Penentuan Strategi Pengelolaan Keberkelanjutan Pembangunan Wilayah Pesisir

karakteristik sosial-ekonomi budaya, kelembagaan dan bio-geofisik lingkungan setempat.

e. Keterpaduan antar negara

Pengelolaan pesisir di wilayah perbatasan dengan negara tetangga perlu diintegrasikan kebijakan dan perencanaan pemanfataan sumberdaya pesisir masing-masing negara tersebut. Keterpaduan kebijakan ataupun perencanaan antar negara antara lain mengendalikan faktor-faktor penyebab kerusakan sumberdaya pesisir yang bersifat lintas negara, seperti di pesisir antar Pulau Batam dengan Singapura.

2.7.2. Penentuan Strategi Pengelolaan

Dalam pengelolaan hutan mangrove terpadu sesuai dengan potensi dan permasalahan hasil kajian, strategi pengelolaan bisa dianalisis dengan menggunakan analisis strength, weakness, opportunities dan threats SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi suatu pengelolaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strength dan peluang opportunitie, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threats. Dalam menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pemberian bobot yang berkisar antara 0,0 – 1,0 dimana nilai 0,0 berarti tidak penting dan nilai 1,0 berarti sangat penting. Disamping itu, diperthitungkan rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala dari 4 hingga 1, yaitu dari sangat baik sampai kurang baik. Selanjutnya antara bobot dan rating dikalikan menghasilkan skor Afriyanto, 2007. Rumapea 2005, Bhakti 2008 dan Departemen Pekerjaan Umum 2005 juga menggunakan perangkat Universitas Sumatera Utara analisis SWOT untuk menentukan strategi pengelolaan terhadap sumber daya kewilayahan.

2.7.3. Keberkelanjutan Pembangunan Wilayah Pesisir

Tujuan utama dari pengelolaan pesisir terpadu adalah untuk memanfaatkan sumberdaya pesisir dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir di dalam memenuhi kebutuhan baik untuk generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan dating. Untuk itu, laju pemanfataan sumberdaya pesisir harus dilakukan kurang atau sama dengan laju regenerasi sumberdaya hayati atua laju inovasi untuk menemukan substitusi sumberdaya nir-hayati di pesisir. Dalam hal ketidakmampuan manusia mengantisipasi dampak lingkungan di pesisir akibat berbagai aktifitas, maka setiap pemanfataan harus dilakukan dengan hati-hati precaunary principles, sambil mengantisipasi dampak negatifnya.

2.8. Sistem Informasi Geografi SIG dan Penggunaannya dalam Perencanaan Pengembangan Wilayah