Analisis Kesesuaian Peruntukkan dan Arahan Pengelolaan Lahan Analisis Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Ekosistem Mangrove

d. Analisis Kesesuaian Peruntukkan dan Arahan Pengelolaan Lahan

Analisis perubahan peruntukkan lahan merupakan analisis lanjutan dari analisis spasial biofisik lahan Lo, 1995 dan Paine, 1996. Analisis kesesuaian peruntukkan lahan dilakukan dengan teknik overlaying antara peruntukkan lahan aktual dengan peruntukkan lahan konseptual Gambar 5. Analisis ini menghasilkan data klasifikasi peruntukkan lahan yang terjadi pada masing-masing jenis peruntukkan dan lokasinya. Kesesuaian tersebut berupa kesesuaian luas maupun lebih luas atau lebih sempit maupun berupa kesesuaian lokasi. Hasil dari analisis disajikan dalam bentuk data spasial peta digital maupun dalam bentuk data tribut tabel perubahan peruntukkan. Perbedaan luasan pada masing-masing kategori peruntukkan lahan merupakan perubahan yang terjadi selama ini dan harus mendapatkan penanganan yang sesuai dengan peruntukkan semestinya. Tindakan pengelolaan yang seharusnya dilakukan adalah tindakan pengelolaan yang diperlukan guna mengembalikan peruntukkan sesuai dengan fungsinya berdasarkan konsep, regulasi dan peraturan perundangan yang berlaku. Salah satu referensi yang bisa digunakan sebagai pedoman peruntukkan lahan yang digunakan acuan misalnya adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten RTRWK danatau Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai maupun dokumen legal lainnya yang berlaku di lokasi penelitian. Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Diagram Alir Tahapan Analisis Klasifikasi Kesesuaian Lahan

e. Analisis Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Ekosistem Mangrove

Analisa hubungan antar variabel dilakukan dengan uji regresi. Oleh karena itu, pada tahap awal dilakukan uji reliabilitas dan validitas. Kedua uji ini digunakan untuk memastikan bahwa item-item pertanyaandata yang diperoleh bisa digunakandipercaya dan faktor-faktor tersebut biasvalid untuk digunakan sebagai Peta digital perencanaan kawasan lindung di daerah pesisir berdasarkan kebijakan daerah peta RTRWK Pengolahan citra Maximum likelihood classification Peta bias penyimpangan penggunaan lahan kawasan pesisir Peta kawasan lindung daerah pesisir Data klasifikasi kesesuaian lahan mangrove kawasan pesisir Data Citra Peruntukkan Lahan Aktual Analisis kawasan lindung daerah pesisir: - Sempadan pantai - Sempadan sungai Data sekunder Peta existing penggunaan lahan Overlaying Tabulasi data Arahan Penataan Peruntukkan Lahan Mangrove Peruntukkan Lahan Mangrove Optimal Universitas Sumatera Utara penduga perubahan yang terjadi pada variabel terduga. Selanjutnya, data hasil penelitian juga terlebih dahulu diuji dengan uji-uji asumsi klasik seperti autokorelasi, heterokendastisitas dna normalitas. Uji-uji tersebut dilakukan untuk memenuhi prasyarat uji yang menggunakan analisis regresi Sarwono, 2008., Bungin, 2008 dan Erlina, 2010. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap tingkat kerusakan ekosistem mangrove antara lain, intensitas pengamanan, penebangan kayu bakau, kegiatan pertambakan, kegiatan perkebunan, pemanfaatan hasil hutan non kayu, intensitas penyuluhansosialisasi, kedekatan dengan industri pengolahan kayu bakau, keberadaan kelompok swadaya masyarakat, keberadaan lembaga swadaya masyarakat, tingkat pemahaman masyarakat terhadap lingkungan. Analisis yang digunakan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kerusakan ekosistem mangrove ini dilakukan dengan analisis regresi dan analisis jalur path analysis. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel penduga Xi terhadap tingkat kerusakan ekosistem mangrove Y 1 Analisis jalur digunakan untuk mengetahui korelasi masing-masing jalur untuk mendapatkan jalur yang memiliki korelasi signifikan Bungin, 2009. Model umum regresi yang digunakan Nasir, 1988 dirumuskan sebagai berikut : Y 1 = fX 1 ,X 2 ,X 3 ……X 10 Dari rumus umum di atas, dirumuskan model dasar sebagai berikut : Y 1 = b1.1 X 1 + b1.2 X 2 + b1.3 X 3 + b1.4 X 4 + b1.5 X 5 + b1.6 X 6 + b1.7 X 7 + b1.8 X 8 + b1.9 X 9 + b1.10 X 10 + e1 dimana, Y ₁ = Tingkat Kerusakan tingkat kerusakan ekosistem mangrove Universitas Sumatera Utara X ₁ = Pengamanan intensitas pengamanan X 2 X ₃ = Pertambakan intensitas kegiatan pertambakan = Penebangan intensitas penebangan kayu X ₄ = Pertanian kegiatan perkebunanpertanian X ₅ = HHNK intensitas pemanfaatan hasil hutan non kayu X ₆ = Penyuluhan intensitas kegiatan penyuluhansosialisasipenerangan X ₇ = Industri keberadaan jarak dengan industri pengolahan kayu bakau X ₈ = Kelompok Swadaya keberadaan dan peran serta kelompok swadaya masyarakat X ₉ = Lembaga Swadaya keberadaan dan peran sertalembaga swadaya masyarakat X ₁₀= Pemahaman tingkat pemahaman masyarakat terhadap ekosistem mangrove dan lingkungan bi = koefisien variabel e1 = residual Penentuan signifikansi model secara bersama-sama dilakukan dengan uji-F dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Dalam uji ini, hipotesis diterima Tolak H , Terima H 1 apabila memenuhi kriteria uji bi ≠ 0. Adapun analisis jalur untuk menentukan variabel-variabel dan jalur yang layak digunakan uji-t Sarwono, 2008. Variabel penduga pada model yang dihasilkan tersebut diuji secara parsial dengan menggunakan Uji T. Kriteria uji t yang digunakan untuk Terima H 1 Tolak H -t adalah : 12ά ; df=n-2 t hit t 12ά ; df=n-2 Universitas Sumatera Utara

f. Analisis Faktor-faktor Penyebab Perubahan Kesesuaian Peruntukkan Ekosistem Mangrove