk menyesuaikan kata-kata yang mereka dapatkan dengan satu
kata kunci yang dituliskan guru di papan tulis. Tugas sederhana ini bertujuan untuk memupuk kekompakan antar anggota kelompok.
Pada akhir kegiatan, setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengemukakan penjelasan mengenai pekerjaan yang telah mereka
selesaikan. Kegiatan dilanjutkan dengan mendiskusikan negara-negara
yang memiliki empat musim menggunakan kancing bicara yang dimiliki siswa. Siswa juga mendiskusikan perbedaan suasana antar
musim. Berdasarkan jumlah kancing yang dimiliki, setiap siswa memiliki dua kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya,
siswa menggunakan pengetahuan yang berhasil dihimpun melalui kegiatan diskusi untuk melengkapi teks percakapan yang ada di
buku siswa. Dalam kegiatan diskusi yang dilakukan pada pertemuan
pertama siklus II, siswa menunjukkan performa yang meningkat. Pada aspek keberanian, siswa yang masih pasif pada pertemuan
sebelumnya telah mampu untuk mengemukakan pendapat dengan mandiri. Siswa yang dengan berani mengemukakan pendapat dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok akan mendapatkan satu bintang pada kartu bintang yang dimilikinya.
105
Kemudian siswa membuat peta konsep berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan. Setiap kelompok diberi kesempatan
untuk mempresentasikan peta konsep yang telah dibuat. Setelah kegiatan selesai, guru memberikan penekanan kepada siswa bahwa
negara yang memiliki empat musim disebut dengan negara beriklim sub tropis. Keempat musim yang dimiliki antara lain
musim dingin, musim panas, musim gugur, dan musim semi. Setelah
kegiatan diskusi,
siswa dibimbing
untuk menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan operasi perkalian.
Dalam penyelesaian soal, siswa sudah tidak mengalami kesulitan karena pernah menghadapi jenis soal yang sama pada pertemuan
sebelumnya. Beberapa siswa mendapat kesempatan untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis sebagai acuan bagi
teman-temannya untuk mengoreksi jawaban. Untuk menambah pemahaman siswa terhadap musim yang
telah dipelajari, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat montase. Siswa menciptakan karya sesuai dengan
imajinasi dan pengetahuan yang telah dimilikinya. Guru membimbing siswa untuk menciptakan karya yang baik. Saat siswa
mengerjakan pembuatan montase, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada materi yang belum jelas.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan secara
106
individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru langsung meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya.
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan dan melakukan refleksi terkait materi yang telah dipelajari. Guru memberikan
tindak lanjut berupa tugas untuk mempelajari materi pembelajaran selanjutnya. Kemudian guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin berdoa secara bersama-sama untuk mengakhiri pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan salam
penutup. 2
Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober
2016 dengan alokasi waktu 7x35 menit. Tema yang dipelajari yaitu “Perubahan di Alam” dengan sub tema “Perubahan Musim”
pemblajaran 4. Siswa bersama guru memulai pembelajaran dengan berdoa
dan menyanyikan lagu wajib bersama-sama. Kegiatan dilanjutkan dengan guru mengkonfirmasi kehadiran siswa. Siswa bersama guru
melakukan apersepsi. G uru bertanya pada siswa “Anak-anak
apakah kalian memiliki waktu luang ketika berada di rumah?”, “Digunakan untuk apa waktu luang yang kalian miliki?”. Beberapa
siswa menjawab masih, namun ada pula yang menjawab tidak. Mereka menyebutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan ketika
memiliki waktu luang, seperti menonton televise, bermain bersama
107
teman, dan membantu pekerjaan orang tua. Kemudian guru memberikan informasi terkait materi yang akan dipelajari yaitu
dengan tema “perubahan di alam” dengan sub tema “perubahan musim” serta menyampaikan tujuan yang akan dicapai.
Kegiatan inti pada pembelajaran diawali dengan guru menunjukkan berbagai gambar yang berhubungan dengan kegiatan
yang dilakukan ketika memiliki waktu luang. Setiap siswa diberi kesempatan untk mengemukakan pendapatnya dengan menuliskan
kegiatan yang dapat dilakukan di waktu luang di papan tulis. Setelah
selutuh siswa
menuliskan pendapatnya,
guru mengkonfirmasi pendapat siswa dan memberikan penekanan
bahwa setiap waktu yang dimiliki dapat digunakan untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri dari enam orang siswa dengan nama
kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4, dan kelompok 5. Guru memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran koperatif tipe kancing gemerincing. Guru juga
menjelaskan kegunaan kancing bicara yang dibagikan agar siswa dapat menggunakannya secara efisien. Siswa akan melakukan
diskusi terkait kegiatan yang dapat dilakukan di waktu luang. Secara berkelompok, siswa akan menuliskan hasil diskusinya pada
108
tabel yang terdapat dalam lembar kerja siswa. Setelah kegiatan selesai, guru memberikan penekanan bahwa sangat banyak
kegiatan bermanfaat yang dapat dilakukan ketika memiliki waktu luang.
Siswa diminta untuk membaca teks laporan yang terdapat dalam buku siswa. Siswa diberi tugas untuk menentukan gagasan
pokok teks laporan tersebut. Setelah kegiatan selesai, guru memberikan penekanan bahwa gagasan pokok merupakan inti dari
sebuah paragraf yang terdapat pada teks. Setiap paragraf memiliki satu ide pokok.
Siswa mengamati kegiatan pengamalan sila pertama Pancasila melalui gambar yang terdapat di buku siswa dan
mengamati aktivitas di sekitar lingkungan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat terkait
apa yang telah mereka amati. Siswa yang pada pertemuan sebelumnya masih pasif, diberi kesempatan lebih untuk
mengemukakan pendapat. Selain itu, siswa yang berani mengemukakan pendapat mendapatkan reward berupa satu bintang
pada kartu bintang yang dimilikinya. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian penekanan oleh
guru. Guru memberikan penjelasan bahwa apa yang dilakukan sebagai pengamalan sila pertama termasuk tindakan yang
109
menunjukkan rasa syukur manusia atas nikmat yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
Pada siklus kedua, keterampilan kedua teramati dari diskusi yang dilakukan baik secara kelompok maupun klasikal. Siswa
kembali menunjukkan peningkatan pada aspek kejelasan lafal, intonasi, pemilihan kata, dan kosakata. Pada aspek sikap,
keberanian, dan kejelasan juga telah mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa telah mampu menunjukkan
sikap yang tenang ketika mengemukakan pendapat, baik saat diskusi kelompok, diskusi klasikal, maupun presentasi. Keberanian
siswa tampak meningkat dengan tampilnya siswa-siswa yang pada siklus sebelumnya masih perlu disuruh dan dibimbing untuk
mengemukakan pendapat, namun pada siklus II mau dengan mandiri mengemukakan pendapatnya dan melakukan presentasi.
Sementara itu aspek kejelasan didukung dengan siswa yang pada siklus sebelumnya masih belum stabil dalam penyampaian
gagasan, pada siklus II mampu menyampaikan gagasan dengan pengucapan yang stabil.
Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. Setelah siswa selesai
mengerjakan soal evaluasi, siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa kemudian meminta siswa untuk mengumpulkan
hasil pekerjaannya. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang
110
telah dipelajari. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas untuk mencari informasi mengenai tanda-tanda alam yang ada sebelum
terjadi perubahan cuaca atau iklim sesuai dengan kepercayaan masyarakat di tempat tinggalnya. Kemudian guru meminta salah
satu siswa untuk memimpin berdoa secara bersama-sama dan menutup pembelajaran dengan salam penutup.
Adapun hasil tes keterampilan berbicara pada siklus II bertujuan untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa. Hasil analisis nilai tes
unjuk kerja keterampilan berbicara siswa pada siklus II dapat dilihat melalui tabel berikut.
Tabel 10. Hasil Analisis Nilai Keterampilan Berbicara pada Siklus II Total Nilai
2292 Nilai Rata-rata
76,4 Nilai Tertinggi
90 Nilai Terendah
69
Berdasarkan tabel, hasil analisis nilai keterampilan berbicara menunjukkan bahwa total nilai kelas adalah 2292. Nilai rata-rata kelas
pada siklus kedua adalah 76,4. Nilai tertinggi keterampilan berbicara pada siklus II adalah 90, sedangkan nilai terendah adalah 69. Selanjutnya, hasil
tes keterampilan berbicara dapat dinyatakan dalam bentuk presentase , sehingga akan diperoleh presentase perolehan tes keterampilan berbicara
pada siklus II yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
111
Tabel 11. Hasil Tes Keterampilan Berbicara Siswa pada Siklus II No
Nilai Frekuensi
Presentase Keterangan
1 ≥ 70
28 93
Tuntas 2
70 2
7 Belum Tuntas
Jumlah 30
100 Jumlah Nilai
2291 Nilai rata-rata
76,4 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa hasil tes
keterampilan berbicara pasca tindakan siklus II diikuti oleh 30 siswa. hasilnya adalah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan sebanyak 28
siswa atau sebesar 93, dan siswa yang belum memenuhi kriteria sebanyak 2 orang siswa atau sebesar 7. Nilai rata-rata yang diperoleh
yaitu 76,4. Hasil tes keterampilan berbicara pada siklus II mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil tes siklus I dan hasil tes pra siklus. Peningkatan tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan, yaitu 75 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai taraf keberhasilan lebih dari atau sama dengan
70. Adapun peningkatan keberhasilan dapat dilihat pada tabel berikut.
112
Tabel 12. Perbandingan Hasil Tes Keterampilan berbicara pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Kategori
Pra Siklus Siklus I
Siklus II F
Presentase F
Presentase F
Presentase 1
Tuntas 9
30 20
67 28
93 2
Belum Tuntas
21 70
10 33
2 7
Jumlah 30
100 30
100 30
100 Jumlah Nilai
1979 2146
2291 Nilai Rata-rata
59,93 71,5
76,4
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui adanya peningkatan pada keterampilan berbicara siswa. Data awal sebelum dilakukan tindakan
diperoleh hasil dengan rata-rata kelas 59,93, dengan ketuntasan sebesar 30 dan ketidaktuntasan 70. Pada siklus I diperoleh rata-rata kelas 71,5,
dengan ketuntasan mencapai 67 dan ketidaktuntasan 33. Pada siklus II diperoleh rata-rata kelas 76,4, dengan ketuntasan mencapai 93 dan
ketidaktuntasan 7. Berdasarkan perolehan data tersebut, pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 37 , yaitu dari 30 menjadi 67. Sementara
pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 26, yaitu dari 67 menjadi 93. Peningkatan yang terjadi dari pra siklus hingga siklus II jika
diakumulasi telah terjadi peningkatan sebesar 56. Hasil peningkatan pada keterampilan berbicara siswa dapat dilihat secara lebih jelas pada
diagram batang berikut.
113
Gambar 3. Diagram Batang Peningkatan Keterampilan berbicara Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
c. Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya siklus II. Observasi dilaksanakan dari kegiatan dimulai hingga
kegiatan berakhir. Peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif
tipe kancing
gemerincing. Untuk
memudahkan pengamatan, observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.
kegiatan observasi bertujuan untuk memantau keseuaian antara aktivitas guru dan siswa dengan perencanaan yang telah dibuat.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran
kooperatif tipe
kancing gemerincing telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
pra siklus siklus I
siklus II tuntas
belum tuntas
114
pembelajaran pada siklus I. Hasil pengamatan menunjukkan pembelajaran telah berjalan sesuai dengan perencanaan. Kekurangan-
kekurangan yang terjadi pada siklus I telah dapat diperbaiki pada siklus II. Peningkatan hasil observasi aktivitas guru dan siswa secara
lebih lanjut dapat dilihat pada uraian berikut. a
Aktivitas Guru Penampilan guru pada pertemuan pertama hari Senin
tanggal 10 Oktober 2016 sudah menunjukkan perbaikan apabila dibandingkan dengan siklus I, meskipun masih ada sedikit
kekurangan yang terjadi. Peningkatan performa guru terlihat dari cara guru menyampaikan pembelajaran. Hasil pengamatan
menunjukkan guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam perencanaan.
Guru telah memberikan ulasan terkait materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya dan memberikan apersepsi yang
relevan dengan materi yang akan dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada siswa secara lebih intens. Guru memberikan
penjelasan yang sistematis terkait tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Guru membimbing siswa membentuk kelompok secara heterogen. Guru menjelaskan langkah kerja pembelajaran
kooperatif tipe kancing gemerincing secara runtut dan jelas sehingga meminimalisir siswa untuk mempertanyakan penjelasan.
115
Guru telah mempersiapkan kotak berisi kancing-kancing yang akan digunakan siswa sebelum pembelajaran dimulai, sehingga tidak
mengganggu jalannya persiapan diskusi. Guru membagikan kancing kepada masing-masing anggota kelompok secara adil,
sesuai dengan prosedur yang telah disepakati. Sebelum kegiatan diskusi dimulai, guru memastikan dengan baik semua siswa telah
siap untuk melakukan diskusi. Guru memberikan arahan apabila terdapat kelompok yang
mengalami kesulitan. Guru juga mengamati dan memberikan penilaian pada siswa saat diskusi berlangsung. Guru melakukan
penilaian secara obyektif terhadap hasil kerja siswa serta memberikan masukan pada siswa. Guru telah memberikan
kesempatan pada siswa untuk berpendapat kemudian memberikan masukan dan kritik yang mmebangun agar siswa termotivasi untuk
meningkatkan hasil kerjanya. Guru memberikan siswa kesempatan untuk berpendapat
saat melakukan refleksi terkait materi yang telah dipelajari terhadap kehidupan sehari-hari. Guru membimbing siswa dalam
melakukan pengambilan
kesimpulan kemudian
memberi penekanan pada apa yang telah disampaikan oleh siswa. Guru
memberikan soal evaluasi namun tidak membahasnya bersama siswa karena keterbatasan waktu. Guru memberikan tugas lanjutan
kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada
116
pertemuan selanjutnya. Pembelajaran diakhiri dengan membaca doa bersama kemudian dilanjutkan dengan salam penutup.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 Oktober 2016. Keberhasilan penerapan model kooperatif kancing
gemerincing terlihat dari cara guru menyampaikan pembelajaran serta
membimbing siswa
dalam keterlaksanaan
proses pembelajaran. Guru telah melakukan apersepsi dengan sangat baik,
yaitu dengan diawali dengan membahas sedikit materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, kemudian dilanjutkan
dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini dilakukan untuk membantu siswa
memahami materi yang akan dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada siswa secara intens
sehingga siswa dapat menjaga konsentrasinya pada proses pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara
runtut dan jelas kepada siswa. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan apa yang belum mereka mengerti
dari penyampaian guru. Dalam mengelompokkan siswa, guru membimbing secara
penuh pengelompokan siswa sehingga kelas dapat terbagi secara adil dan kelas tetap kondusif. Guru telah menyampaikan langkah-
langkah pembelajaran
menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing secara runtut dan jelas.
117
Penjelasan yang dilakukan oleh guru akan bermanfaat untuk semakin memperdalam pemahaman siswa sehingga pembelajaran
berjalan lebih baik. Guru telah menyiapkan kotak berisi kancing yang akan
digunakan siswa sesaat sebelum pembelajaran dimulai, sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Selain itu, kancing juga
dibagikan secara adil. Guru kembali mengontrol kesiapan diskusi siswa dengan baik, memastikan setiap kelompok telah siap
melakukan diskusi. Saat diskusi berlangsung, guru memberikan perhatian yang sama pada setiap kelompok.
Guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja siswa baik secara mandiri maupun kelompok secara objektif. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat pada berbagai kesempatan kemudian guru akan
memberikan penguatan terhadap apa yang telah disampaikan siswa. Pada kegiatan penutup, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpendapat dalam melakukan refleksi terkait materi yang telah dipelajari terhadap kehidupan sehari-hari. Guru
membimbing siswa dalam penarikan kesimpulan pembelajaran kemudian memberikan penekanan kembali terhadap kesimpulan
yang diberikan siswa. Guru meberikan soal tes evaluasi kepada siswa untuk
mengonfirmasi pengetahuan siswa. Setelah siswa selesai
118
mengerjakan soal evaluasi, guru kemudian membahas jawabannya bersama siswa. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas untuk
mencari tahu mengenai kepercayaan-kepercayaan masyarakat tenrang tanda alam yang terjadi sebelum pergantian musim dan
cuaca. Tindak lanjut yang diberikan akan digunakan untuk mendukung pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
b Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa pada siklus II pertemuan pertama telah terlihat meningkat. Siswa telah melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan langkah-langkah yang telah ditentukan. Selain itu, selama kegiatan
pembelajaran, siswa
juga lebih
baik dalam
mengemukakan pendapat saat kegitan diskusi. Siswa telah menunjukkan sikap kerjasama yang baik dan
menghargai pendapat teman. Saat pebagian kancing, siswa juga terlihat lebih tenang yaitu dengan menunggu hingga guru
memberikan kancing kepadanya. Saat guru memberikan penjelasan terkait materi pembelajaran, siswa juga telah dapat menerimanya
dengan baik. Fokus siswa memang kadang masih teralihkan, namun hal ini tidak mempengaruhi berkurangnya pemahaman
siswa. Siswa dengan kesadaran diri mau bekerjasama dengan
kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru. Siswa telah mampu mengedepankan kepentingan bersama
119
dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Setiap siswa telah tampak bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas sehingga
tujuan kelompok dapat tercapai dengan baik. Aktivitas siswa terlihat meningkat pada pertemuan kedua.
Siswa semakin terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran. hal ini terlihat sejak awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran.
Siswa tampak tetap antusias dalam menerima materi pembelajaran dari guru. Sebagian besar siswa sudah dapat menjaga
konsentrasinya dalam pembelajaran sehingga tidak banyak waktu yang hilang untuk bermain-main. Namun, beberapa siswa yang
terkenal terlalu aktif memang harus menerima teguran berulang kali dari guru agar dapat memfokuskan perhatiannya pada
pembelajaran. Siswa telah menunjukkan sikap sportif pada saat bekerja
kelompok sehingga setiap anggota kelompok dapat berkontribusi dengan porsi yang sama. Siswa bersama kelompoknya terlihat
lebih kompak dalam menyelesaikan tugas dari guru. Tugas untuk berdiskusi dapat diselesaikan tepat waktu berkat kesungguhan
siswa dalam melaksanakan tugasnya. Kepercayaan diri siswa juga telah meningkat, baik dalam mengemukakan pendapat secara
mandiri maupun dalam kelompok. Siswa secara sadar mau dan mampu untuk mengemukakan
pendapat saat membuat refleksi dan kesimpulan. Siswa dapat
120
mengaitkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan kehidupan sehari-hari saat melakukan refleksi. Saat mengerjakan
soal tes evaluasi, siswa dapat mengerjakannya secara mandiri sehingga keadaan kelas jauh lebih tenang.
Pengamatan yang dilakukan oleh guru dan peneliti tidak hanya menunjukkan adanya peningkatan pada aktivitas siswa
selama pembelajaran. Namun keterampilan berbicara siswa juga teramati mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan
kondisi pra siklus dan siklus I. peningkatan tersebut dapat teramati melalui kegiatan unjuk kerja, baik saat diskusi maupun presentasi
di depan kelas. Pada aspek kejelasan lafal teramati delapan siswa
mendapatkan predikat sangat baik karena pelafalan saat berbicara sangat jelas dan isi pembicaraan mudah dipahami. Jumlah ini
meningkat, mengingat pada siklus sebelumnya belum ada siswa yang mencapai predikat sangat baik. Sebelas siswa teramati
mendapatkan predikat baik dengan kriteria pelafalan jelas dan mudah dipahami, meskipun beberapa ucapan masih menggunakan
bahasa yang tidak baku. Sementara itu Sembilan siswa mendapatkan predikat cukup karena beberapa pelafalan dalam
pembicaraan tidak jelas sehingga menyulitkan pemahaman lawan bicara.
121
Selanjutnya pada aspek intonasi teramati sembilan belas siswa yang masuk kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan siswa
menggunakan intonasi dengan jelas, meskipun masih terdapat sebagian kecil dari pembicaraan dengan intonasi yang kurang
sesuai. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan siklus I dimana jumlah siswa yang termasuk kategori baik sebanyak tujuh
belas siswa. sementara itu sebelas siswa lainnya termasuk dalam kategori cukup, dengan indicator masih terdapat penggunaan
intonasi yang kurang sesuai sehingga pembicaraan sulit dipahami. Pada aspek pemilihan kata teramati dua belas siswa masuk
dalam kategori sangat baik dengan indikator siswa telah mampu mengutarakan pendapat dengan pemilihan kata yang sangat tepat.
Aspek pemilihan kata mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan siklus sebelumnya, yaitu hanya terdapat
empat orang siswa yang masuk dalam kategori sangat baik. Sementara itu delapan belas orang siswa masuk dalam kategori
baik. Kategori baik tersebut dengan indikator siswa telah memilih kata yang tepat, namun masih terdapat beberapa kata dalam
pembicaraan yang kurang tepat. Pada aspek kosakata, hampir seluruh siswa telah masuk
dalam kategori sangat baik, dengan indikator penggunaan kosakata yang luas, beragam, dan pengucapannya jelas. Namun, masih
terdapat enam siswa yang termasuk dalam kategori baik. Keenam
122
siswa tersebut adalah siswa dengan inisial EZP, KAP, MLSF, SFA, SNF, VNA, dan ZARR. Keenam siswa tersebut telah
menggunakan kosakata yang beragam dan tepat penggunaannya. Pada aspek sikap, terdapat dua belas siswa yang termasuk
dalam kategori sangat baik. Jumlah ini meningkat apabila dibandingkan dengan jumlah siswa yang termasuk kategori yang
sama pada siklus I, yaitu delapan orang siswa. Pada siklus II terdapat delapan belas orang siswa yang termasuk dalam kategori
baik. Peningkatan juga ditunjukkan dengan tidak adanya siswa yang masuk dalam kategori cukup pada aspek sikap.
Pada aspek keberanian hampir seluruh siswa sudah masuk dalam ketegori sangat baik, yaitu siswa mampu menyampaikan
pendapat di hadapan teman-temannya tanpa ragu. Sementara itu lima orang siswa lainnya masih perlu didampingi guru ketika
menyampaikan pendapat agar dapat bersuara keras. Pada aspek kelancaran teramati hampir seluruh siswa
termasuk dalam kategori baik, yaitu telah mengemukakan pendapat dengan lancar meskipun kadang kurang stabil. Peningkatan terlihat
pada tidak ada lagi siswa yang termasuk dalam kategori cukup. Selain itu, pada siklus II juga terdapat satu siswa dengan inisial
ADPBN yang termasuk dalam kategori sangat baik. Siswa tersebut telah mampu mengemukakan pendapat atau berbicara dengan
lancar tanpa terputus-putus.
123
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terkait prosedur pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil tindakan. Peneliti dan guru melakukan
evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan pada siklus II. Hasil observasi yang dilakukan oleh observer kemudian dikumpulkan dan
dianalisis sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil analisis tindakan, peneliti menemukan adanya peningkatan pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Aktivitas siswa yang menjadi bahan refleksi pada siklus I antara lain: siswa belum melaksanakan langkah-langkah pada model pembelajaran
kooperatif tipe kancing gemerincing dengan baik, siswa masih tampak ragu dalam menyampaikan pendapat, kekompakan siswa dalam
kelompok belum terjalin, dan penghargaan pada pendapat teman sekelompok yang masih kurang.
Pada siklus II, kendala yang sempat muncul pada siklus I telah dapat teratasi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil
observasi aktivitas siswa. Sehingga dapat dikatakan, pada siklus II pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
kancing gemerincing telah berjalan sesuai dengan rencana. Hasil tes ketmampuan berbicara siswa mengalami peningkatan
dibandingkan dengan hasil tes pra siklus dan siklus I. Data awal sebelum dilakukan tindakan diperoleh hasil ketuntasan sebesar 30,
124
pada siklus I diperolah hasil ketuntasan sebesar 67, dan pada siklus II diperoleh hasil ketuntasan sebesar 93. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa keberhasilan tindakan telah lebih dari target yang ditentukan, yaitu 75 dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran telah
mencapai taraf keberhasilan minimal lebih dari atau sama dengan 70. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dihentikan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian