13
2. Jenis-jenis Berbicara
Jenis bicara menurut Haryadi dan Zamzani 1996: 59 dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa aspek, antara lain arah pembicaraan,
tujuan pembicaraan, dan suasana. 1
Arah pembicaraan Berdasarkan arah pembicaraan, berbicara dibedakan menjadi dua yaitu
berbicara satu arah pidato dan ceramah dan berbicara dua multi arah diskusi.
2 Tujuan
Berdasarkan aspek tujuan, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam berbicara persuasi, argumentasi, agitasi, instruksional, rekreatif.
3 Suasana
Berdasarkan suasana dan sifatnya, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam berbicara formal dan nonformal.
Menurut Djado Tarigan 1990: 176, paling sedikit ada lima landasan yang digunakan dalam mengklasifikasikan berbicara. Kelima
landasan tersebut adalah situasi, tujuan, metode penyampaian, jumlah penyimak, dan peristwa khusus.
1 Situasi
Aktivitas berbicara selalu terjadi atau berlangsung dalam suasana, situasi dan lingkungan tertentu. Situasi dan lingkungan itu dapat
bersifat informal atau tal formal. a
Jenis-jenis berbicara informal meliputi: tukar pengalaman, percakapan, menyampaikan berita, menyampaikan pengumuman,
bertelepon, dan memberi petunjuk. b
Jenis-jenis berbicara formal meliputi: ceramah, perencanaan dan penilaian, interview, prosedur parlementer, dan bercerita.
14
2 Tujuan
Pada umumnya tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan, menstimulasi, meyakinkan atau
menggerakkan pendengarnya. Sejalan dengan tujuan pembicara tersebut, berbicara dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis:
a Berbicara menghibur. Contohnya lawakan, guyonan dalam ludruk,
Srimulat, cerita Kabayan, cerita Abu Nawas. b
Berbicara menginformasikan. Contohnya pengumuman atau penjelasan suatu cara melakukan suatu hal.
c Berbicara menstimulasi. Contohnya nasehat guru terhadap siswa,
dokter terhadap pasiennya atau ibu terhadap anaknya. d
Berbicara meyakinkan. Contohnya pidato. e
Berbicara menggerakkan. Contohnya pidato dengan tujuan mencapai tujuan bersama.
3 Metode Penyampaian
Dalam berbicara, ada empat cara yang bisa digunakan dalam menyampaikan
pembicaraan. Keempat
cara tersebut
adalah penyampaian secara mendadak, penyampaian berdasarkan cacatan
kecil, penyampaian berdasarkan hafalan, penyampaian berdasarkan naskah.
a Berbicara mendadak. Berbicara mendadak terjadi karena seseorang
tanpa direncanakan sebelumnya harus berbicara di depan umum. Hal ini dikarenakan tuntutan situasi.
15
b Berbicara menggunakan cacatan kecil. Biasanya pembicara
menggunakan cacatan kecil dalam kartu yang berisi butir-butir penting sebagai pedoman berbicara. Berdasarkan catatan itu
pembicara bercerita panjang lebar mengenai suatu hal. c
Berbicara berdasarkan hafalan. Pembicara mempersiapkan bahan pembicaraannya dengan cermat dan dituliskannya secara lengkap.
Bahan yang sudah ditulis itu dihafalkan kata demi kata, lalu bebricara berdasarkan hasil hafalannya.
d Berbicara berdasarkan naskah. Pembicara membacakan naskah
yang sudah disusun rapi. Berbicara berdasarkan naskah dilaksanakan dalam situasi yang menuntut kepastian, bersifat
resmi, dan menyangkut kepentingan umum. 4
Jumlah penyimak Berbicara selalu melibatkan dua pihak yakni pendengar dan
pembicara. Jumlah pendengar dapat bervariasi misalnya satu orang, dua orang atau lebih. Berdasarkan jumlah penyimak, berbicara dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut: a
Berbicara antar pribadi. Berbicara ini terjadi apabila dua pribadi membicarakan,
mempercakapkan, merundingkan,
atau mendiskusikan sesuatu. Jenis berbicara antar pribadi sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya percakapan antara ayah dan ibu, percakapan antar pasien dan dokter, percakapan
16
dengan tema, atau diskusi antara dosen pembimbing dengan mahasiswanya.
b Berbicara dalam kelompok kecil. Berbicara ini terjadi apabila
seorang pembicara menghadapi sekelompok kecil pendengar misalnya tiga sampai lima orang. Pembicara dan pendengar dapat
bertukar pesan. Berbicara dalam kelompok kecil sering dilakukan dalam praktek pengajaran, penataran atau latihan belajar bahasa.
c Berbicara dalam kelompok besar. Berbicara ini terjadi apabila
seorang pembicara menghadapi pendengar berjumlah besar atau massa.
5 Peristiwa khusus
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering menghadapi berbagai kegiatan. Sebagian dari kegiatan itu dikategorikan sebagai
peristiwa khusus, istimewa atau spesifik. Berdasarkan peristiwa khusus itu, berbicara dapat digolongkan menjadi enam jenis yaitu sebagai
berikut: a presentasi, b penyambutan, c perpisahan, d jamuan, e perkenalan, dan f nominasi.
Dengan demikian, berbicara dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, antara lain situasi, tujuan, metode penyampaian,
jumlah penyimak dan peristiwa khusus.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan berbicara