Kajian tentang Karakteristik Siswa Kelas III Sekolah Dasar

51 Sementara itu, Fairul 2008: 26 mengungkapkan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif, yaitu dalam membagi kelas menjadi kelompok-kelompok akan memakan waktu. Kemudian Utomo dan Budiwibowo 2007:135 mengunkapkan bahwa teknik kancing gemerincing memerlukan periode waktu yang lama dalam menerapkan teknik kancing gemerincing.

D. Kajian tentang Karakteristik Siswa Kelas III Sekolah Dasar

Angela Anning Suharjo, 2006: 36-37 menyatakan bahwa perkembangan dan belajar anak adalah sebagai berikut. 1. Kemampuan berpikir anak berkembang secara sekuensial dari kongret menuju abstrak. 2. Anak harus siap menuju ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahap perkembangan kognitif yang lebih tinggi. 3. Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman langsung. 4. Anak memerlukan perkembangan kemmapuan penggunaan bahasa yang dapat digunakan secara efektif di sekolah. 5. Perkembangan sosial anak bergerak dari egosentris menuju kepada kemampuan untuk berempati dengan orang lain. 6. Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki cara belajar yang unik. Masa kelas rendah Sekolah Dasar Rita Eka Izzaty, dkk., 2008: 116 berlangsung antara 67 tahun – 910 tahun, memiliki cirri khas, yaitu: 1. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah. 2. Suka memuji diri sendiri. 3. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas itu dianggapnya tidak penting. 4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya. 5. Suka meremehkan orang lain 52 Piaget Usman Samatowa, 2011: 5 mengatakan bahwa pengalaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong meningkatnya perkembangan kognitif siswa yang terjadi sebagai spontan dari kecil sampai berumur 12 tahun. Piaget Suharjo, 2006: 37 secara mendetail mengenai tahapan perkembangan kognitif anak yang terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap sensori motoris, tahap pra operasional, tahap operasi kongkret, dan tahap operasi formal. Penjelasan mengenai tahapan ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap sensori motoris 0-2 tahun Pada tahap ini, anak tidak belum mempunyai konsepsi tentang objek yang tetap. Anak hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap melalui inderanya. 2. Tahap praoperasional 2-67 tahun Pada tahap praoperasional, anak mulai timbul pertumbuhan kognitifnya, tetapi masih terbatas pada hal-hal yang dapat dijumpau di lingkungannya. Pada akhir tahun ke dua, anak mulai mengenal simbol nama. 3. Tahap operasi konkret 67-1112 tahun Pada tahap operasi konkret, anak sudah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak. Pada tahap inilah anak mulai berkurang egosentrismenya dan lebih sosiosentris mulai membentuk peer group. 53 4. Tahap operasi formal Pada tahap operasi formal, anak sudah mulai mempunyai pemikiran abstrak pada bentuk-bentuk lebih kompleks. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka pembelajaran di SD pada masa kanak-kanak akhir usia 7-12 tahun harus relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. pada tahapan siswa kelas V, usia siswa masuk pada tahap operasi kongret. Karakteristik siswa pada tahap ini adalah mulai membentuk kelompok sebaya, untuk itulah pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kelompok belajar.

E. Definisi Operasional