Failure Mode and Effect Analysis FMEA
b. Mode kegagalan potensial : suatu mode kegagalan adalah kegagalan atau kecacatan apa saja dalam desain atau perubahan –peubahan dalam produk
yang menyebabkan produk itu tidak berfungsi sebagai mana seharusnya. Contoh model kegagalan adalah patahretak, meledak , bocor, terlepas.
c. Akibat potensial dari mode kegagalan : merupakan dampak yang diakibatkan oleh daerah yang rusak. Jelas bahwa ika mode kegagalan dapat berdampak
pada keselamatan atau tidak dipenuhinya persyaratan-persyaratan. Contoh : operasi tidak teratur, tidak terpenuhi tindakan-tidakan pengaturan.
d. Rating keparahan severity, merupakan suatu perkiraan yang menyangkut keseriusan dari efek kegagalan potensial pada fungsional produk atau pada
saat digunakan oleh pelanggan. Severity dapat menjadi masukan dalam mengurangi efek yang merugikan pada proses secara langsung. Rating
keparahan diberi nilai pada skala satu sampai sepuluh, dengan sepuluh dinyatakan sebagai tingkat yang paling parah, dan 1 mengimplikasikan efek
yang paling kecilminimal. Adapun tabel rating keparahan severity dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Rating Severity
Efek Rank
Kriteria
Berbahaya tanpa ada
peringatan 10
Kegagalan pada produk hampir dipastikan mengakibatkan bahaya yang sangat tinggi dan bertentengan pada hukum yang
berlaku
Berbahaya dan ada
peringatan 9
Kegagalan pada produk menimbulkan kemungkinan bahaya yang tinggi. Masih didalam hukum yang belaku
Sangat tinggi
8 Terjadi downtime dan berdampak pada financialkeuangan.
Pengguna tidak puas
Tabel 3.2. Rating Severity Lanjutan
Tinggi 7
Terjadi downtime pada proses. Pengaruh buruk masalah mempengaruhi kinerjatampilan produk. Pengguna tidak puas
Sedang 6
Adanya gangguan pada proses hilir. Produk dalam keadaan aman namun kinerja menurun. Pengguna tidak puas
Rendah 5
Dampak akan mempengaruhi keseluruhan proses.Penurunan pada kinerja atau tampilan secara bertahap. Pengguna tidak
puas
Sangat rendah
4 Proses hilir mungkin dipengaruhi. Pengguna akan mengalami
sedikit dampak negatif pada produk Kecil
3 Pengguna mungkin akan memberitahukan efek tapi efek sedikit
pada proses dan produk
Sangat kecil 2
Tidak ada efek pada hilir proses. Efek dapat diabaikan pada produk
Tidak ada 1
Kemungkinan dapat diberitahukan oleh operator proses. Tidak diberitahukan oleh pengguna produk
Sumber : Dydem, 2003
e. Rating kejadian occurrence menggambarkan kemungkinan terjadinya mode kegagalan. Frekuensi terjadinya kegagalan dapat diestimasi melalui
pengalaman pada proses dan data historis kinerja. Pada data historispengalaman, frekuensi terjadinya kegagalan dapat diestimasi dengan
melihat data kegagalan pada proses yang sama. Nilai rating occurence diberikan skala antara 1 sampai 10. Nilai 10 diberikan jika kegagalan yang
terjadi memiliki nilai kumulatif yang tinggi atau sangat sering atau selalu terjadi, dan nilai 1 mengimplikasikan situasi yang sangat jarang atau tidak
pernah terjadi. Adapun tabel rating kejadian occurrence dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Rating Occurrence
Kemungkinan Rank
Kriteria Tingkat
kegagalan
Sangat tidak mungkin 1
Kegagalan tidak mungkin terjadi
1 dalam 1.000.000 Jarang kemungkinan
2 Kegagalan jarang terjadi
1 dalam 20.000 Sangat kecil
kemungkinan 3
Sangat sedikit kegagalan mungkin terjadi
1 dalam 15.000 Kecil kemungkinan
4 Sedikit kegagalan mungkin
terjadi 1 dalam 1.000
Cukup rendah kemungkinan
5 Terkadang kegagalan mungkin
terjadi 1 dalam 400
Sedang kemungkinan 6
Jumlah kegagalan yang terjadi sedang
1 dalam 80 Cukup tinggi
kemungkinan 7
Jumlah kegagal agak tinggi mungkin terjadi
1 dalam 40 Tinggi kemungkinan
8 Jumlah kegagalan yang terjadi
tinggi 1 dalam 20
Sangat tinggi kemungkinan
9 Jumlah kegagalan sangat
mungkin terjadi 1 dalam 8
Tinggi sekali kemungkinan
10 Kegagalan dapat dipastikan
terjadi 1 dalam 2
Sumber : Dydem, 2003
f. Rating deteksi detection, menggambarkan kemungkinan relatif terjadinya
kegagalan yang dapat dideteksi melalui kontrol yang tepat seperti inspeksi, pengujian, atau pengendalian proses. Detection diberikan skala nilai dari 1
sampai 10, dimana nilai 10 mengimplikasikan kesulitan dalam pendeteksian, dan nilai 1 mengimplikasikan kepastian pendektesian. Adapun tabel rating
deteksi detection dapat dilihat pada Tabel 3.4. g. Tindakan Rekomendasi merupakan masukan ide-ide mengenai peningkatan
proses, jika rangking detection tidak memuaskan
Tabel 3.4. Rating Detection
Deteksi Rank
Kriteria
Sangat tinggi sekali mungkin
1 Kontrol akan hampir pasti mendeteksi adanya efek
Sangat tinggi kemungkinan
2 Kontrol memiliki probabilitas sangat tinggi untuk
mendeteksi adanya kegagalan Kemungkinan
tinggi 3
Memiliki efektivitas tinggi untuk dideteksi Kemungkinan
cukup tinggi 4
Memiliki efektivitas cukup tinggi untuk dideteksi Kemungkinan
sedang 5
Memiliki efektivitas sedang untuk dideteksi Kemungkinan
agak rendah 6
Memiliki efektivitas cukup rendah untuk dideteksi Kemungkinan
rendah 7
Memiliki efektivitas rendah untuk dideteksi Kemungkinan
sangat rendah 8
Memiliki efektivitas sangat rendah di setiap kategori yang berlaku
Hampir tidak mungkin
9 Kontrol memiliki probabilitas sangat rendah untuk
mendeteksi adanya efek Sangat tidak
mungkin 10
Kontrol akan hampir pasti tidak mendeteksi adanya efek
Sumber : Dydem, 2003
Penerapan FMEA dapat dilakukan dengan langkah-langkah yaitu:
16
1. Defenisikanpastikan item yang diamati. 2. Pastikan fungsikegunaan masing-masing item yang diamati.
3. Identifikasi jenis kesalahan yang mungkin muncul dari tiap item. 4. Tentukan penyebab kesalahan yang muncul dari tiap item.
5. Identifikasi dampak dari tiap kesalahankegagalan yang muncul tanpa mempertimbangkan kontrol yang ada.
16
Dyadem.2003.Guidelines for Failure Mode and Effect Analysis, For Automotive, Aerospace and General manufacturing Industries. CRC Press, Boca Raton London new Uork Washington, D.C.
Page 45.
6. Identifikasi dan buat urutan kendali untuk tiap kegagalan yang muncul. 7. Tentukan langkah pencegahan dan langkah yang diusulkan didasarkan pada
resiko yang diamati.