124
pada siklus I diperolah hasil ketuntasan sebesar 67, dan pada siklus II diperoleh hasil ketuntasan sebesar 93. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa keberhasilan tindakan telah lebih dari target yang ditentukan, yaitu 75 dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran telah
mencapai taraf keberhasilan minimal lebih dari atau sama dengan 70. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dihentikan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dalam meningkatkan keterampilan
berbicara siswa memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan berbicara siswa. Pada kondisi awal atau pra tindakan terdapat 21
orang siswa yang tidak mencapai KKM dengan nilai rata-rata 59,93 dan presentase 30. Hal ini dikarenakan kurangnya kepercayaan diri dan motivasi
pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat, sehingga hanya siswa yang memiliki kepercayaan diri saja yang sering mengemukakan pendapat. Selain
itu, pemerataan kesempatan untuk menyampaikan pendapat siswa juga masih kurang. Berdasarkan data tersebut, peneliti berusaha untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing.
Pada siklus I, keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai nilai lebih dari sama dengan 70 mencapai 20
orang siswa. Nilai rata-rata kelas meningkat 11,57 dari kondisi awal 59,93
125
menjadi 71,5. Jika dipresentase, maka peningkatan yang terjadi adalah sebesar 37, yaitu dengan perincian 30 pada pra siklus menjadi 67 setelah
tindakan siklus I. Peningkatan membuktikan bahwa tindakan pada siklus I memiliki pengaruh positif terhadap keterampilan berbicara siswa. Pada siklus
I telah terlihat adanya pemerataan penyampaian pendapat pada setiap kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Lie 2002: 63 yang menyatakan
bahwa keunggulan dari model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing ini adalah memeratakan kesempatan anggota kelompok untuk
berkontribusi. Namun, peningkatan yang telah didapatkan pada siklus I belum dapat
dikatakan berhasil karena presentase siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan belum mencapai ≥ 75. Selain itu hasil refleksi pasca tindakan siklus I
menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I dirasa masih kurang optimal dan belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun
pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan rencana, tetapi masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki, antara lain: siswa masih tampak
ragu dalam menyampaikan pendapat. Siswa masih tampak kurang kompak dalam menyelesaikan tugas kelompok. Siswa juga masih tampak kurang
memberikan penghargaan pada teman satu kelompok saat penyampaian pendapat.
Kendala tersebut dapat diperbaiki pada siklus II dengan menciptakan suasana pembelajaran yang lebih memperhatikan kebutuhan siswa, yaitu guru
lebih memperhatikan kesiapa siswa sebelum memulai diskusi, memberikan
126
motivasi kepada siswa secara lebih intens, dan menguatkan pendapat siswa agar siswa semakin percaya diri saat menyampaikan pendapatnya. Hal
tersebut dilakukan agar pembelajaran dapat berjalan secara lebih optimal. Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata
keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan sebesar 4,8 dari siklus I 71,5 menjadi 76,3. Apabila dipresentasekan, maka peningkatan yang terjadi
adalah 26, yaitu dari siklus I 67 meningkat menjadi 93 pada siklus II. Refleksi yang dilakukan setelah tindakan pada siklus II selesai menunjukkan
bahwa langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing telah terlaksana sesuai dengan rencana. Kendala yang terdapat
pada siklus I telah teratasi pada siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas guru, dapat dilihat
bahwa pembelajaran telah berjalan secara efektif. Keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dapat dilihat dari
cara guru mengampaikan pembelajaran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing. Guru telah berhasil meminimalkan berbagai kekurangan yang terdapat pada pertemuan
sebelumnya sehingga kinerja guru semakin meningkat. Berdasarkan observasi proses pembelajaran keterampilan berbicara
terkait dengan aktivitas siswa, siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tampak antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan cara
berkelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Izzaty dkk. 2008: 115 yang
127
menyatakan bahwa pada masa kanak-kanak akhir anak mulai memiliki minat terhadap kegiatan kelompok sebaya. Anak memiliki teman-teman sebaya
untuk melakukan kegiatan bersama. Hasil observasi menunjukkan bahwa bahwa terdapat aktivitas jika
dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan. Peningkatan tersebut antara lain terlihat pada siswa yang lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran,
kompak dalam berdiskusi kelompok, sikap saling menghargai teman saat kegiatan diskusi, dank keberanian siswa untuk menyampaikan hasil kerja
kelompoknya. Hasil pengamatan dari siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajara
kooperatif tipe kancing gemerincing menunjukkan peningkatan dan perbaikan. Hal ini dirasa berhasil karena indikator keberhasilan yang dutentukan telah
tercapai. Berdasarkan hasil tes pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 37
dari 30 menjadi 67 dengan nilai rerata kelas 71,5. Sementara pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 26 dari 67 menjadi 93 dengan nilai rerata
kelas 76,3. Peningkatan keterampilan berbicara siswa dari pra siklus sampai siklus II dapat diakumulasi sebesar 56.
Keterampilan berbicara siswa yang diperoleh cukup memuaskan karena indicator keberhasilan sudah tercapai yaitu 28 siswa atau 93 dari
jumlah keseluruhan siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tahap pra siklus sampai dengan tindakan siklus II
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
128
kancing gemerincing memberikan dampak positif dan dinilai dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui pemerataan kesempatan
berbicara. Hal ini sejalan dengan pendapat Huda 2011: 142 yang menyatakan kancing gemerincing dapat digunakan dalam semua mata
pelajaran dan semua tingkatan kelas. Selain itu, Warsono dan Hariyanto 2013: 234 menyatakan bahwa aktivitas kancing gemerincing akan
mendorong timbulnya partisipasi setara dan ketrampilan berwacana dalam kelompok. Melalui model pembelajaran ini, siswa mempunyai kesempatan
yang sama untuk berkontribusi dalam kelompoknya, sehingga siswa memiliki kesempatan untuk berperan serta dan meningkatkan kemampuan dalam
berkomunikasi.
C. Keterbatasan Penelitian