Standar Kualitas Kain Standar Kualitas Pakaian

Untuk pembuatan pakaian, peralatan seperti mesin jahit dan pres dapat disusun sesuai dengan macam-macam pakaian yang akan dibuat, seperti pakaian pria, kemeja, pakaian rajut, dsb. 1. Pemotongan, dalam proses pemotongan ini, kain dipotong menurut ukuran yang telah ditentukan, lalu diperiksa, disusun agar dapat memudahkan proses penjahitan. 2. Penjahitan, proses menggabungkan beberapa potongan kain menjadi pakaian merupakan hal terpenting dalam industri pakaian. 3. Penyempurnaa, proses penyempurnaan meliputi pencucian dan penyetrikaan untuk menambah nilai tampilan dari pakaian yang diproduksi.

3.13.1. Standar Kualitas Kain

30 Pemilihan kualitas fashion pada umumnya dilakukan dengan metode: 1. Metode uji sensoris Metode ini biasanya dilakukan oleh konsumen tekstil masyarakat umum ketika membeli bahan tekstil dari toko, pasar, pedagang atau lainnya. Dalam memilih bahan tekstil biasanya konsumen melakukan dengan cara dilihat, dipegang, diraba, diremas, diterawang, dibentang dan lainnya yang hanya mengandalkan kemampuan panca indra manusia. Disamping itu biasanya konsumen juga melihat berdasarkan struktur harga. 2. Metode Uji teknislaboratories 30 Chang P. 2003. Pengendalian Mutu Terpadu untuk Industri Tekstil dan Konfeksi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Metode uji teknislaboratories ini memerlukan peralatan pengujian, standar pengujian, ruang pengujian disamping kemampuan panca indra. Untuk pengujian teknis ini dibedakan menjadi pengujian secara fisika dan pengujian secara kimia. Hasil pengujian teknis ini memenuhi standar-standar kualitas SIISNI, ISO, JIS, dll yang berlaku pada tingkat nasional dan internasional. Berikut adalah standar penilaian terhadp kualitas kain yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional BSN dapat dilihat dalam gambar 3.4. dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sumber : Badan Standarisasi Nasional BSN untuk Kain Denim 100 SNI: 0560-2008 Gambar 3.4. Standar Kualitas Kain Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

3.13.2. Standar Kualitas Pakaian

31 Proses selanjutnya yang dialami oleh kain adalah peembuatan atau pemrosesan untuk menjadi pakaian, dalam membuat pakaian akan banyak ditemukan proses atau hasil yang tidak sesuai dengan keinginan produsen, tentu hal tersebut akan dapat menimbulkan kerugian bagi produse, oleh sebab itu perlu dilakukan pengendalian kualitas terhadap pakaian yang didasarkan pada permasalahan sebagai berikut: Tabel 3.6. Defect Pada Pakaian No. Defect Description 1 Defective fabrics Such as hole, needle holes, slub, shading col, missing yarn, etc 2 Defective Printing Embroidery Slanted, broken, improper shape, improper position, wrong color, bleeding off, etc. 3 Defective Accessories Broken, stacked zipper, slanted, improper position, improper attachment, etc. 4 Dirty Oil Staining by dirt or oil 5 Broken stitching Broken sewing threads 6 Skip stitching Jumping stitching more than 2 stitches 7 Wavy stitching Un-straight stitching line 8 Seaming Open seam, loose seams, missed seams, run off 9 Puckering Heavy puckered stitchingbubbling 10 Measurement Deviation more than standard, wrong size 11 Trimming Un-neated, raw edges at hemming 12 Steam Improper steamed, shiny mark, crease mark 13 Packaging Too loose or too tight packed, wrong size color art. no i di i 14 Fitting Improper fitting looks Sumber : Fitrihana, Noor. Pengendalian Kualitas Fashion 31 Fitrihana Noor. Pengendalian Kualitas Fashion Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Givemas Garmindo yang berlokasi di Jalan Medan - Batang Kuis km.16 No.168 Desa Sei Rotan Dusun VII Tembung Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2012 hingga bulan Juli 2012.

4.2. Jenis Penelitian

“Penelitian adalah suatu investigasi atau pencarian secara ilmiah, terorganisir, sistematis, obyektif, didukung oleh data terhadap suatu masalah tertentu yang dilaksanakan dengan maksud menemukan jawaban terhadap masalah tersebut 32 Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif Descriptive Research, karena dalam penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan secara sistematik dan faktual tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek terntentu, dengan menggunakan teknik wawancara, pengukuran waktu untuk menemukan sebab yang menimbulkan akibat tersebut. ”.

4.3. Variabel Penelitian

32 Sinulingga, sukaria. 2011. Metode Penelitian. h. 23. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara