29
ini dibuktikan dengan begitu sering terjadi suatu pertikaian kecil antar individu yang dapat mengakibatkan tindak kekerasan, atau betapa sering
orang menyatakan ketidakpuasan pada saat diminta untuk bekerja dalam situasi kooperatif.
Jadi, tujuan pembelajaran kooperatif tidak hanya untuk mencapai hasil belajar akademik saja. Namun juga untuk mengembangkan sikap
saling menerima dan menghargai serta mengajarkan keterampilan sosial bagi siswa.
3. Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur Asma 2006: 14 dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif setidaknya terapat lima prinsip yang dianut, yaitu prinsip
belajar siswa aktif student active learning, belajar kerjasama cooperative learning, pembelajaran partisipatorik, mengajar reaktif
reactive learning dan pembelajaran yang menyenangkan joyfull learning. Penjelasan dari masing-masing prinsip dasar model
pembelajaran kooperatif tersebut sebagai berikut.
a.
Belajar siswa aktif
Proses pembelajaran
dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif berpusat pada siswa, aktivitas belajar lebih
dominan dilakukan siswa, pengetahuan yang dibangun dan ditemukan adalah dengan belajar bersama-sama dengan anggota kelompok sampai
masing-masing siswa memahami materi pembelajaran dan mengakhiri dengan membuat laporan kelompok dan individual. Siswa bekerja
30
sama, melakukan diskusi, mengemukakan ide masing-masing dan menguji secara bersama-sama. Siswa menggali seluruh informasi yang
berkaitan dengan topik yang menjadi bahan kajian kelompok dan mendidkusikan pula dengan kelompok lainnya.
b.
Belajar kerjasama
Proses pembelajaran dilalui dengan bekerja sama dalam kelompok untuk membangun pengetahuan yang tengah dipelajari.
Prinsip pembelajaran inilah yang melandasi keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif. Seluruh siswa terlibat secara aktif
dalam kelompok untuk melakukan diskusi, memecahkan masalah, dan mengujinya secara bersama-sama sehingga terbentuk pengetahuan
baru dari hasil kerjasama mereka. Pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan-penemuan dari hasil kerjasama diyakini akan lebih bernilai
permanen dalam pemahaman masing-masing siswa. c.
Pembelajaran partisipatorik Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dengan
melakukan sesuatu learning by doing secara bersama-sama untuk menemukan dan membangun pengetahuan yang menjadi tujuan
pembelajaran. d.
Reactive teaching Untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif, guru perlu
menerapkan strategi yang tepat agar seluruh siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi siswa dapat dibangkitkan jika
31
guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik serta dapat meyakinkan siswa akan manfaat pelajaran untuk
masa depan. Apabila guru mengetahui bahwa siswa merasa bosan, maka guru harus segera mencari cara untuk mengantisipasinya.
e. Pembelajaran yang Menyenangkan
Pembelajaran harus berjalan dalam suasana menyenangkan, tidak ada lagi suasana yang menakutkan bagi siswa atau suasana
belajar yang tertekan. Model pembelajaran ini tidak akan berjalan secara efektif jika suasana belajar yang ada tidak menyenangkan.
Adapun prinsip-prinsip dasar pembelajaran kooperatif menurut Stahl Etin Solihatin dan Raharjo, 2009: 7 adalah sebagai berikut:
a. Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas
Sebelum menggunakan
strategi pembelajaran,
tujuan pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas dan spesifik. Tujuan
tersebut menyangkut apa yang diinginkan guru untuk dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajarnya. Perumusan tujuan harus disesuaikan
dengan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Apakah kegiatan belajar ditekankan pada pemahaman materi pelajaran, sikap, dan
proses dalam bekerja sama, ataukah keterampilan tertentu. Tujuan harus dirumuskan dalam bahasa dan konteks kalimat yang mudah
dimengerti.
32
b. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar
Guru hendaknya mampu mengkondisikan kelas agar siswa menerima tujuan pembelajaran dari sudut kepentingan diri dan
kepentingan kelas. Siswa dikondisikan untuk mengetahui dan menerima kenyataan bahwa setiap orang dalam kelompoknya
menerima dirinya untuk bekerja sama dalam mempelajari seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang telah ditetapkan untuk dipelajari.
c. Ketergantungan yang bersifat positif
Guru harus merancang struktur kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar dan
mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami materi pelajaran. Kondisi belajar ini
memungkinkan siswa untuk merasa tergantung secara positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan guru. d.
Interaksi yang bersifat terbuka Interaksi yang terjadi di dalam kelompok bersifat langsung dan
terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Suasana belajar seperti ini akan membantu menumbuhkan
sikap ketergantungan yang positif dan keterbukaan di kalangan siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarnya. Mereka akan saling
memberi dan menerima masukan, ide, saran, kritik dari temannya secara positif dan terbuka.
33
e. Tanggung jawab individu
Keberhasilan belajar dalam model belajar ini dipengaruhi oleh kemampuan individu siswa dalam menerima dan memberi apa yang
telah dipelajarinya diantara siswa lainnya. Sehingga secara individual siswa mempunyai dua tanggung jawab, yaitu mengerjakan dan
memahami materi atau tugas bagi keberhasilan dirinya dan juga bagi keberhasilan anggota kelompoknya sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. f.
Kelompok bersifat heterogen Dalam pembentukan kelompok belajar, keanggotaan kelompok
harus bersifat heterogen sehingga interaksi kerja sama yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda.
Dalam suasana belajar seperti ini akan tumbuh dan berkembang nilai, sikap,
moral, dan
perilaku siswa.
Sehingga siswa
dapat mengembangkan kemampuan dan melatih keterampilan dirinya dalam
suasana belajar yang terbuka dan demokratis. g.
Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif Dalam mengerjakan tugas, siswa bekerja dalam kelompok
sebagai kelompok kerja sama. Dalam praktiknya siswa tidak bisa menerapkan dan memaksakan sikap dan pendiriannya pada anggota
kelompok lainnya. Pada kegiatan kerja kelompok, siswa harus belajar bagaimana meningkatkan kemampuan interaksi dalam memimpin,
34
berdiskusi, bernegosiasi, dan mengklarifikasi berbagai masalah dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok.
h. Tindak lanjut Follow Up
Setelah masing-masing kelompok belajar menyelesaikan tugas dan pekerjaannya, selanjutnya perlu dianalisis bagaimana penampilan
dan hasil kerja siswa dalam kelompok belajarnya. Guru harus mengevaluasi dan memberikan berbagai masukan terhadap hasil
pekerjaan siswa dan aktivitas mereka selama bekerja dalam kelompok belajar tersebut. Dalam hal ini, guru harus memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengemukakan ide dan saran dalam rangka perbaikan belajar dari hasilnya di kemudian hari.
i. Kepuasan dalam belajar
Setiap siswa dan kelompok harus memperoleh waktu yang cukup
untuk belajar
dalam mengembangkan
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilannya. Apabila siswa tidak memperoleh
waktu yang cukup dalam belajar, maka keuntungan yang diperoleh akan sangat terbatas. Oleh karena itu guru hendaknya mampu
merancang dan mengalokasikan waktu yang memadai dalam menggunakan model pembelajaran ini.
Menurut Jumanta Hamdayama 2014: 64 terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan sebagai berikut.
35
a. Prinsip ketergantungan positif
Tugas kelompok dapat terselesaikan dengan adanya kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok
yang mempunyai kemampun lebih diharapkan dapat membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.
b. Tanggung jawab perseorangan
Keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggota, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai
dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.
c. Interaksi tatap muka
Pembelajaran kooperaif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling
memberikan informasi. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan,
memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.
d. Partisipasi dan komunikasi
Pembelajaran kooperaif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Siswa dapat mengembnagkan
kemampuan berkomunikasi seperti kemampuan mendengarkan, keterampilan berbicara, cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara
36
menyanggah pendapat orang lain, tidak memojokkan, dan cara menyampaikan gagasan dan ide-ide dengan baik.
Adapun prinsip-prinsip belajar kooperatif menurut Slavin dalam Trianto, 2010: 61 adalah sebagai berikut:
1. Penghargaan kelompok, apabila kelompok dapat mencapai krieria
yang ditentukan. 2.
Tanggung jawab individual, berarti sukses atau tidaknya sebuah kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota
kelompok. Tanggung jawab ini terfokus pada usaha untuk membantu yang lain dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok mampu
menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain. 3.
Kesempatan yang sama untuk sukses, berarti bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka
sendiri. Hal ini akan berpengaruh bahwa siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk
melakukan yang terbaik untuk kelompok.
4. Unsur Pokok Pembelajaran Kooperatif