Definisi Operasional Variabel METODE PENELITIAN

sisi lain secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threats. Dengan analisis SWOT dapat dihasilkan rekomendasi arahan pengelolaan pengembangan ekosistem mangrove untuk pngembangan kawasan pesisir di Kabupaten Serdang Bedagai. Kerangka kerja analisis strategi pengelolaan dan pengembangan tersebut disajikan dalam bentuk matrik strategi pengembangan yang sesuai dengan kondisi eksisting, potensi, permasalahan dan skala prioritasnya.

4.6. Definisi Operasional Variabel

Untuk membatasi ruang lingkup dan asumsi-asumsi penelitian, berikut ini adalah definisi-definisi operasional akan konsep-konsep, variabel maupun indikator penelitian yang digunakan: 1 Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut UU RI no 27 tahun 2007. 2 Ekosistem adalah kesatuan komunitas tumbuh-tumbuhan, hewan, organisme dan non organisme lain serta proses yang menghubungkannya dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas UU RI no 27 tahun 2007. 3 Ekosistem mangrove adalah suatu sistem di alam tempat berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan di antara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan asinpayau Santoso, 2000 4 Tingkat kerusakan ekosistem mangrove adalah kondisi kerusakan fisik ekosistem mangrove yang diukur berdasarkan indikator-indikator tertentu UU no 32 tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup yang digunakan. Universitas Sumatera Utara 5 Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan UU No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. 6 Intensitas pengamanan adalah sejauh mana upaya pengamanan kawasan dilakukan yang diukur dalam skala sangat tidak intensif hingga sangat intensif dengan menggunakan kriteria tertentu. 7 Penebangan kayu bakau yaitu kegiatan penebangan berbagai jenis pohon bakau baik yang dilakuakan oleh mayarakat, badan usaha maupun pihak lain yang diukur dari intensitasnya. 8 Kegiatan pertambakan merupakan variabel yang digunakan untuk menggambarkan ada atau tidak adanya kegiatan pertambakan pada suatu kawasan ekosistem mangrove. 9 Pemanfaatan hasil hutan non kayu adalah pemanfaatan hsil hutan yang dilakukan oleh masyarakat, pemerintah badan usaha maupun pihak lain yang berupa hasil- hasil hutan bukan kayu, misalnya buah, getah, satwa hutan, tumbuhan bawah, liana, epifit dan sebagainya. 10 Intensitas penyuluhansosialisasi adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana peran institusi pemerintahan dalam melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove yang diukur dari intensitas pelaksanaannya. 11 Kedekatan industri pengolahan kayu bakau adalah indikator untuk menggambarkan keberadaan industri pengolahan kayu bakau yang diukur dari jaraknya secara relatif. Universitas Sumatera Utara 12 Kelompok swadaya masyarakat adalah kelompokperkumpulanorganisasi masyarakat setempat yang tinggal di wilayah pesisir dimana seluruh danatau sebagian dari orientasinya keberadaanya terkait dengan pengelolaan mangrove. 13 Lembaga swadaya masyarakat adalah lembaga swadaya baik merupakan lembaga lokal maupun cabang yang bergerak dalam program-program yang terkait dengan pengelolaan ekosistem mangrove. 14 Tingkat pemahaman masyarakat terhadap lingkungan adalah stratifikasi pemahaman masyarakat akan konsep-konsep lingkungan hidup yang diukur dari sejauh mana mereka mengetahui konsep-konsep tersebut. 15 Perubahan peruntukkan ekosistem mangrove adalah kondisi eksisting peruntukkan ekosistem mangrove yang telah mengalami perubahan dari peruntukkan semula dan tidak sesuai dengan peruntukan sesuai dengan yang semestinya. 16 Pendapatan rumah tangga adalah keseluruhan pendapatan yang diperoleh suatu rumah tangga baik yang bersumber dari pekerjaan pokok maupun sampingan. 17 Kesempatan kerja adalah indikator yang digunakan untuk menggambarkan mudah atau sulitnya mendapatkan pekerjaan bagi masyarakat pesisir yang diukur dari persepsi masyarakat. 18 Kesempatan berwirausaha adalah indikator yang digunakan untuk menggambarkan mudah atau sulitnya berwirausaha menciptakan usaha sendiri bagi masyarakat pesisir yang diukur dari persepsi masyarakat. 19 Ketersediaankemudahan bahan baku adalah indikator yang digunakan untuk menggambarkan ketersediaan bahan baku yang berasal dari sumber daya alam setempat apabila mereka melakukan wirausaha, diukur dari persepsi masyarakat 20 Aksesibilitas ekonomi masyarakat terhadap sumberdaya mangrove adalah indikator yang dipergunakan untuk menggambarkan kemudahan masyarakat Universitas Sumatera Utara pesisir dalam memanfaatkan sumber daya ekosistem mangrove untuk memenuhi kebutuhan ekonomi danatau berwirausaha.

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Letak Wilayah

Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2 57” Lintang Utara, 3 16” Lintang Selatan, 98 33” Bujur Timur, 99 27” Bujur Barat. Luas wilayah Kabupaten Serdang Bedagai adalah 1.900,22 km 2

5.2. Pemerintahan

dengan batas-batas wilayah sebelah utara dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah timur dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun, serta sebelah barat dengan Kabupaten Deli Serdang. Ketinggian wilayah kabupaten ini adalah 0-500 meter dari permukaan laut BPS, 2009. Kabupaten Serdang Bedagai terbagi dalam 17 kecamatan dengan 237 desa dan 6 kelurahan. Kabupaten Serdang Bedagai didiami oleh penduduk dari beragam etniksuku bangsa, agama dan budaya. Suku-suku tersebut antara lain Jawa, Melayu, Tapanuli, Simalungun, Karo dan lain-lain. Sejak terbentuknya pemerintahan daerah yang baru yang merupakan pecahan dari Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Sei Rampah telah ditetapkan sebagai ibukota kabupaten sebagai pusat pemerintahan. Jarak ibukota Kabupaten Serdang Bedagai dengan kota-kota kecamatan sangat bervariasi, antara 7 sd 51 km. Selain Kecamatan Sei Rampah sebagai pusat kota, Kecamatan Perbaungan juga merupakan kota pusat perdagangan yang diandalkan di Kabupaten Serdang Bedagai, dimana Universitas Sumatera Utara