Karakteristik Warga Belajar Kajian tentang Warga Belajar
47
sebagaimana orang dewasa dan melimpahkan hak-hak dan kewajibam mereka sebagai warga masyarakat dan warga negara.
b. Usia 16-20 tahun
Tahap usia nin menjadikan seseorang dapat mengalami kehidupan kepetualangan, kehidupan yang kraetif, idealistis, serta
sangat memperhatikan kepentingan bersama dalam masyarakat. c.
Usia 20-25 tahun Masa ini merupakan masa individu makin banyak terlibat dalam
kegiatan sosial yang saling berkaitan satu sama lain mengakibatkan individu menyadari diri sebagai warga mempengaruhi kelompoknya
dan pada gilirannya kelompok tersebut mempengaruhi dirinya. d.
Usia 25-40 tahun Priode ini merupakan periode konsolidasi peranan baik dalam
urusan pribadi maupun dalam urusan okupasional. Orang dewasa berusaha mengembangkan diri dalam profesinya dan juga dalam
lingkungan sekitarnya. e.
Usia 40-60 tahun Bagi beberapa orang perlu adanya konsolidasi kembali. Status
dan posisi, baik dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupa okupasional. Sedangkan bagi yang lainnya, periode ini merupakan
kesempatan untuk membaharui nilai dan sikap serta merevisi konsep diri.
48
f. Usia Pra-pensiun hingga pensiun
Selama priode ini berlangsung penurunan kumulatif dalam kemampuan seseorang sebagai akibat dari proses penuaan.
Aspek perkembangan kognitif pada orang dewasa berhubungan pada ciri-ciri belajar orang dewasa. Orang dewasa berbeda dengan anak-
anak, sehingga dalam proses pembelajaran harus memperhatikan ciri-ciri belajar orang dewasa. Menurut Soedomo 1989 dalam Suprijanto 2009:
44 memaparkan bahwa ciri-ciri belajar orang dewasa adalah: 1 memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntutan dan nilai-nilai,
2 memungkinkan terjadi komunikasi timbal balik, 3 suasana belajar yang
diharapkan adalah
menyenangkan dan
menantang, 4
mengutamakan peran peserta didik, 5 orang dewasa akan belajar jika pendapatnya dihormati, 6 bersifat unik, 7 perlu adanya saling percaya
antara pembimbing dan peserta didik, 8 mempunyai pendapat yang berbeda, 9 mempunyai kecerdasan yang beragam, 10 kemungkinan
terjadinya berbagai cara belajar, 11 orang dewasa ingin mengetahui kelebihan dan kekurangannya, 12 orieantasi belajar terpusat pada
kehidupan nyata dan 13 motivasi berasak dari diri sendiri. Hal tersebut hampir sama dengan pendapat Lunandi 1982 dalam
Suprijanto 2009: 45 tentang keadaan belajar orang dewasa secara psikologis: 1 belajar adalah suatu pengalaman yang diinginkan oleh
orang dewasa itu sendiri, 2 orang dewasa akan belajar jika bermanfaat bagi dirinya, 3 belajar bagi orang dewasa kadang-kadang merupakan
49
proses yang menyakitkan, 4 belajar bagi orang dewasa adalah hasil mengalami sesuatu, 5 proses belajar bagi orang dewasa adalah khas, 6
sumber bahan belajar terkaya bagi orang dewasa berada pada diri sendiri, 7 belajar adalah proses emosional dan intelektual, dan 8 belajar adalah
hasil kerjasama antar manusia. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aspek
perkembangan kedewasaan dapat dikelompokkan menurut kelompok usia. Aspek perkembangan kognitif orang dewasa berhubungan erat erat
dengan ciri-ciri belajar orang dewasa. Ciri-ciri belajar orang dewasa akan digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan dan menciptakan
suasana belajar yang kondusif bagi orang dewasa.