Indikator Motivasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan

16 langsung dengan pendapatan perusahaan, sedangkan menurut Al Haryono Yusuf 2011:333 mengemukakan bahwa “persediaan barang dagang adalah persediaan yang terdiri atas barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan”. Berdasarkan uraian tersebut mengenai pengertian prestasi belajar dan pengertian Kompetensi Dasar Persediaan, maka dapat disimpulkan bahwa Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan adalah hasil usaha yang dijadikan tolok ukur untuk mengukur seberapa besar kemampuan siswa pada Kompetensi Dasar Persediaan.

b. Indikator Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan

Menurut Muhibbin Syah 2015:211-214 terdapat 3 ranah atau jenis prestasi yaitu ranah cipta kognitif, ranah rasa afektif, dan ranah karsa psikomotor. Evaluasi prestasi kognitif dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan. Evaluasi prestasi afektif dapat dilakukan dengan menggunakan Skala Likert Likert Scale dan atau diferensial semantik yang tujuannya untuk mengidentifikasi kecenderungan sikap siswa mulai sangat setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap sesuatu yang harus direspons. Evaluasi prestasi psikomotor dapat dilakukan dengan observasi perilaku jasmaniah siswa dan dicatat dalam format observasi keterampilan melakukan pekerjaan tertentu. 17 Di dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan ranah kognitif cipta. Menurut Muhibbin Syah 2015:48 ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini, dalam perspektif psikologi kognitif adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif rasa dan ranah psikomotor karsa. Tidak seperti organ-organ tubuh lainnya organ otak sebagai markas fungsi kognitif bukan hanya menjadi penggerak aktivitas akal pikiran, melainkan juga menara pengontrol aktivitas perasaan dan perbuatan. Tanpa ranah kognitif, sulit dibayangkan seorang siswa dapat berpikir. Selanjutnya, tanpa kemampuan berpikir mustahil siswa tersebut dapat memahami dan meyakini faedah materi-materi pelajaran yang disajikan kepadanya. Tanpa berpikir juga sulit bagi siswa untuk menangkap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran yang ia ikuti. Walaupun demikian, tidak berarti fungsi afektif dan psikomotor seorang siswa tidak perlu diperhatikan. Kedua fungsi psikologis siswa ini juga penting, tetapi seyogyanya cukup dipandang sebagai buah- buah keberhasilan atau kegagalan perkembangan dan aktivitas fungsi kognitif.