6.1.8. Hasil Identifikasi Matrik SWOT
Analisis SWOT diperoleh melalui identifikasi berbagai faktor secara teori memiliki hubungan dengan pengelolaan ekosistem mangrove, baik faktor internal
maupun eksternal. Analisis SWOT dalam penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi matrik 4 kuandran, yaitu kekuatan strength, kelemahan
weakness, peluang opportunity, dan ancaman threat sesuai skala prioritas. Item- item yang diterima sebagai komponen SWOT dalam penelitian ini dilakukan
klarifikasi dengan kriteria penerimaan diterimadisetujui dengan baik 60-80 dan diterimadisetujui dengan sangat baik baik 80-100.
Hasil identifikasi SWOT ini dari ke empat kuadran yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan sintesa alternatif-alternatif strategi pengelolaan yang bisa
dikembangkan. Sintesa tersebut dilakukan dengan mencari formula strategi terbaik guna memanfaatkan kekuatan internal untuk menagkap faktor luar, serta strategi
terbaik guna mengatasi kelemahan internal untuk bisa menangkap peluang dan menghadapi ancaman faktor luar.
Hasil identifikasi komponen kekuatan strength, kelemahan weakness, peluang opportunity, dan ancaman threat selengkapnya disajikan pada Tabel 28
dalam bentuk matrik SWOT sesuai dengan tingkat penerimaannya. Guna pengambilan keputusan strategis, komponen SWTOT diresume untuk mendapatkan
faktor-faktor strategis Hunger dan Wheelen, 2003. Faktor-faktor strategis ini diperlukan guna penyusunan strategi umum pada masing-masing kategori pendekatan
yang akan dijadikan rujukan kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove untuk pengembangan kawasan pesisir di Kabupaten Serdang Bedagai sebagaimana pada
Tabel 31.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 30. Matriks SWOT
Kekuatan S Peluang O
1. Keberadaan hutan mangrove menjadi pemasok nutrisi bagi bagi sebagian
besar biota laut di kawasan pesisir 2. Ekosistem mangrove menghasilkan
sumberdaya perikanan yang menjadi mata pencaharaian nelayan
3. Keberadaan kawasan hutan mangrove menjadi sumber mata pencaharian
masyarakat, baik sebagai pekerjaan pokok maupun sampingan
4.
Menghasilkanmemproduksi kayu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
masyarakat setempat 5. Aksesbilitastransportasi yang lancar
dalam memanfaatkan sumberdaya ekosistem mangrove bagi masyarakat
setempat. 6. Adanya proses peningkatan taraf
pendidikan masyarakat sekitar hutan secara bertahap
7. Adanya proses peningkatan tingkat pemahaman masyarakat sekitar hutan
terhadap lingkungan secara bertahap 1. Adanya kebijakan pemerintah daerah
yang mendukung upaya pengelolaan ekosistem mangrove secara lestari
2. Adanya berbagai alternatif kegiatan wirausaha yang dapat dilakukan oleh
masyarakat berbasis pemanfaatan sumber daya ekosistem mangrove
3.
Adanya isu global lingkungan yang mendukung program-program
pengelolaan hutan lestari.
Universitas Sumatera Utara
Kelemahan W Ancaman T
1. Tingkat pendidikan masyarakat umumnya masih rendah
2.
Pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya fungsi-
fungsi hutan masih rendah 3. Tidak memiliki perangkat kemanan
yang bisa menjaga hutan dengan baik 4. Hutan mangrove tidak lagi menjadi
penggunaan lahan yang dominan di kawasan pesisir
5. Terjadinya penurunan luas hutan mangrove dari tahun ke tahun
6. Keragaman jenis
pohontanaman mangrove rendah
7. Terjadi penurunan potensi hasil hutan kayu dan non kayu
8. Keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola hutan
mangrove secara lestari masih kurang
9.
Skil dan pengalaman masyarakat dalam pemanfaatan hasil hutan non
kayu masih kurang 10. Kelembagaan pengelolaan yang ada
tidak masif dan tidak efektif mengelola hutan di lapangan
1. Adanya pemahaman yang keliru
tentang manfaat dan cara pemanfaatan kayu dari ekosistem mangrove
2. Adanya pihak-pihak tertentu yang ingin mengkonversi kawasan
mangrove menjadi perkebunan 3. Adanya pihak-pihak tertentu yang
ingin mengkonversi kawasan mangrove menjadi areal pertambakan
terbukatidak ramah lingkungan 4. Adanya pihak-pihak tertentu yang
ingin mengkonversi kawasan mangrove menjadi areal pemukinan
dan pertanian 5. Adanya perilaku pemanfaatan
ekosistem mangrove berupa kayu dan non kayu yang tidak ramah lingkungan
6. Beragamnya kepentingan dalam pemanfaatan potensi kawasan pesisir
sehingga berdampak pada kerusakan ekosistem
7. Pertumbuhan ekonomi di kawasan pesisir membutuhkan areal
pengembangan aktivitas ekonomi selain hutan
8.
Perilaku tidak ramah lingkungan dari masyarakat dalam membuang sampah
an organik
Sumber: Hasil Analisis
Universitas Sumatera Utara
Tabel 31. Resume Faktor-faktor Strategis SWOT
Kekuatan S Peluang O
1. Keberadaan kawasan hutan
mangrove menjadi sumber mata pencaharian masyarakat, baik dari
manfaat langsung hasil hutan kayunon kayu maupun tidak
langsung ekosistem 2.
Adanya proses peningkatan taraf pendidikan dan pemahaman
masyarakat sekitar hutan terhadap lingkungan secara bertahap.
1. Adanya kebijakan pemerintah daerah yang mendukung upaya pengelolaan
ekosistem mangrove secara lestari 2. Adanya berbagai alternatif kegiatan
wirausaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat berbasis pemanfaatan
sumber daya ekosistem mangrove
Kelemahan W Ancaman T
1. Tingkat pendidikan, pengetahuan
dan kesadaran masyarakat akan pentingnya fungsi dan manfaat
ekosistem mangrove masih rendah. 2.
Terjadinya penurunan luas, kualitas dan manfaathasil dari
ekosistem hutan mangrove dari tahun ke tahun.
3.
Kelembagaan pengelolaan yang ada tidak masif dan tidak efektif
mengelola ekosistem mangrove di lapangan.
1. Adanya pihak-pihak tertentu yang ingin memanfaatkan hasil dari
ekosistem mangrove dengan cara yang destruktif.
2. Adanya pihak-pihak tertentu yang ingin mengkonversi ekosistem
mangrove menjadi areal penggunaan lain secara terbukatidak ramah
lingkungan.
Sumber: Hasil Analisis
Universitas Sumatera Utara
6.2. Pembahasan