Tujuan Keaksaraan Fungsional Kajian tentang Keaksaraan Fungsional
30
lokal dan kebutuhan khusus dari setiap warga belajar. Kegiatan program
keaksaraan di
pedesaan diawali
dengan upaya
membelajarkan masyarakat dalam aspek ekonomi sehingga mereka mampu melakukan fungsi penyediaan sarana produksi, produksi
barang dan pemasaran hasilnya. Sebagai contoh masyarakat petani belajar tentang iklim, keadaan tanah, teknik pengolahan tanah,
pemilihan dan penanaman bibit, irigasi atau pengairan, pemberantasan hama, pemungutan hasil panen dan sebagainya. Pemerolehan
informasi sebagai bahan belajar tidak hanya dari tutor melainkan dapat bersumber dari pengalaman baik pengalaman dirinya maupun
orang lain. b.
Desain Lokal Program keaksaraan fungsional harus dirancang dan dibuat
berdasarkan model-model keaksaraan sebagai respon atas kebutuhan, minat, kenyataan dan sumber-sumber setempat. Unsur utama dari
rancangan program keaksaraan fungsional menyangkut tujuan, kelompok sasaran, bahan belajar, kegiatan belajar, waktu dan tempat
pertemuan perlu dirancang agar sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing kelompok belajar. Desain lokal juga menyangkut
kesepakatan belajar yang dibuat oleh kelompok belajar, rencana pembelajaran yang dilakukan dan pemilihan kegiatan belajar oleh
kelompok belajar.
31
c. Proses Partisipatif
Perencanaan program keaksaraan fungsional lokal harus dibentuk berdasarkan strategi partisipatif. Pihak-pihak yang terlibat
seperti warga belajar, narasumber atau tutor, dan penyelenggara serta berbagai organisasi atau lembaga perlu ada interaksi secara aktif di
antara mereka. Penyelenggara program keaksaraan fungsional perlu mempunyai keyakinan diri self confidence bahwa sebenarnya warga
belajar mampu membuat bahan belajar sendiri, asalkan sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki.
d. Fungsionalisasi Hasil belajar
Kriteria utama dalam menentukan hasil suatu program keaksaraan fungsional adalah dengan cara meningkatkan kemampuan
setiap warga belajar dalam memanfaatkan keterampilan keaksaraan mereka, untuk kegiatan mereka sehari-hari. Dari hasil proses
belajarnya, mereka diharapkan dapat menganalisis dan memecahkan masalah, meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.
Menurut Sujarwo 2008: 5 dalam menyusun program pendidikan keaksaraan harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran pendidikan
keaksaraan fungsional sebagai berikut :
a. Konteks Lokal, yaitu dengan mempertimbangkan: minat
dan kebutuhan warga belajar, agama, budaya, bahasa dan potensi lingkungan
b. Desain Lokal, yaitu proses pembelajaran yang merupakan
respon tanggapan minat dan kebutuhan warga belajar yang dirancang sesuai dengan situasi dan kondisi masing-
masing kelompok.
32
c. Proses Partisipatif, yaitu proses pembelajaran yang
melibatkan warga
belajar secara
aktif dengan
memanfaatkan keterampilan keaksaraan yang sudah mereka miliki.
d. Fungsional Hasil Belajar, yaitu hasil belajarnya dapat
meningkatkan pengetahuan, kemauan dan sikap positif dalam rangka meningkatkan mutu dan taraf warga belajar.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran keaksaraan fungsional disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang berbeda-beda pada setiap pelaksanaannya, tidak bersifat universal. Prinsip-prinsip tersebut meliputi konteks lokal, desain lokal,
proses partisipatif dan fungsionalisasi hasil belajar. Beberapa prinsip tersebut harus diterapkan pada pembelajaran keaksaraan fungsional
sehingga tujuan program yaitu meningkatkan dan mengembangan keterampilan membaca, menulis, berhitung dan berusaha mandiri dapat
tercapai.