Langkah-langkah Menulis Uraian Materi
Kegiatan Pembelajaran 3
70
untung rugi, peranan, jenis, sebab-sebab, sejarah, fakta-faktadata- data.
d Dibatasi jumlahnya. Misalnya tidak semua masalah dibicarakan, tetapi yang penting-pentingnya saja.
e Ditegaskan atau ditentukan tujuan karangan: apakah ingin melukiskan sesuatu ataukah sesuatu; ataukah menceritakan sesuatu?
f Ditentukan sikap penulis terhadap topik dan pembaca. Sikap penulis terhadap topik akan mempengaruhi perumusan tesis. Misalnya, kita
akan mengarang tentang “air”. Sikap kita harus jelas. Kita akan berbicara sebagai ilmuwan, seniman, politikus, ataukah konsumen.
Sikap masing-masing berlainan.
1 Perumusan Tujuan Perumusan tujuan sebaiknya disusun dalam bentuk kalimat lengkap,
kalimat tunggal, atau kalimat majemuk bertingkat. Fungsi perumusan tujuan sama dengan fungsi kalimat utama dalam paragraf. Jadi, pada
waktu kita mengembangkan karangan kita harus selalu mengacu pada rumusan tujuan tersebut.
Contoh: Topik
: busana kerja Topik terbatas : desain untuk busana kerja
Rumusan tujuan : mendeskripsikan desain busana kerja yang baik untuk para pegawai kantor.
Dari rumusan tujuan di atas, kita memperoleh gambaran bahwa jenis teks yang harus dikembangkan oleh penulis bersifat deskriptif
laporan pengamatan
2 Pengumpulan Bahan Dari mana bahan-bahan itu diperoleh dan bagaimana cara
memperolehnya? Sumber bahan yang paling dekat dengan diri kita adalah pengalaman, penalaran, pendapat, keyakinan atau sikap kita.
Pengalaman ialah keseluruhan pengetahuan yang didapat melalui persepsi indrawi. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui
Bahasa Indonesia SMP KK E
71
pengamatan langsung, yaitu melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaanperabaan, dan pengecapan. Selain itu, bisa jadi
pengalaman diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui membaca.
Selain pengetahuan, sumber lain yang sangat penting untuk mendapatkan bahan penulisan terutama penulisan formal adalah
perpustakaan. Bahan-bahan itu dapat diperoleh melalui internet. Dengan membaca berbagai buku sumber, kita dapat memperoleh
berbagai informasi tentang pengetahuan dan dapat berpikir kritis tentang bahan yang diperlukan. Kita akan mencerna melalui kritik dan
interprestasi semua bahan itu dalam pikiran kita. Tidak semua bahan atau teori memiliki pendapat, sudut pandang yang sama satu sama
lain. Dengan adanya perbedaan itu, kita akan berpikir kritis mana yang dapat kita terima dan mana yang tidak.
3 Penyusunan Kerangka Sampurno, 2003: 18 menjelaskan bahwa kerangka tulisan adalah
rencana kerja penulis dalam mengembangkan gagasan sesuai dengan karakteristik dari tekstulisannya. Sebagaimana yang kita
maklumi bahwa setiap jenis teks memiliki struktur yang relatif berbeda- beda. Misalnya, struktur teks laporan berbeda dengan struktur teks
fabel.
Apapun pola ataupun strukturnya, kerangka tulisan merupakan pedoman dari penulis untuk mengembangkan karangan. Namun,
kerangka ini tidak perlu diperlakukan sebagai pedoman yang kaku. Pada waktu mengembangkan karangan bisa saja terjadi perubahan
kerangka kalau kita anggap ada yang perlu ditambah atau dikurangi. Perbaikan dilakukan kalau dianggap belum sempurna.
Kerangka tulisan yang disusun secara cermat akan sangat membantu penulis dalam berbagai hal:
a memandu kita dalam mengembangkan tulisan secara teratur sesuai dengan susunan pikiran dalam kerangka,
Kegiatan Pembelajaran 3
72
b mencegah kita ke luar dari sasaran yang telah ditentukan sesuai dengan topikjudul,
c mencegah kita mengulangi bahasan pada bagian-bagian sebelumnya,
d menyajikan pikiran-pikiran pokok yang dapat dirinci atau diperhalus,
e membantu kita dalam mengatur urutan pembicaraan, dan f menunjukkan kepada kita bahan-bahan penulisan yang
diperlukan dalam mengembangkan gagasan. 4 Pengembangan Tulisan
Tahap-tahap pengembangan tulisan dapat dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.
a Menyusun Paragraf Paragraf disebut juga karangan singkat, dengan satu ide pokok.
Ada berbagai cara mengembangkan paragraf. Antara lain, paragraf dapat dikembangkan dengan cara pola definisi, contoh
atau ilustrasi, urutan waktu atau kronologis, kausalitas, umum khusus, perbandingan. Dalam pengembangan tulisan, pararaf-
paragraf itu terbagi ke dalam bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Ketiga bagian paragraf itu harus disusun secara terpadu.
b Memanfaatkan bahasa Tulisan yang bagus memaparkan soal yang konkret dan spesifik.
Cara terbaik untuk menguraikan ide ke dalam sebuah paragraf, antara lain dengan menerapkan konsep “show-not-tell” atau
ilustrasikanlah dan bukan dengan sekadar mengatakan. Ubahlah pernyataan yang kering dan kabur menjadi paragraf
berisi ilustrasi memukau.
c Merefleksikan pengalaman dan perhatikan konteks Menulis adalah menemukan realitas, pengalaman, pemikiran,
kemudian merefleksikannya. Dalam dinamika reflektif, siapapun perlu berusaha memahami dan mengenal latar belakang setiap
Bahasa Indonesia SMP KK E
73
orang, peristiwa, atau tempat yang dihadapinya. Seorang penulis pun perlu mengenal konteks topik yang akan ditulisnya. Berusaha
mengerti keprihatinan, masalah, dan tantangan-tantangan yang dihadapi masyarakat. Dengan demikian penulis dapat
menentukan dengan tepat apa yang harus dan dapat dikembangkan mengenai sebuah masyarakat.
d Menimbang isi tulisan Selama proses menulis, ada baiknya tulisan dijaga agar tetap
tajam, berbobot dan berimbang. Tulisan tajam merupakan tulisan yang membahas persoalan tanpa berbelit-belit, ditulis dengan
sederhana, lugas, tidak menimbulkan multitafsir. Tulisan berbobot biasanya menimbulkan reaksi atau efek yang cukup signifikan,
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi siapapun yang membacanya, memiliki dampak perubahan dan diperhitungkan
oleh pihak-pihak yang dikenai tulisan. Tulisan berimbang haruslah memberi pencerahan dan berpihak pada kebaikan, bukan
sebaliknya.
e Terfokus dan menarik Batasi persoalan agar ide awal tulisan tidak melebar kemana-
mana. Buang yang tidak berkaitan, bahan atau data pendukung yang tidak terkait dengan gagasan. Selain itu, argumen-argumen
yang tidak mendukung tulisan sebaiknya juga tidak perlu dipakai. Tulisan dapat menarik dengan menggunakan kosakata yang
beragam. Memperkaya kosakata dengan jalan banyak membaca, kemudian memilih kosakata yang sederhana, mudah dipahami
siapa saja, tidak harus menggunakan kosakata yang tinggi dan rumit.
5 Tahap Revisi Setelah seluruh ide tertuang tuntas ke dalam tulisan, masih ada
beberapa tahap berikutnya yang perlu dilakukan, yakni sebagai berikut.
Kegiatan Pembelajaran 3
74
a Mengendapkan tulisan Penulis perlu mengendapkan hasil tulisan sesaat dengan tujuan
mengambil jarak terhadap tulisannya sendiri. Jarak antara penulis dan tulisannya akan memberikan ruang obyektif, penulis dapat
memosisikan dirinya sebagai pembaca.
b Mengoreksi ulang Mengoreksi bukanlah hal yang tabu dalam kegiatan tulis-menulis.
Pada saat penulis telah memosisikan dirinya sebagai pembaca, dia akan lebih bebas melihat kesalahan baik teknis maupun
nonteknis serta dapat melihat hal-hal yang perlu ditambah atau dikurangi dari tulisan tersebut. Kegiatan tersebut dinamakan
dengan editing.