66
H. Uji Instrumen
1 Contruct Validity Pada validasi ini digunakan pendapat para ahli. Dalam hal ini
setelah instrumen selesai dibuat tentang aspek yang akan di ukur berlandaskan teori tertentu, maka dikonsultasikan dengan para ahli.
2 Analisis Empiris Yaitu analisis terhadap butir soal dengan berdasarkan ukuran-
ukuran statistik hasil uji coba terhadap soal yang bersangkutan. Pada analisis ini, soal terlebih dahulu perlu diujicobakan.
Kebaikan soal diukur dengan tolok ukur : a Tingkat Kesulitan
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak memberi motivasi
siswa untuk mempertinggi usaha belajarnya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa mudah putus asa dan tidak
termotivasi belajar, karena di luar jangkauan kemampuannya. Angka yang menunjukkan mudah sukarnya sebuah soal dikenal
dengan nama Tingkat Kesukaran. Kriteria : Sukar
jika TK = Kurang dari 0,30 Sedang
jika TK = 0,30 – 0,70 Mudah
jika TK = Lebih dari 0,70
67
Tingkat Kesukaran Tes Obyektif : Dihitung dengan rumus
Bu = jumlah kelompok unggul yang benar Ba = jumlah testi pada kelompok asor yang benar
Nu = Na = jumlah testi pada kelompok unggul asor Biasanya diambil : Nu = Na = 27 x N
N = jumlah seluruh testi b Daya Beda.
Yaitu kemampuan soal untuk membedakan testi yang pandai, sedang dan bodoh jika memang kemampuan sebenarnya berbeda.
Dalam analisa untuk Daya Pembeda Tes Obyektif Kriteria : Baik Sekali
: jika DP = 0,70 – 1,00 Baik
: jika DP = 0,40 – 0,69 Cukup
: jika DP = 0,20 – 0,39 Jelek
: jika DP = 0,00 – 0,19 Soal yang DP-nya Baik Sekali Baik : dapat dipakai
Cukup : Perlu diperbaiki
Jelek : Harus di ganti
Bu – Ba DP =
½ Nu + Na Bu + Ba
TK = Nu + Na
68
c Efektivitas Distraktor Pada soal jenis pilihan ganda yang menyediakan distraktor
pengecoh juga perlu dilakukan analisis, kriteria pengecoh yang baik adalah:
1 Tersebar merata. 2 Mirip dengan kunci.
3 Dipilih oleh minimal 5 testi. 4 Jumlah kelompok asor yang memilihnya lebih banyak
dibanding jumlah kelompok unggul. d Perbandingan ranah cognitif
Perbandingan ranah cognitif adalah sebuah daftar kisi-kisi lay out soal, yaitu sebuah daftar yang meliputi cakupan pokok bahasan yang
akan dievaluasi, aspek-aspek intelektual yang diukur dan tingkat kesukaran suatu soal.
C1 : Pengetahuan = 30 Mudah 30
C2 : Pemahaman = 25
C3 : Penerapan = 25
C4 : Analisis = 10
C5 : Sistesis = 5
C6 : Evaluasi = 5
Suharsimi Arikunto 2006:213 Sedang 50
Sukar 20
69
I. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa observasi penerapan metode resource-based learning RBL, observasi keaktifan, kreativitas, dan
rasa senang belajar, kemudian data hasil belajar siswa. 1 Analisis data observasi
a. Observasi penerapan metode resource-based learning Analisis data observasi langkah-langkah penerapan metode
belajar beraneka sumber dilakukan analisis kualitatif, yaitu menyederhanakan tindakan yang terjadi ketika proses penerapan
berlangsung, dengan menonjolkan hal-hal pokok dan penting yang berkaitan dengan masalah penelitian dan mendiskripsikannya dalam
bentuk pemaparan data secara naratif. b. Observasi keaktifan, kreativitas dan senang belajar siswa
Data observasi keaktifan, kreativitas dan senang belajar siswa yang telah diperoleh dihitung kemudian di persentase. Dengan
demikian dapat diketahui sejauh mana peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran melalui penerapan metode resource-based
learning. Hasil analisis data observasi kemudian disajikan secara deskriptif.
Cara menghitung persentasenya adalah Jumlah siswa yang mencapai skor kategori tertentu
Persentase = X 100 Jumlah seluruh siswa
Sugiyono, 2008 : 144
70
100 x
A F
= Ρ
2. Analisis hasil belajar Pengambilan data hasil belajar dilakukan dengan cara tes atau
ulangan harian. Nilai yang diperoleh dari ulangan harian tersebut merupakan nilai individu siswa. Nilai yang didapatkan kemudian di lihat
apakah memenuhi kriteria ketuntasan minimal KKM. Apabila nilai ulangan rata-rata siswa dapat memenuhi KKM menunjukkan
pembelajaran yang dirancang berjalan efektif. Untuk menghitung persentase siswa yang tuntas belajar dilakukan dengan rumus sebagai
berikut :
Keterangan : F = Jumlah peserta didik yang memperoleh nilai
76 ≥
. A = Jumlah peserta didik maksimal yang mengikuti tes
P = Persentase peserta didik yang tuntas
Suharsimi Arikunto, 2002 : 246
J. Kriteria Keberhasilan Tindakan