Pengertian Failure Mode and Effect Analysis FMEA Penentuan Mode Kegagalan yang Potensial Pada Setiap Proses

3.9.3. Pengertian Failure Mode and Effect Analysis FMEA

22 FMEA Failure Mode and Effect Analysis digunakan untuk mengidentifikasi sumber sumber dan akar penyebab dari suatu masalah kualitas. FMEA adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan failure mode. Suatu mode kegagalan adalah apa saja yang termasuk dalam kecacatan, kondisi diluar spesifikasi yang ditetapkan, atau perubahan dalam produk yang menyebabkan terganggunya fungsi dari produk. Tahapan FMEA sendiri adalah sebagai berikut : 1. Menentukan komponen dari sistem alat yang akan dianalisis. 2. Mengidentifikasi potensial failure mode kegagalan dari proses yang diamati. 3. Mengidentifikasikan akibat potential effect yang ditimbulkan potensial failure mode. 4. Mengidentifikasi penyebab potential cause dari failure mode yang terjadi pada proses yang berlangsung. 5. Menetapkan nilai-nilai dengan jalan observasi lapangan dan brainstorming 6. Nilai RPN menunjukkan keseriusan dari potential failure, semakin tinggi nilai RPN maka menunjukkan semakin bermasalah. Tidak ada angka acuan RPN untuk melakukan perbaikan.

3.9.4. Penentuan Mode Kegagalan yang Potensial Pada Setiap Proses

23 Mode kegagalan adalah suatu keadaan di mana proses dapat berpotensi gagal memenuhi persayaratan proses atau disain. Mode kegagalan dapat berupa 22 Ibid. Gaspersz, V., 2002 23 Ibid. Gaspersz, V., 2002 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara penyebab terhadap potensi kegagalan pada proses selanjutnya atau dampak dari potensi kegagalan pada proses sebelumnya. Ada empat jenis mode kegagalan yang dapat terjadi. Jenis pertama jarang terjadi dan kedua lebih sering terlihat. Jenis ketiga dan keempat seringkali tidak teridentifikasi pada saat membuat FMEA. Keempat jenis tersebut yaitu: 1. No function: proses tidak berfungsi secara total atau tidak dapat dioperasikan. 2. Partialover function: tidak memenuhi spesifikasi secara keseluruhan. 3. Intermittent function: memenuhi spesifikasi tetapi tidak dapat berfungsi penuh karena ada pengaruh faktor luar, misalnya temperatur, kelembaban dan lingkungan. 4. Unintended function: maksudnya interaksi beberapa bagianelemen yang telah benar secara individu, tetapi tidak menghasilkan performansi yang diinginkan bila disatukan. Secara umum, potensi mode kegagalan dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Manufacturing dimensi, permukaan b. Assembly missing part, misoriented c. Receivinginspection terima part cacat, menolak part berkualitas d. Testinginspection terima partproduk cacat, menolak partproduk berkualitas. Sebaiknya menuliskan semua jenis mode kegagalan yang dapat terjadi. Bila ada satu atau lebih jenis mode kegagalan yang dapat dipastikan tidak akan terjadi, maka tidak perlu dituliskan dalam form FMEA. Gunakan istilah fisik atau Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara teknis yang spesifik seperti “cutting length kepanjangan” atau “cutting length kependekan” daripada “cutting length tidak sesuai spesifikasi”.

3.9.5. Penentuan DampakEfek Kegagalan Potensial