4.3. Bahan dan Alat
Adapun bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain :
− Citra Satelit Landsat ETM tahun 2006, 2008 dan tahun terkini lainnya − Peta rupa bumi kecamatan-kecamatan yang termasuk dalam wilayah
penelitian. − Peta administrasi sampai tingkat desa
− Data sosial ekonomi masyarakat Alat yang digunakan di laboratorium adalah seperangkat komputer perangkat
keras dan lunak dengan software ArcView GIS 3.3 beserta plotter yang sesuai. Alat yang digunakan di lapangan adalah GPS, kamera, kalkulator, seperangkat peralatan
survei lapangan dan alat tulis.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Dari sisi sumbernya, data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Pengumpulan kedua jenis data dilakukan sebagai berikut :
4.4.1. Data Primer
Data primer yang dikumpulkan meliputi gambaran fisik wilayah penelitian, kondisi, tingkat kerusakan dan tingkat kesesuaian peruntukan ekosistem mangrove,
penilaian dan persepsi stake holder ekosistem mangrove sesuai variabel penelitian yang digunakan, kerapatan tajuk, kelas penutupan vegetasi, jenis tanah,
pendapatpenilaian ahli dan nara sumber terkait kondisi SWOT atas ekosistem mangrove, serta data-data pendukung yang diperlukan dalam penelitian ini. Data
primer diperoleh melalui survei lapangan, kuisioner dan wawancara dengan nara sumber terpilih baik dari unsur institusi maupun personal.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder yang utama berupa Landsat ETM tahun 2006, 2008 dan selainnya diperoleh dari Bakosurtanal, USGS danatau lembaga terkait yang menjual
peta tersebut. Data sekunder lainnya diperoleh dari Bakosurtanal peta tematik, dan instansi-instansi seperti BAPPEDA, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pertanian
dan Perkebunan, Dinas Kehutanan, UKSDA Wilayah I, BPS, Lembaga-lembaga Penelitian dan sumber-sumber lain yang sahih.
Dari sisi jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu data spasial dan data atribut.
a. Data Spasial Data spasial adalah data yang berbentuk peta digital yaitu Citra Satelit Landsat
ETM tahun terkini yang di peroleh dari USGS atau Bakosurtanal, peta digital kecamatan-kecamatan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai yang diperoleh dari
Bakosurtanal atau Bappeda, peta digital kawasan ekosistem mangrove yang diperoleh dari Dinas Kehutanan Sumatera Utara dan Kabupaten Serdang Bedagai. Data lainnya
berupa peta rupa bumi Indonesia yang diperoleh dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Bakosurtanal dan instansi lainnya.
b. Data Atribut Data atribut adalah data penunjang yang menyertai data spasial. Data ini dapat
berasal dari informasi database peta digital sendiri maupun data penunjang yang berupa tulisan maupun dalam angka-angka yaitu data kependudukan, data sosial
ekonomi masyarakat sekitar kawasan ekosistem mangrove. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS, kantor kepala desa, kantor camat, Pemerintahan
Kabupaten Pemkab Serdang Bedagai dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1. Pengolahan Data
a. Digitasi peta dasar
Digitasi ini dilakukan untuk mengubah data spasial analog dari berbagai peta dasar yang digunakan ke dalam format yaitu penerjemah dalam
koordinat x,y. Menurut Anam 2005, kegiatan ini dilakukan dengan digitasi on screen dengan menggunakan perangkat komputer. Proses digitasi pada
penelitian ini hanya dilakukan pada peta administrasi dan peta rupa bumi yang belum ada dalam peta digital. Proses digitasi peta dasar dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Proses Digitasi Peta Dasar
Input peta
Digitasi on screen
Koreksi geometrik
Sukses
Y a
Peta digital Peta analog
Tidak
Raster
Vektor
Universitas Sumatera Utara
b. Pembuatan peta penggunaanfungsi lahan
Untuk memperoleh deleniasi batas bentuk penggunaan lahan pada lokasi penelitian dilakukan proses digitasi pada peta Citra Landsat untuk
merubah data raster menjadi vektor sehingga diperoleh peta digital.
c. Pengolahan citra
Sebelum Citra Landsat TM tahun 1989 dan Citra Landsat ETM tahun 2008 diinterpretasi terlebih dahulu dilakukan pengkombinasian band
Stacking. Pemilihan kombinasi band ini mempengaruhi penampakan warna citra. Kombinasi pilihan band yang dipilih pada penelitian ini adalah
kombinasi band 453. Tahap selanjutnya adalah melakukan klasifikasi penggunaan lahan.
Klasifikasi penggunaan lahan dilakukan dengan interpretasi visual. Klasifikasi ini dilakukan dengan terlebih dahulu mendeliniasi penggunaan lahan
berdasarkan analisis visual sehingga mengelompokkan yang lebih mewakili kedalam beberapa kelas penggunaan lahan. Proses pengolahan citra dapat
dilihat pada Gambar 3. Proses interpretasi ini dilakukan dengan membuat polygon bentuk penggunaan lahan. Tahapan pembuatan polygon tersebut
dengan bantuan software ArcView GIS.
d. Pengolahan data atribut