pantai yang unik dan indah, keindahan terumbu karang, hutan tropis jenis flora dan fauna dan akan dikembangkan tempat wisata yagn berwawasan ramah lingkungan
BAPPEDA, 2009.
b. Potensi perikanan dan kelautan
Lebih lanjut menurut BAPPEDA 2009, ada beberapa daerah aliran sungai di Kabupaten Serdang Bedagai yang berpotensi dan dapat dimanfaatkan masyarakat
untuk aneka kegiatan ekonomi. Beberapa dari sungai ini dapat dijadikan sebagai tempat kegiatan penangkapan dan budidaya ikan. Teknik yang sudah digunakan untuk
budidaya di perairan umum adalah dengan sistem keramba. Di samping sungai yang berpotensi untuk pengembangan perikanan, Kabupaten Serdang Bedagai juga
berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan akses untuk penangkapan ikan di daerah ZEE dan laut lepas. Dengan panjang garis pantai sekitar 95 km,
Kabupaten Serdang Bedagai memiliki potensi pengembangan perikanan tangkap dan budidaya perikanan laut sebagai pilar pengembangan perekonomian di wilayah
pesisir.
c. Prospek pengembangan perikanan 1. Perikanan tangkap
Garis pantai sepanjang 95 km di Kabupaten Serdang Bedagai mencakup lima Kecamatan yaitu Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin
dan Bandar Khalifah. Beberapa daerah pantai ini selayaknya dipertimbangkan sebagai objek wisata karena mempunyai pemandangan yang cukup indah.
Keterbelakangan beberapa desa pantai umumnya disebabkan oleh kurangnya investasi, kualitas sumberdaya manusia yang rendah, manajemen usaha dan
beberapa aspek teknis lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2006 produksi perikanan tangkap baru mencapai 21.808,2 ton dengan jumlah nelayan sebanyak 1.210 orang BPS, 2008. Hal ini menunjukkan
masih cukup besar potensi untuk pengembangan produksi karena angka ini masih jauh di bawah angka potensi lestari perikanan selat malaka sebesar 239.200
tontahun. Fakta ini juga dimungkinkan disebabkan karena masih tertinggalnya teknologi dan manajemen usaha perikanan tangkap yang dimiliki masyarakat
pesisir kabupaten ini dibandingkan daerah-daerah kompetitornya di sepanjang Selat Malaka. Kondisi ini membuka peluang pengembangan usaha perikanan
tangkapan melalui pengadaan sarana dan prasarana penangkapan.
2.Budidaya air payau
Pengembangan budidaya air payau terdiri dari beberapa komoditi seperti udang, ikan nila, dan kerapu. Menurut BPS 2009 terdapat sekitar 4.500 ha potensi
budidaya air payau yang tersebar di beberapa kecamatan. Akan tetapi yang dimanfaatkan sampai saat ini baru sekitar 892 ha. Produksi dari budidaya air payau
hanya mencapai 1.132 ton dan produktifitas budidaya udang dinilai masih rendah sebagai akibat dari banyaknya permasalahan penyakit yang sering menjangkiti
udang. Ini seharusnya menjadi perhatian untuk meningkatkan kemampuan dan permodalan dari masyarakat lokal, dan para investor masih sangat diharapkan
peranannya untuk menanamkan investasinya dalam rangka pemanfaatan potensi tersebut.
3. Budidaya laut
Sebagai daerah yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka ini merupakan sedikit kelemahan dalam budidaya laut, dimana intensitas gelombang
dan keamanan kurang mendukung. Selain itu, kualitas dan sifat-fisik perairan di
Universitas Sumatera Utara
wilayah ini kurang baik dikarenakan banyaknya muara yang membawa banyak endapan maupun bahan-pencemar lainnya. Dalam hal kondisi geografis yang
demikian, budidaya di muara sungai masih dapat dikembangan di daerah Kecamatan Tanjung Beringin dan Kecamatan Bandar Khalifah.
4. Perikanan air tawar
Perikanan air tawar di daerah ini masih didominasi oleh kegiatan budidaya. Pengembangan perikanan budi daya air tawar selain meningkatkan kontribusi
peningkatan produksi juga untuk memenuhi kebutuhan protein ikan, memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik, meningkatkan pendapatan dan juga membuka
lapangan kerja. Pengembangan perikanan air tawar sangat terbuka luas, seperti di Kecamatan Perbaungan, Sei Rampah, Dolok Masihul, Sipispis, Dolok Merawan
dan lain-lain. Permintaan lokal untuk ikan terus meningkat sebagai kepedulian dari
masyarakat bahwa ikan merupakan hidangan yang sehat. Pengembangan perikanan air tawar dilaksanakan di sungai, sawah dan terutama kolam. Untuk budidaya
perikanan air tawar, potensi tersebar di seluruh kecamatan dengan luas lahan budidaya mencapai 2.008 ha, dengan luas kolam 463 ha dan keramba sejumlah 210
unit. Terdapat juga potensi perairan umum seluas 635 ha dan waduk seluas 10 ha.
Potensi perairan waduk terdapat di Kecamatan Sei Rampah seluas 8 ha dan Kecamatan Sipispis seluas 2 ha. Perairan umum juga potensial bagi pemeliharaan
ikan dengan sistem keramba dan lubuk larangan BPS, 2009.
d. Pemasaran hasil perikanan