Measure Tahapan-tahapan Six Sigma

3 Uji Kenormalan Data Metode Kolmogorov-Smirnov. Metode Kolmogorov-Smirnov, yang merupakan uji kenormalan paling populer, didasarkan pada nilai D. Langkah-langkah penyelesaian dan penggunaan rumus namun pada signifikansi metode Kolmogorov-Smirnov menggunakan tabel pembanding Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus perhitungannya yaitu: 9 Rumus untuk menguji nilai signifikan = [F T – F S ] Keterangan : X i = Angka pada data Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal F T = Probabilitas komulatif normal F S = Probabilitas komulatif empiris F T = komulatif proporsi luasan kurva normal berdasarkan notasi Zi, dihitung dari luasan kurva mulai dari ujung kiri kurva sampai dengan titik Z. Persyaratan : a. Data berskala interval atau ratio kuantitatif b. Data tunggal belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi c. Dapat untuk n besar maupun n kecil. 9 http:www.scribd.comMetode-Uji-Kolmogorov-Smirnov . Siginifikansi : Signifikansi uji, nilai | FT – FS | terbesar dibandingkan dengan nilai tabel Kolmogorov Smirnov. Jika nilai | FT – FS | terbesar kurang dari nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho diterima ; H 1 ditolak. Jika nilai | FT – FS | terbesar lebih besar dari nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho ditolak ; H1 diterima. Tabel Nilai Quantil Statistik Kolmogorov Distribusi Normal 1. Keunggulan Kolmogorov Smirnov KS a. Tidak memerlukan data yang berkelompok b. Bisa digunakan untuk sampel yang kecil c. Tidak bersifat kategorik d. Lebih fleksibel, dapat mengestimasi variasi standar deviasi 4 Mengidentifikasi proses dengan grafik pengendali. Pada penelitian ini data yang akan diteliti adalah data atribut. Kontrol adalah fase mengontrol kinerja proses X dan menjamin cacat tidak muncul. Alat yang paling umum digunakan adalah diagram kontrol. Fungsi umum diagram kontrol adalah: a. Membantu mengurangi variabilitas b. Memonitor kinerja setiap saat c. Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah penolakan d. Trend dan kondisi diluar kendali terdeteksi secara cepat Secara umum digram kontrol dapat digolongkan dalam 2 kategori, yaitu: 1. Diagram kontrol variabel yaitu memiliki tipe data kontinu dan datanya diperoleh sebagai hasil pengukuran sebagai contoh, pengukuran berat, suhu, tekanan dan lain-lain, sedangkan 2. Diagram kontrol atribut yaitu memiliki tipe data diskrit dan datanya diperoleh sebahai hasil perhitungan. Sebagai contoh, menghitung jumlah cacat atau proporsi cacat produk. 10 a Peta p 11 Peta p digunakan untuk mengamati proporsi produk cacat dibandingkan dengan keseluruhan produksi. Secara simbolis, dapat ditulis yaitu: n X p = Di mana: p = Proporsi produk cacat di dalam sampel atau subgrup n = Jumlah semua sampel yang diambil dalam inspected X = Jumlah produk cacat di dalam sampel atau subgrup Prosedur yang umum digunakan untuk membuat Peta p: 1. Menentukan karakteristik kualitas. 2. Menentukan ukuran subgrup dan metodenya. 3. Mengumpulkan data. 4. Menghitung nilai tengah dan batas-batas kontrolnya UCL dan LCL. Nilai tengah dihitung dengan rumus: ∑ ∑ = n x p 10 Hendradi, Tri C.2006.Statistik Six sigma dengan Minitab.Yogyakarta: CV Andi.Hal 160-174 11 Pyzdek, Thomas. 2002. The Six sigma Handbook, Panduan lengkap Untuk Greenbelts, Blackbelts, dan Manajer pada Semua Tingkatan. Jakarta: Salemba Empat. Hal. 352 Sedangkan UCL dan LCL dapat dihitung dengan rumus: n p p p UCL 1 3 − + = n p p p LCL 1 3 − − = Di mana: p = Rata-rata proporsi produk cacat dari seluruh subgrup n = Jumlah sampel yang diperiksa di dalam subgrup 5 Menghitung nilai revisi dari nilai tengah dan batas-batas kontrol. d d new n n np np p − − = ∑ ∑ di mana: np d n = Jumlah produk cacat dari subgrup yang berada di luar batas kontrol d p = Jumlah subgrup yang terdapat melewati batas kontrol new p = n p p p UCL 1 3 − + = n p p p LCL 1 3 − − = b Peta np Grafik np dapat diterapkan kepada setiap variabel dimana pengukuran kinerja yang tepat adalah hitungan suatu unit dan ukuran sub kelompok dipertahankan tetap. Perhatikan bahwa grafik np dapat dipergunakan, grafik p juga dapat digunakan. Sebagaimana halnya semua grafik kontrol, grafik np terdiri dari tiga pedoman: garis tengah, suatu batas kontrol bawah, dan suatu batas kontrol atas. Baris tengah adalah rata-rata hitungan kerusakan sub kelompok dan dua batas kontrol ditetapkan pada kurang atau lebih 3 standar deviasi. Jika proses adalah dalam kontrol statistik, maka sebenarnya semua hitungan subkelompok akan berada diantara batas kontrol, dan mereka akan berfluktuasi secara acak sekitar baris tengah. Adapun rumusnya yaitu : Np = hitungan kerusakan sub kelompok k subkelompo jumlah k subkelompo kecaca hitungan dari n penjumlaha np tan = Menghitung nilai tengah dan batas-batas kontrolnya UCL dan LCL UCL = np + 3 1 p np − LCL = np - 3 1 p np −

3.5.3. Analyze Analisa

Merupakan langkah ketiga dalam program peningkatan kualitas six sigma, pada tahap ini dilakukan beberapa hal:

3.5.3.1. Diagram Pareto.

12 Dinamakan diagram pareto, sesuai dengan penemunya seorang bangsa Italia bernama, Wilfredo Pareto pada tahun 1848-1923. Dalam diagram Pareto dikenal dengan istilah “ Vital Few-Trival Many”, yang artinya sedikit tetapi vital atau sangat penting, banyak tetapi kurang vital atau hasilnya kurang penting sedikit. Diagram Pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut rangking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan masalah yang paling penting untuk segera 12 Iskandar Indranata, Pendekatan Kualitatif untuk Pengendalian Kualitas Jakarta : Penebit Universitas Indonesia UI-Press, 2008, h. 242 diselesaikan rangking tertinggi. Diagram Pareto juga dapat mengidentifikasi masalah yang paling penting yang mempengaruhi usaha perbaikan kualitas dan memberikan petunjuk dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan masalah Mitra,1993. Sesuai dengan konsep Pareto pembagian 80 : 20, berlaku hal-hal sebagai berikut: • 80 dari sales dihasilkan oleh 20 jumlah salesman. • 80 income RI dihasilkan oleh 20 dari jumlah jenis mata pencarian penduduk. • 80 dari kesalahan yang terjadi di organisasi dilakukaan oleh 20 dari seluruh karyawan. Gambar 3.3. Diagram Pareto

3.5.3.2. Diagram Sebab Akibat Cause-Effect Diagram

13 Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Diagram ini digunakan untuk menganalisis persoalan dan 13 Iskandar Indranata, Pendekatan Kualitatif untuk Pengendalian Kualitas Jakarta : Penebit Universitas Indonesia UI-Press, 2008, h. 209-211 faktor yang menimbulkan persoalan tersebut. Diagram sebab akibat ini juga disebut juga Ishikawa Diagram karena pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943 dipabrik Kawasaki Steel Works . Pada dasarnya diagram sebab akibat dapat dipergunakan untuk kebutuhan- kebutuhan berikut : • Untuk menimbulkan sebab-sebab variasi dalam proses • Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah • Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalh • Untuk memberikan petunjuk mengenai macam-macam data yang perlu dikumpulkan • Membantu dalam penyelidikanpencarian fakta lebih lanjut. Diagram sebab akibat ini juga dapat diaplikasikan pada organisasi, manufaktur. Langkah-langkah dalam pembuatan diagram sebab akibat antara lain : • Menentukan dahulu apa yang menjadi masalah atau penyimpangan yang penting dan mendesak untuk diselesaikan. • Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakan akibat. Tuliskan pada sisi sebelah kanan dari kertas, kemudian gambarkan tulang belakang anak panah dari kiri ke kanan. • Tuliskan faktor-faktor penyebab utama yang menimbulkan masalah sebagai tulang besar yang ditulis hanyalah kemungkinan bersifat garis besar atau kelompok suatu sumber daya tertentu, juga ditempatkan dalam kotak.

Dokumen yang terkait

Analisis Penentuan Level Faktor untuk Meminimisasi Jumlah Kecacatan Produk Crumb Rubber SIR 20 dengan Menggunakan Metode Response Surface pada PT. Hadi Baru

2 62 116

Analisa Kadar Nitrogen Dalam Crumb Rubber Mutu Sir 20 Dan Crumb Rubber Mutu Sir 3 Metode Kjeldhal

43 205 56

Analisa Perbandingan Konsentrasi Zat Menguap Dalam Crumb Rubber Mutu Sir 20 Dan Crumb Rubber Mutu Sir 3wf

0 26 45

INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KECACATAN PRODUK MIE SNACK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. SIANTAR TOP TBK SURABAYA.

3 13 90

IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK VELG MOBIL JENIS DAVINO DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. PRIMA ALLOY STELL SIDOARJO.

17 50 129

Analisis Penentuan Level Faktor untuk Meminimisasi Jumlah Kecacatan Produk Crumb Rubber SIR 20 dengan Menggunakan Metode Response Surface pada PT. Hadi Baru

0 0 14

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisis Penentuan Level Faktor untuk Meminimisasi Jumlah Kecacatan Produk Crumb Rubber SIR 20 dengan Menggunakan Metode Response Surface pada PT. Hadi Baru

0 1 13

Aplikasi Six Sigma Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Penyebab Kecacatan Produk Crumb Rubber Sir 20 Pada PT.Hadi Baru

0 0 24

Aplikasi Six Sigma Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Penyebab Kecacatan Produk Crumb Rubber Sir 20 Pada PT.Hadi Baru

0 0 18

IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK VELG MOBIL JENIS DAVINO DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. PRIMA ALLOY STELL SIDOARJO

1 1 20