15 Berdasarkan pendapat Dimyati dan Mudjiono tersebut dapat
disimpulkan bahwa Motivasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan sangat penting dimiliki oleh setiap siswa. Siswa yang memiliki
Motivasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan tentunya akan semangat dalam belajarnya, sehingga berpengaruh pada peningkatan
Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan.
2. Tinjauan terhadap Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan
a. Pengertian Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan
Menurut Zainal Arifin 2016: 12-13, prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan dimana prestasi
belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia
selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing- masing.
Sugihartono, dkk 2007: 130 mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran yang terwujud angka atau pernyataan
yang mencerminkan tingkat penguasaan mata pelajaran, sedangkan Muhibbin Syah 2012: 216 menyatakan pada prinsipnya, prestasi
belajar merupakan pengungkapan prestasi belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman
dan proses belajar siswa. Menurut Dwi Harti 2011:5 persediaan adalah jenis aktiva
produktif yang dimiliki oleh perusahaan karena memiliki keterkaitan
16 langsung dengan pendapatan perusahaan, sedangkan menurut Al
Haryono Yusuf 2011:333 mengemukakan bahwa “persediaan barang dagang adalah persediaan yang terdiri atas barang-barang yang
disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan”.
Berdasarkan uraian tersebut mengenai pengertian prestasi belajar dan pengertian Kompetensi Dasar Persediaan, maka dapat
disimpulkan bahwa Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan adalah hasil usaha yang dijadikan tolok ukur untuk mengukur
seberapa besar kemampuan siswa pada Kompetensi Dasar Persediaan.
b. Indikator Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan
Menurut Muhibbin Syah 2015:211-214 terdapat 3 ranah atau jenis prestasi yaitu ranah cipta kognitif, ranah rasa afektif, dan
ranah karsa psikomotor. Evaluasi prestasi kognitif dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan
perbuatan. Evaluasi prestasi afektif dapat dilakukan dengan menggunakan Skala Likert Likert Scale dan atau diferensial
semantik yang tujuannya untuk mengidentifikasi kecenderungan sikap siswa mulai sangat setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat
tidak setuju terhadap sesuatu yang harus direspons. Evaluasi prestasi psikomotor dapat dilakukan dengan observasi perilaku jasmaniah
siswa dan dicatat dalam format observasi keterampilan melakukan pekerjaan tertentu.