responden. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendapatan ditampilkan pada Tabel 15.
Tabel 15. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan
No. Tingkat Pendapatan Rp
Jumlah Responden org Proporsi
1 Rp 1.000.000
64 35,65
2 Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.000
75 41,75
3 Rp. 2.000.000 – Rp. 2.999.000
22 12,35
4 Rp. 3.000.000 – Rp. 3.999.000
8 4,6
5 Rp. 4.000.000
10 5,65
Jumlah 180
100
Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pendapatan responden di sekitar kawasan hutan mangrove Kabupaten Serdang Bedagai berada pada kisaran
lebih kecil dari Rp. 2.000.000bulan 77,40 . Jika dilihat dari kondisi perekonomian saat ini, ditambah dengan jumlah anggota keluarga yang menjadi
tanggungan, tingkat penghasilan tersebut masih tergolong kurang dari cukup. Tingkat pendapatan yang masih dirasa kurang ini bisa menjadi alasan seseorang untuk
melakukan kegiatan usaha lainnya dengan memanfaatkan sumber daya lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini adalah sumberdaya alam yang menjadi sasaran terdekatnya
adalah ekosistem mangrove. Sampai batas tertentu, kegiatan pemanfaatan hutan mangrove masih tidak memberi pengaruh buruk bagi keberadaan hutan mangrove.
Akan tetapi, jika dilakukan dengan terus-menerus tanpa adanya kegiatan rehabilitasi lingkungan, pada akhirnya berpotensi merusak ekosistem hutan mangrove.
6.1.2. Kondisi Spasial Biofisik Ekosistem Mangrove
Informasi utama tentang kondisi spasial biofisik wilayah diekstraksi dari data inderaja satelit, di antaranya adalah jenis penutupan lahan land cover, keberadaan
Universitas Sumatera Utara
dan posisi lokasi, luasan dan tingkat kerapatan vegetasi. Berdasarkan hasil olahan data dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis, diketahui bahwa jenis peruntukan
lahan di kawasan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai terdistribusi ke berbagai jenis peruntukkan, baik ekosistem mangrove maupun non ekosistem mangrove. Selain
untuk kegiatan pemukiman, berbagai kegiatan budidaya terdapat di kawasan ini, seperti budidaya pertanian lahan basah, budidaya perkebunan, budidaya perikanan,
dan sebagian lahan yang tidak produktif. Jenis penutupan lahan berupa vegetasi non kayu, masih terlihat rapat di
wilayah Kecamatan Perbaungan dan dan Pantai Cermin. Sedangkan untuk jenis penutupan lahan berupa lahan terbuka hijau seperti pertanian, perkebunan dan lainnya
hampir merata di seluruh bagian wilayah yang menjadi lokasi penelitian ini.
6.1.3. Tingkat Kerusakan Ekosistem Mangrove
Analisis tingkat kerusakan dalam penelitian ini menggunakan formula Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan 2005. Formula ini
menggunakan indikator jenis penutupan lahan, kerapatan tajuk dan ketahanan tanah terhadap abrasi.
Klasifikasi jenis penutupan lahan yang terdapat di wilayah penelitian dibagi menjadi vegetasi tanaman mangrove, vegetasi non kayu dan lahan terbuka hijau
lainnya. Jenis penutupan lahan berupa tanaman mangrove terluas di kelima kecamatan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai berada pada desa-desa di Kecamatan
Bandar Khalipah, yakni seluas 1.960.727 ha atau sekitar 23.79 Lampiran 5. Kecamatan Bandar Khalifah yang sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan
wilayah pesisir dan merupakan muara sungai membuat masih ditemukannya ekosistem mangrove relative luas. Berbeda dengan kondisi hutan mangrove pada
Universitas Sumatera Utara
desa-desa di Kecamatan Pantai Cermin dan Kecamatan Perbaungan, yang masing- masing luasnya hanya sekitar 5 saja, padahal desa-desa tersebut juga berada di
wilayah pesisir. Tingkat kerapatan vegetasi diperoleh dengan cara analisis indeks vegetasi
yang disebut Normalized Difference Vegetation Index NDVI. Indeks vegetasi merupakan pengukur empiris dari aktivitas vegetasi. Pada dasarnya Indeks vegetasi
mencoba menonjolkan saluran spektral yang peka pada variasi kerapatan tumbuhan. Karena tidak semua saluran didesain untuk maksud itu, maka dalam penelitian ini
perhatian dipusatkan pada saluran merah M yang peka terhadap serapan sinar merah oleh klorofil pigmen hijau daun, dan saluran inframerah dekat IMD yang peka
terhadap pantulan struktur internal daun. Pada kelompok informasi dilakukan transformasi NDVI dengan memanfaatkan beberapa saluran dari citra Landsat TM
antara lain; band 3 Red R yang lebih dikenal dengan saluran merah dan band 4
Near Infrared NIR yang lebih dikenal dengan saluran inframerah dekat. Kelebihan kedua saluran ini untuk identifikasi vegetasi adalah obyek akan memberikan
tanggapan spektral yang tinggi. Analisis
ketahanan tanah terhadap abrasi dilakukan dengan
menggunakanmemanfaatkan informasi sifat fisik dan mekanis jenis-jenia tanah yang terdapat di kawasan penelitian. Sifat-sifat tersebut memiliki kepekaan dan respon
yang berbeda terhadap faktor-faktor luar sehingga dapat disimpulkan tingkat kepekaannya masing-masing.
Hasil dari kegiatan inventarisasi tingkat kerusakan hutan mangrove disajikan pada Gambar 7.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Tingkat Kerusakan Ekosistem Mangrove
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan metodologinya, data-data jenis penutupan lahan, kerapatan tajuk dan ketahanan tanah terhadap abrasi diskoring untuk mendapatkan kelastingkat
kerusakan ekosistem. Hasil klasifikasi tingkat kerusakan ekosistem mangrove yang
dianalisis tersebut tercantum pada Tabel 16.
Tabel 16. Tingkat Kerusakan Ekosistem Mangrove No
Desa Kecamatan
Tingkat Kerusakan Kelas
Kategori 1 Pasar Baru
Teluk Mengkudu 2
Rusak 2 Pekan Sialang Buah Teluk Mengkudu
2 Rusak
3 Bagan Kuala Tanjung Beringin
4 Baik
4 Sialang Buah Teluk Mengkudu
2 Rusak
5 Naga Kisar Pantai Cermin
2 Rusak
6 Pematang Kuala Teluk Mengkudu
2 Baik
7 Bogak Besar Teluk Mengkudu
3 Sedang
8 Sentang Teluk Mengkudu
3 Sedang
9 Sei Naga Lawan Perbaungan
2 Rusak
10 Kayu Besar Bandar Khalifah
2 Rusak
11 Pekan Bandar Bandar Khalifah
3 Sedang
12 Gelam Sei Sarimah Bandar Khalifah 3
Sedang 13 Nagur
Tanjung Beringin 4
Baik 14 Pematang Guntung Teluk Mengkudu
2 Rusak
15 Lubuk Saban Pantai Cermin
2 Rusak
16 Kuala Lama Pantai Cermin
2 Rusak
17 Pantai Cermin Kiri Pantai Cermin
2 Rusak
18 Pantai Cermin
Kanan Pantai Cermin
3 Sedang
19 Kota Pari Pantai Cermin
2 Rusak
20 Tebing Tinggi Tanjung Beringin
2 Rusak
21 Kampung Juhar Bandar Khalifah
3 Sedang
22 Bandar Tengah Bandar Khalifah
2 Rusak
23 Makmur Teluk Mengkudu
2 Rusak
24 Pematang Setrak Teluk Mengkudu
3 Sedang
25 Mata Pao Teluk Mengkudu
2 Rusak
26 Sementara Pantai Cermin
2 Rusak
27 Ara Payung Pantai Cermin
2 Rusak
28 Pematang Kasih Pantai Cermin
3 Sedang
29 Besar II Terjun Pantai Cermin
2 Rusak
30 Celawan Pantai Cermin
2 Rusak
Sumber: Hasil Analisis Citra
Universitas Sumatera Utara
6.1.4. Kesesuaian Peruntukkan Mangrove