Ulet dalam menghadapi kesulitan

90 bisa tapi kalau sudah disus un kalimat sudah lupa”. CW 5, 19 02 2016 Hal tersebut sesuai oleh pernyataan ibu “NTJ” selaku warga belajar bahwa: “Nggeh tanya jawab niku umpami kula dibetheki, napa kula tanglet. Umpami prau supire napa kula sing jawab ngoten. Nek mboten ngerti nggeh kula tanglet ”. CW 3, 6 02 2016 Hal serupa juga dikatakan oleh ibu “MRN” selaku warga belajar bahwa: “Nggeh nggeh to nggeh, ejaan baru kalih mbiyen kan bedo to yo, dadi yo kerep salahe takon mbak ”. CW 6, 21 02 2016 Kebiasaan bertanya yang dilakukan oleh warga belajar diperkuat oleh pernyataan ibu “SGR” selaku warga belajar pada kelompok yang berbeda bahwa: “Nggeh nek mboten ngertos nggeh tanglet. Mengke kadang tulisan kula tangletke kalih bu MN mbok menawi enten kesalahan. Nggeh manut wae apa sik diulangke ”. CW 9, 02 03 2016 Disamping kebiasaan bertanya terdapat beberapa warga belajar yeng memiliki inisiatif mengeluarkan pendapat dengan harapan mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh adalah pendapat warga belajar terkait materi yang akan disampaikan oleh tutor, namun pendapat di tengah-tengah pembelajaran seperti usul menambahkan poin saat pemberian tugas oleh tutor. Hal ini disampaikan oleh ibu “SYN” selaku warga belajar bahwa: 91 “Nggeh sok usul diparingi materi olahraga. Nulis maca, nek ora ngerti yo takon kaliyan bu ST. Nek takon kalih rencange podo- podo ra mudeng to mbak ”. CW 8. 23 02 2016 Kebiasaan bernyanyi mars keaksaraan fungsional kelompok masing-masing wilayah akan menambah motivasi warga belajar. Hal tersebut bertujuan membuat kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan. Kebiasaan mengeluarkan pendapat oleh warga belajar terjadi saat pembelajaran untuk menambahkan poin tugas yang diberikan tutor. Hal ini disampaikan ibu “ST” selaku tutor keaksaraan fungsional bahwa: “Kita punya lagu mbak le gawe dewe. Kadang ya proaktif. Misal disuruh nulis makanan kesukaan lima, ada yang lebih usul gitu. Pas pembahasan ada buku modul juga, mereka juga tanya di modul itu ”. CW 7, 23 02 2016 Selain kebiasaan bertanya dan berpendapat beberapa warga belajar memiliki kecenderungan hanya sebatas mengikuti alur pembelajaran, memenuhi arahan dan bimbingan tutor. Hal ini dikatakan oleh ibu “PJY” selaku warga belajar bahwa: “Bu MN nulis teng blabak nggih kula nurun. Lha sitik-sitik, pikirane wis tua niku pun benten ”. CW 4, 18 02 2016 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan yang dilakukan oleh warga belajar meliputi kebiasaan bertanya, kebiasaan mengeluarkan pendapat dan kebiasaan hanya sebatas mengikuti alur pembelajaran dengan mengikuti arahan dan bimbingan tutor tanpa adanya sikap proaktif, melainkan reaktif terhadap instruksi yang diberikan tutor. 92 Minat dalam pembelajaran keaksaraan fungsional dapat dilihat dari tingkat semangat warga belajar mengikuti kegiatan pembelajaran keaksaraan fungsional. Tingkat semangat warga belajar ditunjukkan dengan adanya permintaan penambahan jam pelajaran yang pada awalnya sekali dalam seminggu menjadi dua kali. Semangat yang tergolong bermacam-macam. Tingkat semangat tersebut dikarenakan keinginan untuk belajar dan rasa ingin tahu yang tinggi, keinginan memiliki keterampilan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan ibu “MN” selaku tutor keaksaraan fungsional bahwa: “Biasanya seminggu sekali, kelompok ini malah minta seminggu dua kali mbak. Ada yang memang dia pengen belajar, ada yang rasa ingin tahunya tinggi itu ada. Ada juga yang pengen ikut keterampilan aja. Tapi ini kan baru awal. Misalnya kita praktik masak, kan harus ada resep. Ibu-ibu harus bisa baca gr itu apa kg itu apa. Jadi semacam dikasih teori dulu gitu lho mbak ”. CW 1, 7 01 2016 Tingkat semangat warga belajar dapat dilihat dari aspek kehadiran warga belajar mengikuti pembelajaran, aspek hasil belajar warga b elajar. Hal ini disampaikan oleh ibu “ST” selaku tutor keaksaraan fungsional bahwa: “Bisa digolongkan semangat untuk ukuran ibu-ibu. Dilihat dari prosentasi kehadiran mereka. Misalnya pas nggak buat lempeng pasti berangkat, kadang disambi dibawa kesini. Kalo nggak semangat males to mbak, ah mending golek duit”. CW 7, 23 02 2016 Hal ini diperkuat oleh pernyataan ibu “MN” selaku tutor keaksaraan fungsional bahwa: