25
a. Ketekunan dalam belajar
1 Kehadiaran di sekolah
2 Mengikuti PBM di kelas
3 Belajar di rumah
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan
1 Sikap terhadap kesulitan
2 Usaha mengatasi kesulitan
c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
1 Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran
2 Semangat dalam mengikuti PBM
d. Berprestasi dalam belajar
1 Keinginan untuk berprestasi
2 Kualifikasi hasil
e. Mandiri dalam belajar
1 Penyelesaian tugas PR
2 Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran
Menurut Abin Syamsudin M Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina, 2011: 92 indikator motivasi antara lain: 1 Durasi kegiatan, 2 Frekuensi
kegiatan, 3 Presistensinya pada tujuan kegiatan, 4 Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi kegiatan dan kesulitan untuk
mencapai tujuan kegiatan, 5 Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, 6 Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai dengan
kegiatan yang dilakukan, 7 Tingkat kualifikasi prestasi, 8 Arah sikapnya
26
terhadap sasaran kegiatan. Peningkatan motivasi belajar dapat dilakukan dengan mengidentifikasi beberapa indikator motivasi.
Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno 2014: 23, dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 adanya hasrat dan keinginan
berhasil; 2 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3 adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4 adanya penghargaan dalam belajar;
5 adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6 adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat
belajar dengan baik. Berdasarkan pendapat di atas, indikator motivasi warga belajar
dalam mengikuti pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kehadiran, mengikuti proses belajar mengajar, belajar di rumah,
sikap terhadap kesulitan, usaha mengatasi kesulitan, kebiasaan dalam mengikuti pelajaran, semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar,
keinginan untuk berprestasi, kualifikasi hasil, penyelesaian tugas dan menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran. Beberapa indikatior di
atas mampu menggambarkan tinggi rendahnya motivasi seseorang dalam mengikuti proses belajar mengajar.
B. Kajian tentang Keaksaraan Fungsional
1. Pengertian Keaksaraan Fungsional
Keaksaraan fungsional merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan luar sekolah bagi masyarakat yang belum dan ingin memiliki
kemampuan ca-lis-tung, dan setelah mengikuti program ini hasil
27
belajarnya mereka
memiliki kemampuan
ca-lis-tung dan
menggunakannya serta berfungsi bagi kehidupannya Kusnadi, dkk, 2005: 77. Artinya warga belajar tidak semata-mata hanya memiliki kemampuan
membaca, menulis dan berhitung serta keterampilan berusaha saja melainkan kemampuan tersebut mereka gunakan sebagai fungsionalisasi
hasil belajar dalam rangka bertahan hidup. Menurut Fasli Jalal 2004: 15 keaksaraan fungsional adalah suatu
pendekatan atau cara untuk mengembangkan kemampuan belajar dalam menguasai dan menggunakan keterampilan menulis, membaca, berhitung,
berfikir, mengamati, mendengar dan berbicara yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar warga belajar. Kegiatan di
kelompok belajar, akan lebih menggairahkan jika disertai dengan keterampilan fungsional yang bermanfaat bagi peningkatan taraf hidup
peserta didik. Peserta didik tidak hanya belajar baca, tulis dan hitung saja, tetapi perlu diintegrasikan dengan kegiatan keterampilan fungsional.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keaksaraan fungsional merupakan program pendidikan luar sekolah untuk
mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta berusaha yang berguna bagi kehidupan sehari-hari sebagai bentuk
fungsionalisasi hasil belajar.
2. Tujuan Keaksaraan Fungsional
Tujuan pendidikan keaksaraan fungsional adalah membantu warga belajar mencari dan menggunakan bahan calistung sendiri untuk