Uraian Proses Produksi Proses Produksi

Hummer Mill juga menyebabkan kotoran-kotoran yang berada di dalam gumpalan karet menjadi terpisah. Hasil keluaran dari Hummer Mill dijatuhkan ke Vibrating Screen dengan corong gravitasi, diayak di Vibrating Screen dengan ukuran diameter lubang 0.5 cm dan disirami air secara terus menerus. Butiran-butiran karet yang lolos dari Vibrating Screen dialirkan ke bak pembersihan III dengan Belt Conveyor untuk memisahkan kotoran. Kemudian butiran-butiran karet diangkut dengan Bucket Elevator ke Rotary Cutter. Hasil olahan Rotary Cutter yang berupa potongan-potongan kecil bokar dimasukkan ke dalam bak pembersihan IV dan terjadi pemisahan kotoran. 3. Stasiun Kerja Penggilingan dan Pembentukan Lembaran Butiran-butiran karet diangkut ke stasiun kerja ini dengan menggunakan Bucket Elevator. Proses awal dari tahap ini adalah pembentukan lembaran oleh mesin Creeper I. Lembaran karet hasil dari Creeper I ini masih berbentuk agak kasar dan kadang masih terputus-putus. Lembaran kemudian diangkut ke Creeper II dengan Belt Conveyor untuk diproses menjadi lembaran yang lebih panjang. Hasil olahan Creeper II ini diangkut dengan Belt Conveyor ke mesin Shredder untuk dicincang kembali menjadi potongan-potongan kecil yang langsung ditampung dalam bak pembersihan. Kemudian, butiran-butiran karet diangkut dengan Bucket Elevator ke Creeper III untuk dibentuk kembali menjadi lembaran. Proses selanjutnya adalah melalui mesin Creeper IV, V, VI, VII dan VIII dengan pola proses yang sama. Lembaran karet yang dihasilkan oleh Creeper VIII mencapai panjang sekitar 7 m kemudian diangkut dengan Hand Truck ke stasiun penjemuran. 4. Stasiun Kerja Penjemuran Lembaran karet dari stasiun kerja sebelumnya dijemur pada rak-rak penjemuran yang dibuat bertingkat-tingkat. Fungsi penjemuran penyeragaman kualitas. 5. Stasiun Kerja Peremahan dan Pembutiran Lembaran karet kering dari penjemuran dibawa ke mesin Shredder dengan Hand Truck. Pada mesin tersebut, lembaran dicincang menjadi butiran- butiran kecil dan langsung ditampung pada bak pembersihan. Butiran-butiran tersebut kemudian diangkut dengan Bucket Elevator ke corong pengisi yang berfungsi untuk memudahkan pengisian butiran-butiran Bokar ke dalam Troli Biscuit Crumb. Troli tersebut terdiri atas kotak-kotak besi yang berjumlah 24 buah. Setelah penuh, troli-troli tersebut dimasukkan ke dalam Drier. 6. Stasiun Kerja Pengeringan Troli yang sudah terisi penuh dengan butiran-butiran Bokar dimasukkan ke dalam Drier. Pada tahap pertama Bokar dipanaskan dengan Burner 1 dengan suhu 135 selama 50 menit didalam mesin Drier. Setelah itu dipanaskan lagi di Burner 2 dengan suhu 115 selama 50 menit dalam mesin Drier. Setelah dipanaskan Bokar didinginkan dengan Blower dengan suhu 31 C selama 210 menit. 7. Stasiun Kerja Penimbangan dan Pengepresan Butiran-butiran yang keluar dari drier dikeluarkan dari dalam Troli, lalu ditimbang dengan berat 35 kg. Kemudian Crumb Rubber tersebut dipres menjadi berbentuk empat persegi dengan ukuran 28 in. x 14 in. x 6,5 in. Lama pengepresan adalah kurang lebih 30 detik. Lalu dibawa ke Metal Detector untuk mendeteksi kandungan logam pada Crumb Rubber. 8. Stasiun Kerja Pengepakan Bongkahan Crumb Rubber yang telah dipres dibungkus dengan plastik bermerk lalu disusun di dalam palet. Satu palet berisi 36 bal. Kemudian produk crumb rubber dipres supaya rata dan ditutup, kemudian diangkut ke gudang produk jadi. Blok diagram proses produksi dapat dilihat pada gambar 2.2. Penyortiran dan Penimbangan Pencincangan dan Pembersihan Penggilingan dan Pembentukan Lembaran Penjemuran Peremahan dan Pembutiran Pengeringan Penimbangan dan Pengepresan Pengepakan Gambar 2.2. Blok Diagram Proses Produksi 2.4.4. Mesin dan Peralatan 2.4.4.1.Mesin Produksi Mesin-mesin yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Mesin yang Digunakan No Nama Mesin Spesifikasi Merek Tipe Jumlah Power 1 Slab Cutter Goldsta GTQ 750 Gear Box 2 motor 75 Hp, 380 V, rpm 1470 2 Hammer Mill Goldsta GTQ 750 Gear Box 1 motor 75 Hp, 380 V, rpm 1470 3 Rotary Cutter Goldsta GTQ 750 Gear Box 1 motor 75 Hp, 380 V, rpm 1470 4 Creeper Goldsta GTQ 750 Gear Box 8 motor 75 Hp, 380 V, rpm 1470 5 Shredder Goldsta GTQ 750 Gear Box 2 motor 75 Hp, 380 V, rpm 1500 6 Drier Goldsta - 1 380 V, rpm 1500 blower 7 Mesin Press Hidrolik ASEA IEC 40 3 motor 75 Hp, 380 V, rpm 1500 Cylinder Pressure 1500 Psi Sumber : PT. Hadi Baru 2.4.4.2.Peralatan Equipment Peralatan yang digunakan sebagian besar adalah peralatan material handling. Peralatan Yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5. PeralatanYang digunakan No Nama Spesifikasi Jumlah Fungsi 1 Bak Pembersihan 6 membersihkan okar dari kotoran berupa tanah, kayu. batu dan pasir dengan memanfaatkan prinsip berat jenis. 2 Shovel Loader 1 Mengangkut bokar dari gudang bahan baku ke bak air 3 Belt Conveyor 9 Mengangkut remahan karet dari Slab Cutter I ke bak pembersihan I, dari Creeper I hingga ke Creeper VIII. 4 Bucket Elevator 6 Mengangkut remahan karet dari bak pembersihan 5 Timbangan Duduk 3 Menimbang crumb rubber yang akan di-packing 6 Hand Truck 5 Mengangkut lembaran-lembaran karet hasil pengolahan Creeper ke stasiun kerja penjemuran 7 Timbangan bokar 3 Menimbang bokar telah disortir untuk menimbang beratnya 8 Lift 4 Mengangkut lembaran-lembaran karet ke tempat Penjemuran 9 Trolley 20 Mengangkut butiran karet dari tempat pencucian ke mesin pengering serta mengangkatnya ke stasiun penimbangan 10 Forklift 2 Menyusun produk yang telah dipak ke gudang 11 Pisau pemotong 8 Memotong kelebihan-kelebihan hasil penimbangan crumb rubber agar sesuai dengan berat yang dipak 12 Gancu 5 Membantu operator mengangkat dan menurunkan crumb rubber 13 Solder 5 Merekatkan plastik pembungkus crumb rubber Sumber : PT. Hadi Baru II-1

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Defenisi Kualitas

1 Pembendaraan ISO 8402 dan dari Standar Nasional Indonesia SNI 19- 8402-1991:” Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapan memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah kualitas memang tidak terlepas dari manajemen kualitas yang mempelajari setiap area manajemen operasi, dari perencanaan lini produk dan fasilitas sampai penjadwalan dan memonitor hasil. Kualitas merupakan fungsi usaha yang lain pemasaran, sumber daya manusia, keuangan gudang dan lain- lain Pada dasarnya performansi kualitas dapat ditentukan dan diukur berdasarkan karakteristik kualitas yang terdiri dari beberapa sifat atau dimensi berikut : 1. Fisik : panjang, berat, diameter, tegangan, kekentalan dll. 2. Sensoris berkaitan dengan pancaindra: rasa penampilan warna, bentuk, model. 3. Orientasi waktu: kehandalan, kemampuan pelayanan, kemudahan pemeliharaan, ketepatan waktu penyerahan produk dll. 1 Iskandar indranata.2008.Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas.Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.Hal. 36

Dokumen yang terkait

Analisis Penentuan Level Faktor untuk Meminimisasi Jumlah Kecacatan Produk Crumb Rubber SIR 20 dengan Menggunakan Metode Response Surface pada PT. Hadi Baru

2 62 116

Analisa Kadar Nitrogen Dalam Crumb Rubber Mutu Sir 20 Dan Crumb Rubber Mutu Sir 3 Metode Kjeldhal

43 205 56

Analisa Perbandingan Konsentrasi Zat Menguap Dalam Crumb Rubber Mutu Sir 20 Dan Crumb Rubber Mutu Sir 3wf

0 26 45

INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KECACATAN PRODUK MIE SNACK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. SIANTAR TOP TBK SURABAYA.

3 13 90

IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK VELG MOBIL JENIS DAVINO DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. PRIMA ALLOY STELL SIDOARJO.

17 50 129

Analisis Penentuan Level Faktor untuk Meminimisasi Jumlah Kecacatan Produk Crumb Rubber SIR 20 dengan Menggunakan Metode Response Surface pada PT. Hadi Baru

0 0 14

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisis Penentuan Level Faktor untuk Meminimisasi Jumlah Kecacatan Produk Crumb Rubber SIR 20 dengan Menggunakan Metode Response Surface pada PT. Hadi Baru

0 1 13

Aplikasi Six Sigma Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Penyebab Kecacatan Produk Crumb Rubber Sir 20 Pada PT.Hadi Baru

0 0 24

Aplikasi Six Sigma Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Penyebab Kecacatan Produk Crumb Rubber Sir 20 Pada PT.Hadi Baru

0 0 18

IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK VELG MOBIL JENIS DAVINO DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. PRIMA ALLOY STELL SIDOARJO

1 1 20