48 sehingga dapat merangsang siswa untuk tertarik terlibat dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti dapat menggambarkan skema
kerangka berpikir sebagai berikut :
Permasalahan yang ada Tindakan yang dilakukan Tujuan yang akan dicapai
Gambar 1. Diagram Kerangka Berpikir Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis tindakan yang diajukan untuk memberikan
jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan.
Rendahnya Motivasi Belajar
Kompetensi Dasar Persediaan Siswa
Kelas XI AK 1 SMK YPE
Sawunggalih
Rendahnya Prestasi Belajar
Kompetensi Dasar Persediaan Siswa
Kelas XI AK 1 SMK YPE
Sawunggalih Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar dan Prestasi
Belajar Kompetensi Dasar
Persediaan Siswa Kelas XI AK 1
SMK YPE Sawunggalih
Motivasi Belajar dan Prestasi
Belajar Kompetensi Dasar
Persediaan Siswa Kelas XI AK 1
SMK YPE Sawunggalih
meningkat setelah diterapkannya
Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
49 Di dalam penelitian ini, hipotesis tindakan yang diajukan adalah :
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan Motivasi
Belajar Kompetensi Dasar Persediaan Siswa Kelas XI AK 1 SMK YPE Sawunggalih Tahun Ajaran 20162017.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan Prestasi
Belajar Kompetensi Dasar Persediaan Siswa Kelas XI AK 1 SMK YPE Sawunggalih Tahun Ajaran 20162017.
50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2016:1-2 Penelitian Tindakan Kelas adalah Penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan,
sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan
sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas PTK adalah jenis
penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan
PTK di
kelasnya untuk
meningkatkan kualitas
pembelajarannya. Penelitian ini bersifat partisipatif dan kolaboratif. Partisipatif berarti
bahwa peneliti ikut terjun dalam kegiatan bersama orang yang diamati. Sedangkan kolaboratif artinya peneliti melibatkan guru mata pelajaran dalam
mengamati pelaksanaan tindakan. Suharsimi 2016:2 menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi
dari tiga kata sebagai berikut : 1.
Penelitian adalah menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang dengan sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Di dalam hal ini, gerak kegiatan adalah adanya siklus yang terjadi secara berulang untuk siswa yang dikenai suatu
tindakan.
51 3.
Kelas adalah sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang sama, belajar hal yang sama dari pendidik yang sama pula.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang
lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Gambar 2. Desain Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto, 2016:42
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian ini bertempat di Kelas XI AK 1 SMK YPE Sawunggalih di
Jalan Semawung Daleman, Kutoarjo, Semawung Daleman, Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
2. Waktu penelitan ini dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017.
Refleksi
Pengamatan
SIKLUS II
Perencanaan Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS I
?
Pelaksanaan Refleksi
52
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas XI AK 1 SMK YPE Sawunggalih
Tahun Ajaran 20162017 yang berjumlah 32 siswa perempuan. 2.
Objek penelitian ini adalah meningkatkan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan Siswa kelas XI AK 1 SMK YPE
Sawunggalih melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
D. Definisi dan Operasional Variabel
1. Motivasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan
Motivasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan adalah suatu daya penggerak di dalam diri siswa yang memberi semangat belajar, arah dan
kegigihan perilaku untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai dalam hal ini Kompetensi Dasar Persediaan. Motivasi Belajar Kompetensi
Dasar Persediaan dinilai dengan menggunakan angket. Indikator yang digunakan dalam angket meliputi tekun menghadapi tugas, ulet
menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang
rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah. Jumlah skor
yang diperoleh masing-masing siswa pada hasil angket dihitung persentase rata-ratanya. Kemudian Motivasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan
hasil angket pada siklus I dibandingkan dengan Motivasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan pada hasil angket siklus II.