Analisis Proses Bisnis Analisis Nilai Aktivitas Analisis Process Improvement

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis

6.1.1. Analisis Proses Bisnis

Berdasarkan hasil identfikasian proses bisnis yang dilakukan dengan menggunakan diagram value chain memperlihatkan bahwa keungulan perusahaan dalam melaksanakan bisnis celana jeans adalah produksi dengan biaya rendah low cost production, hal dilihat dari aktivitas yang dominan dilaksanakan untuk menjalankan proses bisnis adalah aktivitas pada bagian produksi, sementara untuk bagian inbound logistic perusahaan mempunyai bagian tersendiri yang memiliki wewenang terhadap penjualan kain ke luar perusahaan. Pada bagian outbond logistic perusahaan sudah mempunyai agent yaitu departemen store berupa Matahari dan Ramayana untuk tempat memasarkan produk jadi. Oleh sebab itu, maka analisis dilakukan terhadap aktivitas yang dilakukan pada bagian produksi.

6.1.2. Analisis Nilai Aktivitas

Dari pengamatan terhadap seluruh aktivitas pada bagian produksi dan berpedoman pada kriteria suatu aktivitas yang bernilai tambah menurut Hansen dan Mowen menghasilkan 3 aktivitas yang diindikasikan sebagai aktivitas yang tidak bernilai tambah yaitu: 1. Aktivitas Pemeriksaan II QC jahitan 2. Aktivitas Pemindahan Bahan I dari Bagian Penjahitan ke Bagian pencucian. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3. Aktivitas Pemindahan II dari bagian Pencucian ke bagian finishing.

6.1.3. Analisis Process Improvement

Perbaikan proses dilakukan terhadap aktivitas yang diindikasikan sebagai aktivitas yang tidak bernilai tambah, perbaikan proses dilakukan dengan tujuan untuk pendukung terhadap manajemen aktivitas yang akan dilaksanakan. Adapun perbaikan proses yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas Pemeriksaan II QC jahitan Aktivitas pemeriksaan dilaksanakan untuk menjamin spesifikasi produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan perusahaan, berdasarkan pemahaman diatas, seharusnya kecacatan produk dapat ditekan sekecil mungkin dengan melakukan berbagai macam aktivitas pemeriksaan, namun data kecacatan menunjukkan bahwa masih terdapat kecacatan produk yang besar akibat kegagalan proses penjahitan, hal ini memberikan 2 dugaan yaitu antara aktivitas pemeriksaan II yang tidak efektif atau cara pemeriksaan yang salah. Analisis dilakukan dengan menggunakan fishbond diagram dan FMEA, hasil dari FMEA menunjukkan Bahwa: a. Untuk jenis kegagalan Jahitan penyebab kegagalan proses adalah operator tidak serius bekerja, tidak semnagat bekerja, mesin yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada tata cara prosedur pekerjaan yang baku. b. Untuk jenis Kegagalan Bahan Baku, penyebab kegagalan proses adalah tidak ada pemeriksaan bahan baku sehingga bahan baku yang rusak tetap diproduksi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dari hasil perhitungan Risk Priority Number yang terbesar yaitu 432 untuk mode kegagalan jahitan yang disebabkan oleh operator tidak serius dan semangat bekerja, kendali yang dilakukan adalah penetapan alokasi pengupahan pada bagian penjahitan yang berdasarkan performance, dan keadilan. Sementara untuk jenis kegagalan bahan baku dengan RPN sebesar 324 memerlukan kendali yaitu perusahaan melakukan aktivitas pengujian bahan baku. 2. Aktivitas Pemindahan Bahan Analisis yang dilakukan pada aktivitas pemindahan bahan adalah dengan memperbaiki metode pemindahan bahan yang dilakukan dan tidak mengubah tata letak fasilitaspabrik. Adapun analisis yang dilakukan didasarkan pada: a. Dari keadaan eksisting aliran bahan pada gambar 5.6, dilihat bahwa bagian penjahitan dan bagian pencucian tidak berdekatan, sehingga terjadi pemindahan bahan dari bagian penjahitan ke bagian pencucian, demikian juga untuk bagian pencucian dengan finishing, selain itu, pemindahan yang dilakukan juga tidak perproduk melainkan per batch, sehingga perlu dilakukan analisis untuk mengurangi waktu pemindahan. b. Dari hasil perhitungan jarak perpindahan dengan menggunakan titik eucledean diperoleh jarak terpendek untuk pemindahan I yaitu 88,56 m dan 36,27 m untuk pemindahan II c. Dari Hasil Perhitungan kapasitas alat angkut dengan memperbaiki teknik penyusunan celana kedalam alat pengangkut menghasilkan kapasitas usulan menjadi 150 celana sedangkan kapasitas aktual 100 celana, dengan analisis Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara terhadap jarak perpindahan dan kapasitas alat pemindah maka frekuensi pemindahan berkurang dari 3359 kali menjadi 2240 kali.

6.1.4. Analisis Pembebanan Biaya