Kualitas Proses Pembelajaran Kualitas Proses Pembelajaran

21 untuk menghasilkan suatu output pendidikan yang berkualitas diperlukan pengelolaan proses pembelajaran yang berkualitas. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah rangkaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dengan melibatkan seluruh komponen-komponen sistem dalam upaya mencapai tujuan yaitu membelajarkan siswa.

c. Kualitas Proses Pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran menjadi suatu yang sangat penting dalam upaya mewujudkan lulusan atau ouput pendidikan yang berkualitas. Oleh sebab itu, proses pembelajaran harus dilaksanakan secara tepat, ideal dan proporsional. Dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas, pemerintah mengeluarkan PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan SNP sebagai penjabaran lebih lanjut dari UU Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya memuat tentang standar proses. “Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan” PP No. 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 Ayat 6. Standar proses ini merupakan standar nasional pendidikan, yang berarti standar proses pendidikan dimaksud berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu dimanapun lembaga pendidikan itu berada secara nasional. Memperjelas pernyataan di atas bahwa standar 22 proses berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, berarti dalam standar proses pendidikan berisi tentang bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, standar proses pendidikan dimaksud agar dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam pengelolaan pembelajaran. Artinya dengan adanya standar proses pendidikan, setiap sekolah harus mengacu kepada standar tersebut sehingga kualitas pendidikan secara nasional dapat merata. Lebih mendalam PP Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 19 Ayat 1 SNP menerangkan bahwa “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”. Peryataan PP Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 19 Ayat 1 SNP di atas, memiliki makna bahwa dalam proses pembelajaran siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Pembelajaran harus memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan sehingga siswa aktif dan kreatif mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui proses pembelajaran yang menyenangkan tanpa ada tekanan dan paksaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Raka Joni dalam Winasanjaya 2010: 136 setiap peristiwa pembelajaran menuntut keterlibatan 23 intelektual-emosional siswa melalui asimilisasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan motorik, kognitif dan sosial. Kualitas proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai gambaran mengenai baik-buruknya pengelolaan proses pembelajaran dalam tujuan menghasilkan output yang berkualitas. Yamamoto dalam Dimyanti dan Mujiono 2009: 119 berpendapat “proses pembelajaran yang bermutu terjadi apabila siswa yang belajar maupun guru yang membelajarkan memiliki kesadaran dan kesengajaan terlibat dalam proses pembelajaran sehingga akan tercipta berbagai interaksi”. Sedangkan Kunandar 2008: 351-352 berpendapat bahwa: Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, rasa percaya diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 peserta didik. Disinilah peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran. Untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas, guru harus dapat mengelola proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Bagaimanapun idealnya komponen pembentuk proses pembelajaran tanpa diikuti oleh keterlibatan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran, maka pembelajaran tersebut 24 tidak akan memiliki makna. Hal senada dituliskan oleh Nana Syaodih Sukmadinata dkk 2006: 21 “pembelajaran yang bermutu adalah pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa”. Pembelajaran yang demikian siswa tidak lagi ditempatkan dalam posisi pasif sebagai penerima bahan ajar yang diberikan guru, tetapi sebagai subjek yang aktif melakukan proses berpikir, mencari, mengolah, mengurai, menyimpulkan dan menyelesaikan masalah. Pendapat–pendapat di atas merupakan paradigma baru tentang proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Hal ini memiliki makna bahwa dalam proses pembelajaran siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Pembelajaran harus memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pengelolaan pendidikan berorientasi siswa peran guru lebih memposisikan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Guru sebagai fasilitator bertugas memberi kemudahan belajar to facilitate of learning. Guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi juga memberi kemudahan bagi siswa agar pengetahuan lebih bermakna. Selain sebagai fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah bagaimana membangkitkan rasa ingin tahu siswa agar tumbuh minat dan motivasi dalam belajar. Ditinjau dari siswa, pembelajaran berkualitas apabila sebagian besar siswa dapat 25 menunjukkan adanya perubahan perilaku menjadi lebih baik dalam hal aktivitas belajar siswa. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran terbentuk dari beberapa komponen yang saling mempengaruhi. Komponen yang lebih banyak mempengaruhi kualitas proses pembelajaran datang dari pribadi siswa itu sendiri. Usaha guru dalam menyediakan dan menciptakan kondisi pembelajaran serta lingkungan terutama sarana prasarana yang memadai untuk berlangsungnya proses pembelajaran, pada ahirnya membutuhkan kesadaran dan keterlibatan dari individu siswa, meliputi keaktifan, kreatifitas dan rasa senang belajar sehingga usaha untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitasi dapat tercapai.

3. Keaktifan Siswa

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25