pengamanan, penebangan kayu bakau, kegiatan pertambakan, kegiatan perkebunan, pemanfaatan hasil hutan non kayu, intensitas penyuluhansosialisasi, kedekatan
dengan industri pengolahan kayu bakau, adanya akses jalan darat, keberadaan kelompok swadaya masyarakat, keberadaan lembaga swadaya masyarakat, tingkat
pemahaman masyarakat terhadap lingkungan. Adapun tingkat kerusakan maupun perubahan peruntukan faktor-faktor dianalisis pengaruhnya terhadap beberapa
indikator pengembangan wilayah pesisir, di antaranya pendapatan rumah tangga, kesempatan kerja, kesempatan berwirausaha, ketersediaankemudahan bahan baku,
aksesibilitas ekonomi masyarakat terhadap sumberdaya mangrove. Analisis pengaruh tingkat kerusakan dan perubahan peruntukan ekosistem mangrove terhadap
pengembangan wilayah pesisir inilah yang merupakan hal baru dalam penelitian ini dan diharapkan bisa memberikan kontribusi terhadap dunia ilmu pengetahuan dan
praktik perencanaan pengelolaan ekosistem mangrove untuk pengembangan wilayah pesisir
.
2.6.2. Korelasi Ekosistem Mangrove dan Perikanan
Siregar dan Purwoko 2002 menyatakan, kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkorelasi secara timbal balik. Masing-
masing elemen dalam ekosistem memiliki peran dan fungsi yang saling mendukung. Kerusakan salah satu komponen ekosistem dari salah satunya daratan atau lautan
secara langsung berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Di antara elemen ekosistem pesisir yang ada, hutan mangrove merupakan
elemen yang paling banyak berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemar. Masyarakat Kab. Serdang Bedagai dalam tataran
sederhana sebenarnya telah memahami peran dan fungsi hutan mangrove bagi sektor
Universitas Sumatera Utara
perikanan dan kelautan. Menurut laporan USU 1999, nelayan lokal di Pantai Timur Sumatera Utara percaya bahwa hutan mangrove sangat penting bagi perikanan
sebagai tumpuan hidup mereka. Walaupun mereka sering menebang pohon dan hutan mangrove, akan tetapi mereka yakin bahwa merusak hutan mangrove akan
mempengaruhi perikanan dan akan mengganggu kehidupan masyarakat nelayan. Dalam tinjauan siklus biomasa, hutan mangrove memberikan masukan unsur
hara terhadap ekosistem air, menyediakan tempat berlindung dan tempat asuhan bagi anak-anak ikan, tempat kawin dan pemijahan dan lain-lain Gambar 1. Sumber
makanan utama bagi organisme air di daerah mangrove adalah dalam bentuk partikel bahan organik dentritus yang dihasilkan dari dekomposisi serasah mangrove
contoh: daun, ranting dan bunga. Selama proses dekomposisi, serasah mangrove berangsur-angsur meningkat kadar proteinnya dan berfungsi sebagai sumber makanan
bagi berbagai organisme penyaring makanan, pemakan partikulat dan pemakan deposit seperti moluska, kepiting dan cacing palychaeta. Konsumen primer ini
menjadi makanan bagi konsumentingkat dua, biasanya didominasi oleh ikan-ikan buas berukuran kecil dan selanjutnya dimakan oleh juvenil ikan predator besar yang
membentuk konsumen tingkat tiga. Disamping itu terdapat jenis-jenis Crustacea penting seperti udang yang secara langsung memakan partikulat bahan organik dan
juga memakan konsumer tingkat pertama. Singkatnya, hutan mangrove berperan peting dalam menyediakan habitat bagi aneka ragam jenis-jenis komoditi penting
perikanan, baik dalam keseluruhan maupun sebagian dari daur hidupnya Dephut, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Hubungan Fungsional Ekosistem Mangrove dengan Sumberdaya Perikanan Dephut, 1997 EKOSISTEM
MANGROVE Daun-daun,
cabang
Hutan mangrove
Cabang, kulit batang
Akar dan batang
Rantai makanan dentritus
Perlindungan dari angin dan laut
Bahan-bahan Perlindungan
reproduksi, asuhan Substrat bepi flora
dan epi fauna
Mengkonsolidasi tepian sekitarnya
Makanan untuk ikan moluska dan krustacea
Areal terlindung untuk budidaya perairan, tambak,
keramba, sistim pagar, rakit Bahan untuk alat pengumpul
ikan dan alat penangkap ikan
Larva juvenil untuk budidaya perairan
Fauna yang menempel tiram
Substrat untuk sumberdaya sekitarnya bivalva
Bahan untuk rumah penduduk nelayan
Areal terlindung bagi nelayan
Areal terlindung untuk penangkapan ikan sepanjang
tahun
Produksi Perikanan yang
tinggi baik untuk
pengembangan budidaya
perikanan
70
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan wilayah pertambakan yang sangat ekstensif dan dijalankan secara semi intensif maupun intensif dengan menggunakan berbagai bahan kimia dan
pakan dalam jumlah besar dapat menghasilkan keuntungan finansial yang besar. Namun hal tersebut sangat disayangkan karena pola bertambak seperti ini tidak akan
berkesinambungan dalam jangka panjang. Setelah dioperasikan selama 4-5 tahun, usaha pertambakan tidak dapat dilakukan lagi secara optimal bahkan banyak
ditinggalkan karena sudah tidak produktif lagi. Terakumulasinya bahan-bahan tercemar di tambak, mewabahnya penyakit dan tercemarnya air laut yang digunakan
untuk tambak akibat industri di darat dan di wilayah pesisir maupun dari tambak itu sendiri, merupakan penyebab kegagalan usaha tambak. Kondisi sebagaimana
disebutkan di atas dapat ditemui di berbagai wilayah di Pantai Utara Jawa. Berbagai macam dampak negatif yang diakibatkan oleh hilangnya mangrove,
tambak-tambak yang berproduksi secara optimal atau ditinggalkan serta berbagai dampak turunan lainnya harus ditanggung oleh masyarakat setempat. Masyarakat
setempatlah yang terutama merasakan intrusi air laut ke dalam sumber-sumber air tawar, berkurangnya hasil tangkapan ikan dan udang, pengaruh abrasi pantai, serta
lingkungan pantai yang gersang. Sebagian besar pemilik dan pengusaha tambak yang merupakan pengusaha atau orang-orang kota tidak akan merasakan berbagai pengaruh
negatif yang ditimbulkan oleh kondisi ini. Dari beberapa kasus terungkap bahwa mereka meninggalkan tambak yang sudah tidak produktif di satu daerah dan
menbangun tambak baru di daerah lain dengan pola yang sama. Mereka cenderung untuk melakukan hal ini berulang kali sampai tidak ada lagi mangrove yang tersisa
atau apabila ada yang dapat menghentikannya.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3. Penelitian Terdahulu dan Kontribusi Penelitian Kajian terdahulu